Buleleng, Dewata News. Com - Selaku Ketua DPRD Kabupaten Buleleng, Gede Supriatna, SH memberikan apresiasi penuh diselenggarakan peringatan Hari Lahir Bung Karno dan Pancasila oleh Panitia Temu Kangen Aktivis Marhaenis di Singaraja.
Ketika menghadiri Peringatan Hari Lahir Bung Karno, 06 Juni 1901 di rumah kediaman almarhum Ketut Wijana yang lebih dikenal dengan sapaan Pak Item, Jalan A.Yani 107 Singaraja, Kamis (06/06) malam, Gede Supriatna mengaku sebagai penerus cita-cita perjuangan nasionalis Bung Karno melalui PDI Perjuangan dibawah kepemimpinan Ibu Megawati Soekarnoputri, masih harus belajar dari para sepuh nasionalis yang ada di Buleleng khususnya.
"Kami sengaja mengajak para mahasiswa agar mengetahui, bahwa tempat penyelenggaraan Peringatan Hari Lahir Bung Karno ini adalah rumah perjuangan, karena Pak Item selain sebagai pejuang Kemerdekaan RI, juga tokoh PNi sebelum tumbuh dan berkembang menjadi PDI Perjuangan", kata Supriatna.
Sebagai penerus perjuangan bangsa, Ketua Dewan Buleleng Supriatna menyampaikan rasa syukurnya dengan kepemimpinan Presiden Joko Widodo mengeluarkan Kepres penetapan tanggal 01 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Kemudian Mendagri meminta kepada seluruh kepala daerah, baik gubernur, walikota/bupati agar melaksanakan Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila, 01 Juni 2019 lalu.
Bahkan, Gubernur Bali Wayan Koster juga menetapkan bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno yang dimulai dari Panggung Terbuka Art Center. Sementara secara khusus juga, lanjut Supriatna, Gubernur Koster melaksanakan Peringatan Hari Lahir Bung Karno di rumah jabatan malam ini juga.
"Saya yang juga mendapat undangan, lebih berat hadir disini bersama-sama para sepuh Marhaenis Buleleng", imbuhnya.
Selaku Sekretaris DPC PDI Perjuangan Buleleng, Supriatna mengaku, bahwa memperingati Bulan Bung Karno telah beberapa kali diselenggarakan dengan berbagai kegiatan. Syukur di era Presiden Jokowi, pemerintah selain memperingati Hari Lahir Pancasila juga Hari Lahir Bung Karno.
Sebagai inisiatif gelaran Peringatan Hari Lahir Bung Karno yang dimulai sore hingga malam itu, yakni Putu Wijanaya, putra pertama Pak Item melalui Panitia Temu Kangen yang terselenggara dalam suasana kekeluargaan.
Mengawali acara Peringatan Hari Lahir Bung Karno dengan mengheningkan cipta dipimpin Putu Wijanaya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Temu Kangen Aktivis Marhaenis, Made Hardika menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan support terselenggaranya kegiatan ini.
Sementara seniman sastra nasional Made Tirthayasa menilai, kegiatan yang dilakukan Panitia Temu Kangen Aktivis Marhaenis memperingati Hari Lahir Pancasila dan Bung Karno merupakan Gerakan Indonesia Bermartabat yang dituangkan melalui bait-bait puisi, sekaligus digemakan menutup acara kegiatan malam itu.
Selain Gede Supriatna yang Ketua DPRD Kabupaten Buleleng, juga tampak hadir Nyoman Sudarmaja yang mantan Ketua DPRD Buleleng, dr. Ketut Putra Sedana Caput yang Ketua BMI Buleleng dan sejumlah aktivis Marhaenis di Buleleng, seperti istri almarhum Ngurah Datraja, Ketut Meneng yang mantan Anggota DPRD Buleleng era PDI Suryadi. (DN - TiR).--
Ketika menghadiri Peringatan Hari Lahir Bung Karno, 06 Juni 1901 di rumah kediaman almarhum Ketut Wijana yang lebih dikenal dengan sapaan Pak Item, Jalan A.Yani 107 Singaraja, Kamis (06/06) malam, Gede Supriatna mengaku sebagai penerus cita-cita perjuangan nasionalis Bung Karno melalui PDI Perjuangan dibawah kepemimpinan Ibu Megawati Soekarnoputri, masih harus belajar dari para sepuh nasionalis yang ada di Buleleng khususnya.
"Kami sengaja mengajak para mahasiswa agar mengetahui, bahwa tempat penyelenggaraan Peringatan Hari Lahir Bung Karno ini adalah rumah perjuangan, karena Pak Item selain sebagai pejuang Kemerdekaan RI, juga tokoh PNi sebelum tumbuh dan berkembang menjadi PDI Perjuangan", kata Supriatna.
Sebagai penerus perjuangan bangsa, Ketua Dewan Buleleng Supriatna menyampaikan rasa syukurnya dengan kepemimpinan Presiden Joko Widodo mengeluarkan Kepres penetapan tanggal 01 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Kemudian Mendagri meminta kepada seluruh kepala daerah, baik gubernur, walikota/bupati agar melaksanakan Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila, 01 Juni 2019 lalu.
Bahkan, Gubernur Bali Wayan Koster juga menetapkan bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno yang dimulai dari Panggung Terbuka Art Center. Sementara secara khusus juga, lanjut Supriatna, Gubernur Koster melaksanakan Peringatan Hari Lahir Bung Karno di rumah jabatan malam ini juga.
"Saya yang juga mendapat undangan, lebih berat hadir disini bersama-sama para sepuh Marhaenis Buleleng", imbuhnya.
Selaku Sekretaris DPC PDI Perjuangan Buleleng, Supriatna mengaku, bahwa memperingati Bulan Bung Karno telah beberapa kali diselenggarakan dengan berbagai kegiatan. Syukur di era Presiden Jokowi, pemerintah selain memperingati Hari Lahir Pancasila juga Hari Lahir Bung Karno.
Sebagai inisiatif gelaran Peringatan Hari Lahir Bung Karno yang dimulai sore hingga malam itu, yakni Putu Wijanaya, putra pertama Pak Item melalui Panitia Temu Kangen yang terselenggara dalam suasana kekeluargaan.
Mengawali acara Peringatan Hari Lahir Bung Karno dengan mengheningkan cipta dipimpin Putu Wijanaya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Temu Kangen Aktivis Marhaenis, Made Hardika menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan support terselenggaranya kegiatan ini.
Sementara seniman sastra nasional Made Tirthayasa menilai, kegiatan yang dilakukan Panitia Temu Kangen Aktivis Marhaenis memperingati Hari Lahir Pancasila dan Bung Karno merupakan Gerakan Indonesia Bermartabat yang dituangkan melalui bait-bait puisi, sekaligus digemakan menutup acara kegiatan malam itu.
Selain Gede Supriatna yang Ketua DPRD Kabupaten Buleleng, juga tampak hadir Nyoman Sudarmaja yang mantan Ketua DPRD Buleleng, dr. Ketut Putra Sedana Caput yang Ketua BMI Buleleng dan sejumlah aktivis Marhaenis di Buleleng, seperti istri almarhum Ngurah Datraja, Ketut Meneng yang mantan Anggota DPRD Buleleng era PDI Suryadi. (DN - TiR).--
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com