Koster: IFS 2021 Bantu Menggeliatkan Ekonomi Bali - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

12/11/21

Koster: IFS 2021 Bantu Menggeliatkan Ekonomi Bali

 

Badung, dewatanews.com - Gubernur Bali, Wayan Koster menghadiri Indonesia Fintech Summit (IFS) 2021 yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Nusa Dua, Badung, Sabtu (11/12).
 
Acara IFS 2021 juga dihadiri oleh Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perdagangan RI, Muhammad Luthfi, Ketua Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Arsjad Rasyid.A.
 
Mengawali dibukanya IFS 2021, Presiden RI Ir. Joko Widodo yang sambutannya disampaikan oleh Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, financial technology atau fintech memiliki peran penting untuk mendukung bisnis pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mengingat, fintech mampu menjadi alternatif pembiayaan bagi sektor UMKM.
 
“Dalam situasi pandemi, teknologi digital menjadi pemenang. Dimana saat pandemi masyarakat tidak bisa keluar untuk bertransaksi, maka teknologi digital menjadi solusinya. Teknologi digital menjadi solusi saat dunia dihadapkan pada ketidakpastian seperti saat ini, satu sisi Kita menjadi tahu memiliki kelebihan yang bisa dikembangkan,” ungkap Sri Mulyani.
 
Selanjutnya, Presiden Jokowi menerangkan melalui fintech, para pengusaha kecil ini lebih mudah dalam mendapatkan pendanaan. Menyusul, ketentuan syarat maupun proses pencairan dana yang lebih efisien dan mudah. Maka dari itu, Jokowi berharap peran lebih Fintech untuk memperluas jangkauan pemberian dana bagi pelaku UMKM di berbagai wilayah Indonesia. Sehingga, diharapkan mampu mengembangkan bisnis UMKM domestik di tengah pandemi Covid-19.
 

"Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan teknologi digital harus diikuti dengan pengaturan dan pengawasan yang proper dan appropriate. Namun, tetap melindungi konsumen dan tidak mengerdilkan industri fintech itu sendiri. Fintech merupakan sumber alternatif, karena prosedurnya dianggap sangat singkat, sederhana, dan mudah," ucapnya.
 
Sementara itu, Gubernur Bali, Wayan Koster menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih atas dipilihnya Bali sebagai tuan rumah pelaksanaan IFS 2021, dan hal ini dapat membantu menggeliatkan perekonomian Bali berkat hadirnya para peserta yang mengisi hunian hotel, berkuliner di Bali, membeli produk khas kerajinan UMKM Bali dan sebagainya.
 
Gubernur Bali jebolan ITB ini juga menyampaikan apresiasi atas komitmen kuat, kebijakan dan arahan dari Presiden RI, yang mana penanganan pandemi Covid – 19 di Bali mulai memperlihatkan keberhasilan yang baik.  Ditandai dengan melandainya jumlah kasus harian, tingkat kesembuhan yang tinggi, kasus meninggal semakin menurun, dan jumlah kasus aktif juga menurun secara konsisten.
 
Pencapaian yang baik ini, menurut Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini juga sangat terkait dengan tingginya cakupan vaksinasi, yakni vaksinasi suntik ke-1 telah mencapai 101% dan suntik ke-2 sudah mencapai 90% dari target jumlah penduduk yang divaksinasi sebanyak 3,4 juta orang. Serta didukung tingginya antusiasme masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi.
 
Keberhasilan tersebut, kata mantan Anggota DPR-RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini merupakan hasil kerja bersama Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Bali, Kodam IX/Udayana, Polda Bali, Pemerintah Kota/Kabupaten, Desa, Kelurahan, dan Desa Adat, serta berbagai komponen masyarakat se-Bali. Pandemi Covid-19 telah berlangsung hampir dua tahun, memberi dampak negatif terhadap Kepariwisataan Bali, sehingga pada tahun 2020 perekonomian Bali mengalami kontraksi sangat dalam mencapai -9.34%,” ungkap Gubernur Koster.
 
Menjelang akhir tahun 2021, lebih lanjut orang nomor satu di Pemprov Bali ini menyatakan telah mulai ada indikasi pemulihan, ditandai peningkatan jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke Bali. Penerbangan mulai penuh, tingkat hunian hotel mulai meningkat, restoran mulai ramai, dan aktivitas ekonomi masyarakat mulai menggeliat. 

 

“Menyikapi peningkatan kunjungan wisatawan, masyarakat Bali tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan, di mana-mana terlihat kepatuhan masyarakat memakai masker. Sesuai arahan Bapak Presiden, Kami juga telah mengantisipasi munculnya varian baru Omicron dengan memperketat protokol kesehatan, terutama menyambut Hari Natal dan Tahun Baru 2022,” ujar Gubernur Bali.
 
