Menguak Misteri "Gerbang Gaib" Pemakan Korban di Desa Selat, Buleleng - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

9/13/19

Menguak Misteri "Gerbang Gaib" Pemakan Korban di Desa Selat, Buleleng


Buleleng, Dewata News. Com - Banyaknya kejadian mistis atau diluar nalar manusia yang terjadi di wilayah Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Buleleng membuat penekun spiritual yang tergabung dalam "Taksu Poleng" melakukan sebuah ekspedisi atau penelusuran ke lokasi dimaksud. Beberapa kejadian kecelakaan di Jalur Tengkorak yang lokasinya berada di sebelah selatan Desa Selat ini mengakibatkan korban meninggal dunia. 

Seperti halnya pada 25 Desember 2018 bahkan turis India mengendarai motor sekeluarga tewas setelah mengalami kecelakaan masuk kedalam kejurang sedalam 16 meter serta beberapa kecelakaan lainnya. Selain faktor human eror, faktor niskala juga ikut andil dalam kejadian-kejadian tersebut. Untuk itulah tim Taksu Poleng mengungkap tabir dari sisi mistis terkait kejadian kecelakaan yang kerap terjadi di tikungan ini pada Selasa (3/9) malam.

Seperti dalam video penelusuran yang diunggah dalam channel youtube-nya "Taksu Poleng", Putu Agus Panca Saputra atau yang biasa disapa Jro Panca tokoh spiritual yang melakukan ekspedisi ini mengatakan jika selain jalan yang memang curam, Ia meyakini adanya pengaruh "Niskala" yang ikut bertanggungjawab atas kejadian-kejadian yang terjadi selama ini diwilayah Desa Selat khususnya di Jalur Tengkorak tersebut.

Hal ini juga dibenarkan oleh salah seorang warga Ketut Sukapada yang diajak penelusuran menceritakan jika banyaknya kecelakaan terjadi setahun terakhir ini pasca jalan telah diperbaiki.

"Ini adalah jalan alternatif yang menghubungkan Desa Tamblingan dengan Desa Selat atau menuju wilayah Lovina. Jalan ini dulu dibuat oleh masyarakat dan ABRI secara bergotongroyong. Setelah diperbaiki, setahun terakhir ini justru banyak terjadi kecelakaan dan memakan korban meninggal dunia," ungkapnya.


Sementara itu, Jro Panca mengatakan jika sepanjang jalan yang ditelusuri cukup angker. Meski demikian, Ia tidak mau menuduh jika hal ini yang mengakibatkan banyaknya kecelakaan berujung meninggal dunia terjadi sehingga Ia mengatakan perlu penelusuran atau pembuktian lebih lanjut.

"Tempat ini lumayan angker, jalur ini lalulalang bangsa nis (niskala-red. Kami tidak menuduh itu penyebabnya tapi akan kami telusuri, apakah itu penyebabnya atau ada penyebab yang lain," ujar Jro Panca.

Ia pun menceritakan jika dilokasi ini terdapat sosok harimau dan ular besar. Saat penelusuran, tim menjumpai 2 (dua) pohon besar yang menurut Jro Panca jika dilihat secara niskala merupakan "Pintu Gerbang" menuju Pura Sipek Laba (situs air terjun desa setempat).

"Keduanya pohon ini seperti sebuah Gapura di alam niskala yang tembusnya ke Pura Sipek Laba. Disini terdapat ular besar. Ular yang bersemedi ratusan tahun dia mendapatkan penganugrahan berupa setengah wujud manusia setengah ular. Dari pusar kebawah itu ular, dan pusar keatas berupa badan manusia perempuan. Sebenarnya tidak jahat tapi jahil karena mungkin kita tidak permisi saat melewati jalur ini," jelas Jro Panca.

Selanjutnya tim menuju lokasi atau titik yang paling sering terjadi kecelakaan. Dalam penelusurannya, Jro Panca mengatakan jika secara niskala di lokasi tersebut terdapat sungai atau Ulun Pangkung.

"Kalau kepercayaan kita itu Ulun Pangkung sangat sakral dan kramat," tegasnya.

Terkait dengan kecelakaan yang memakan korban jiwa, Jro Panca mengatakan jika dilokasi merupakan terdapat Ancangan Macan dan Due.

"Jadi kalau Due ini yang lewat, bukan dia yang mendorong. Tapi energinya yang membuat kita terhempas, dalam jarak 50 meter kita seperti terhempas. Ada energi yang menghempaskan. Agar kita tidak menemui energi ini, kita harus ingat sembahyang saat mau keluar, atau jalan" terangnya.


Seperti biasa tim Taksu Poleng yang dipimpin Jro Panca kemudian melakukan persembahyangan menggunakan beberapa sarana sesajen untuk menetralisir hal negatif yang ada di lokasi. Tak lupa, Jro Panca juga memvisualisasikan penglihatan niskala nya kedalam goresan gambar diatas kanvas. Terdapat 3 (tiga) sosok yang berhasil digambar oleh Jro Panca yakni Macan Gading, Ular yang energinya positif. Sementara sosok satu lagi berupa sosok negatif atau mahluk astral yang selama ini mengganggu masyarakat yang melintas dijalur tersebut.

Jro Panca kembali menagaskan jika penyebab terjadinya kecelakaan selama ini karena human eror dan ada beberapa faktor niskala. Untuk itu, Jro Panca menghimbau masyarakat agar selalu berdoa (sembahyang-red) setiap melakukan kegiatan atau aktivitas dan apabila melewati jalur yang baru agar selalu memohon ijin atau permisi. Penelusuran diakhiri dengan melarung atau peleburan sajen sarana persembahyangan yang dilakukan sebelumnya dengan harapan aura negatif tidak lagi ada di lokasi tikungan maut Desa Selat. (DN - NgR)

Video Penelusuran oleh Tim Taksu Poleng Bisa Tonton di Video Berikut :



No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com