Program KB Bali Jaga Kearifan Lokal Agar Tetap Adi Luung - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

6/27/19

Program KB Bali Jaga Kearifan Lokal Agar Tetap Adi Luung


Denpasar, Dewata News. Com - Ketua Yayasana Jagathita Universitas Ngurah Rai (UNR) Denpasar, Drs. Anak Agung Gede Raka, M.Si mengatakan bahwa sebagai insan pendidikan juga harus tetap bisa menjaga nilai, norma dan sejarah budaya agar tetap adi luung. 

"Begitupula dalam proses tatanan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita terdahulu terkait Keluarga Besar (KB), krama Bali boleh melahirkan lebih dari 2 anak yakni 4 anak yang diawali dari nama anak tertua Wayan kemudian dilanjutkan dengan Made, Nyoman dan paling kecil adalah Ketut," ujarnya, Kamis (27/6).

Dikatakan, bisa melahirkan 4 anak yang bisa disesuikan dengan warisan budaya nenek moyang terdahulu untuk di zaman milinial seperti sekarang ini. Paling tidak bisa tetap menjaga kearifan lokal budaya tersebut agar tidak punah ditelan zaman. 

"Walau nama anak-anak yang lahir sekarang tidak lagi menggunakan nama yang dipakai orang tua zaman dulu. Jika kita tetap bisa menjaga kearifan lokal budaya Bali yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita terdahulu, maka pertumbuhan penduduk Bali akan tetap bertambah. Bukan sebaliknya pertumbuhan penduduk Bali semakin berkurang digerus zaman," terangnya.

Lanjut A.A Gede Raka, kebijakan yang dikelurkan oleh Gubernur Bali Wayan Koster untuk terus bisa menumbuhkembangkan jumlah penduduk krama Bali lewat program KB 4 anak, pastinya patut kita dukung. 

"Apalagi hal tersebut sudah masuk dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Bali nomor 1545 tahun 2019 tentang sosialisasi program KB krama Bali yakni melahirkan anak boleh lebih dari 2. Jika kita mampu melaksanakan program tersebut tentu jumlah penduduk Bali tidak akan berkurang. Bahkan kearifan lokal krama Bali akan tetap terjaga nantinya," ucapnya.

Dijelaskan, pemerintah Bali dalam mensosialisasikan program KB yakni boleh melahirkan lebih dari 2 anak mustinya diimbangi dengan biaya kelahiran murah atau gratis. 

"Karena masyarakat krama Bali di zaman sekarang untuk bisa menanggung kebutuhan hidup ekonomi saja masih beban. Belum lagi biaya mengurus anak setelah lahir hingga usianya dewasa. Ini yang musti dicarikan solusinya agar krama Bali nantinya tidak menjadi tekanan dalam menjalani kelangsungan hidup kedepanya," jelasnya.

A.A Gede Raka menambahkan program KB yang baru ini tentu bermanfaat sekali dalam menjaga kearifan lokal Bali agar tetap terjaga seutuhnya, dan tidak tergerus ditelan zaman. 

"Pemerintah Bali juga musti melihat sisi lain di balik program tersebut seperti mampu menggratiskan biaya melahirkan. Karena beban hidup sekarang diraskan semuanya serba mahal. Itu yang masih dirasakan oleh masyarakat terutamanya masyarakat krama Bali," tambahnya. (DN - Bdi)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com