Selain melihat dampak yang sangat luas dibidang kesehatan, sosial, dan ekonomi, Pandemi Covid-19 juga telah memberikan wawasan baru, pengetahuan baru, pendekatan baru, dan peluang baru dalam menata berbagai aspek kehidupan, terutama bagi Kami di Bali. Pandemi Covid-19 menjadi momentum yang benar-benar telah menyadarkan masyarakat Bali, bahwa perekonomian Bali yang didominasi satu sektor pariwisata, ternyata sangat rentan terhadap perubahan faktor eksternal, seperti gangguan keamanan, bencana alam, dan bencana non-alam. 

 

“Oleh karena itu, sudah saatnya perekonomian Bali ditata ulang guna menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali; kembali pada keorisinilan dan keunggulan sumber daya lokal yang meliputi Alam, Manusia, dan Kebudayaan Bali,” imbuhnya.
 
Menimbang keseluruhan aspek pengalaman pahit tersebut, Pemerintah Provinsi Bali dibawah kepemimpinan Gubernur Bali, Wayan Koster telah merumuskan konsep perekonomian Bali yang dikenal dengan sebutan Ekonomi Kerthi Bali, yakni ekonomi untuk mewujudkan Bali berdikari dalam bidang ekonomi, dibangun dan dikembangkan berdasarkan nilai-nilai filosofis Sad Kerthi dengan menerapkan 11 prinsip, yaitu: 1. Mensyukuri dan memuliakan kekayaan, keunikan, dan keunggulan sumber daya lokal Alam Bali beserta Isinya sebagai anugerah dari Hyang Pencipta; 2. Mengutamakan potensi sumber daya lokal Alam Bali beserta Isinya; 3. Dibangun/dikembangkan oleh Krama Bali secara inklusif, kreatif, dan inovatif;  4. Berbasis nilai-nilai tradisi, seni, budaya, dan kearifan lokal Bali; 5. Menjaga ekosistem Alam dan Budaya secara berkelanjutan; 6. Meningkatkan kapasitas perekonomian lokal Bali, berkualitas, bernilai tambah, dan berdaya saing; 7. Mengakomodasi penerapan/perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi digital; 8. Meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan Krama Bali secara sakala-niskala; 9. Dengan kekuatan spirit gotong-royong.; 10. Meningkatkan ketangguhan menghadapi dinamika perkembangan zaman secara lokal, nasional, dan global; 11. Menumbuhkan spirit jengah dan cinta/bangga sebagai Krama Bali.
 
Dengan tetap menerapkan 11 prinsip tersebut, perekonomian Bali di desain untuk mencapai kemajuan dengan memelihara keharmonisan terhadap alam, hijau atau ramah lingkungan, menjaga kearifan lokal, berkualitas, bernilai tambah, berdaya saing, tangguh, dan berkelanjutan. Adapun Ekonomi Kerthi Bali terdiri dari 6 pilar sektor unggulan, yaitu: 1) Pertanian dalam arti luas (organik); 2) Kelautan dan Perikanan; 3) Industri; 4) IKM, UMKM, dan Koperasi; 5) Ekonomi Kreatif dan Digital; serta 6) Pariwisata. “Sektor pariwisata dikembangkan berbasis budaya dan berorientasi kuat pada kualitas, diimbangi dengan keunggulan 5 (lima) sektor lain yang selama ini belum dikelola secara terarah dan optimal.  
 
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional RI, disebutkan Gubernur Koster bahwa telah menyusun dokumen Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali sebagai konsep transformasi perekonomian Bali: Hijau, Tangguh, dan Sejahtera, yang secara resmi telah diluncurkan oleh Bapak Presiden pada tanggal 3 Desember 2021 yang lalu di Kawasan Kura-Kura Bali. Program Transformasi Ekonomi Bali akan dilaksanaakan mulai tahun 2022, dirancang sebagai percontohan untuk diterapkan di daerah lain,” jelas Gubernur Bali dihadapan para peserta.
 
Jadi gelaran IFS 2021, sangat Saya dukung melalui pelaksanaan Transformasi Ekonomi Bali dengan Ekonomi Kerthi Bali, yang didalamnya mengandung unsur pengembangan sektor ekonomi kreatif dan digital. 

 

“Kami menilai Bali memiliki potensi yang sangat besar dalam digitalisasi sektor perekonomian, terutama pada sektor pariwisata, IKM, UMKM, koperasi dan sektor keuangan. Begitu pula Kami sampaikan terkait pengelolaan tata pemerintahan di Bali mayoritas sudah berbasis teknologi digital secara online, termasuk transaksi keuangan telah diberlakukan non tunai dengan memanfaatkan teknologi QRIS bersama BPD Bali. Oleh karena itulah, Kami menyambut baik kehadiran Indonesia Fintech Summit 2021,” jelas Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini seraya mengharapkan acara ini dapat menjadi ajang bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, regulator, pelaku dan penggiat teknologi financial untuk menghasilkan kesepakatan dan komitmen bersama. 

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com