Kota ”Tua” Singaraja - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

3/24/19

Kota ”Tua” Singaraja


Singaraja merupakan Ibukota dari Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali, merupakan kota yang sudah ada sejak jaman pendudukan zaman Belanda. Menurut catatan sejarah, Kota Singaraja dulunya merupakan ibukota Provinsi Bali, sebelum kota Denpasar. Bahkan, tempo doeloe menjadi Ibukota Sunda Kecil. Selain itu, juga menjadi Markas Kowilhan V / Nusa Tenggara.

Singaraja yang telah ada sejak zaman dahulu, ini bisa terlihat dari banyaknya peninggalan gedung-gedung beraksitektur gaya Belanda dan bangunan peninggalan Zaman Belanda.

Tanggal 30 Maret 2019, warga kota khususnya dan Buleleng umumnya memperingati HUT ke-415 Kota ”Tua” Singaraja.

Mengacu dari kesejarahan, di Kota Singaraja ada beberapa Tugu dan Monumen
Bali Utara, tentu tidak bisa dipisahkan dengan Kota Singaraja, kota yang kental dengan nuansa sejarah ini sangat menarik dikunjungi bagi yang suka wisata sejarah dan tempat yang tenang. Jika sempat jalan-jalan seputar Singaraja, terlihat beberapa Tugu Sejarah yang terdapat di bagian sudut jalan kota. Tugu-Tugu bersejarah itu antara lain seperti :

Tugu Singa Ambara Raja
Memasuki Kota Singaraja dari arah Gitgit,  setelah Pasar Buleleng akan melewati sebuah patung di tengah-tengah jalan, dikelilingi oleh kolam kecil yang berisi patung kecil lainnya, tepatnya di depan Kantor Bupati Kabupaten Buleleng. Tugu Singa ambara Raja ini juga merupakan lambang dari Kabupaten Buleleng.

Tugu I Gusti Anglurah Panji Sakti
Tugu ini terletak  berseberangan dengan pasar buleleng, juga dekat dengan Gedong Kertya, tidak jauh dari tugu Singa Ambara Raja, sekitar 800 meter. Di sekitar tugu ini tampak  taman kecil yang  asri, bersebelahan dengan  patung I Gusti Anglurah Panji Sakti naika kuda, juga ada patung  seekor gajah di depannya, tugu ini melambangkan semangat perjuangan  I Gusti Anglurah Panji Sakti melawan penjajahan yang ada di Singaraja.

Tugu Catur Muka / Catus Pata
Tepat didepan  tugu I Gusti Anglurah Panji Sakti naik kuda,  di kawasan seputaran ini juga terdapat tugu Catur Muka / Catus Pata yang tepat letaknya ditengah perempatan jalan.

Tugu Bima- Naga Baruna
Tugu ini terletak di pertigaan jalan Udayana dan Jalan Sudirman Singaraja, letaknya tepat di tengah-tengah pertigaan,  Tugu ini mengisahkan tentang  kesatria  pewayangan Bima dengan gagah berani  melawan Naga Baruna yang  dalam pertempuran itu pada akhirnya dimenangkan oleh Bima.

Tugu Yuda Mandala Tama di Pelabuhan
Diatas Tugu terdapat sosok pejuang  merah putih yang memegang bambu runcing yang diikati dengan bendera merah putih, melambangkan simbol  perjuangan rakyat Bali melawan penjajah yang berlabuh di Pelabuhan Buleleng.

Tugu Sampi Gerumbungan
Meluncur ke arah barat kota Singaraja, tepatnya di depan Pasar Banyuasri, terdapat Patung Sampi Gerumbungan yang menunjukkan 2 orang yang berlomba Sampi Gerukbungan. Hal melambangkan rasa semangat juang, budaya dan juga mengingatkan kita akan pentingnya peran serta sapi  dalam kehidupan di Bali. Atraksi Sampi Gerumbungan yang hingga saat ini tetap lestari tak ada duanya di dunia.\

Tugu Hanoman-Shinta
Tugu ini  mengisahkan  kepatuhan Hanoman yang diutus Rama untuk menjenguk Shinta di Negeri Alengka. Seperti dalam kisah diceritakan Hanoman membawa cincin yang diberi Rama sebagai pertanda, bahwa ia utusan Sang Rama.

Tugu Tri Yudha Sakti
Monumen Perjuangan Tri Yudha Sakti melambang sinbol perjuangan masyarakat Buleleng melawan penjajahan,  nampak terlihat sosok tiga pejuang asal Buleleng yang berdiri tegap dan kokoh  yaitu Letkol Wisnu, Mayor Metra dan Kapten Muka. Di monumen tersebut juga terdapat diorama yang menjelaskan perjalanan perjuangan masyarakat Buleleng sejak jaman Panji Sakti hingga pertempuran dengan Belanda dan Jepang.

Selain itu, di sejumlah titik lokasi perjuangan rakyat Buleleng juga didirikan Tugu dan Monumen, seperti di Kilometer 17 Gitgit, dan di beberapa desa lainnya. ~ Made Tirthayasa ~

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com