Tradisi Nyacen, Persembahan Aneka Hasil Panen ke Leluhur di Banjar Patas, Desa Taro, Tegallalang - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

2/12/19

Tradisi Nyacen, Persembahan Aneka Hasil Panen ke Leluhur di Banjar Patas, Desa Taro, Tegallalang


Gianyar, Dewata News. Com - Banten tegenan ini di buat dari berbagai hasil panen, yang dipersembahkan warga Banjar Patas, Desa Taro, Tegallalang, Gianyar setiap satu tahun sekali di Tradisi Nyacen.

Seperti namanya Banten Tegenan dibuat berpasangan dan khusus dibawa warga laki-laki dengan cara dipikul.
Dibanten inipula seluruh hasil panen seperti buah-buahan , Jeruk, Salak, Nenas, Pisang dan aneka buah lainnya dirangkai menjadi satu dengan berbagai jenis jajan, seperti jaja gina berbahan Beras Ketan, Jajan Kiping, Jajan Penyon dan lainnya.

Bahkan dalam Banten Tegenan ini disertakan berbagai jenis olahan daging, seperti sate, ayam panggang, hingga sosis babi juga menghiasi rangkaian banten ini.
Namun yang tak kalah pentingnya setiap rangkaian banten selalu harus disertakan, base atau daun sirih yang gulung terbungkus daun,  biasanya diletakkan di antara rangkaian Banten Tegenan.

Ini sebagai bentuk syukur dan persembahan warga kepada leluhur atas hasil panen yang diberikan selama kurun waktu satu tahun masyarakat yang mayoritas menjadi petani dan masih menggarap lahannya dengan baik.

Berharap pula dengan persembahan ini, akan mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat dijadikan sumber kehidupan warga sehari-hari. I Ketut Wija penyarikan Desa Pakraman Patas, setiap tahun tradisi ini selalu di gelar warga dan diikuti oleh seluruh warga adat.


Bahkan dalam perkembangannya, sebelumnya dalam satu pekarangan dibuat hanya satu Banten Tegenan , kini dalam satu pekarangan bniosa membuat lebih dari satu.

Ini karena jumlah keluarga yang terus bertambah dan  semuanya ingin mendapat kesempatan mempersembahkan secara langsung kepada leluhurnya, “ ini dibuat oleh seluruh warga dan biasanya di persembahkan setiap setahun sekali”, ungkapnya.

Sementara itu , untuk warga laki-laki menghaturkan Banten Tegenan, bagi warga perempuan persembahan dengan makna yang sama juga dibuat menjadi banten suhunan yang dibawa dengan cara dijinjing.

Isinyapun sama, berisi aneka hasil panen wargam hanya saja rangkaian bantren ini sedikit berbeda dengan banten biasanya yang berisikan tamiang kolem yang juga diserta bungkusan daun sirih yang digulung (base gulung). 

Namun menurut I Ketut Wija, semua jenis banten ini wajib menyertakan, emping, beras hitam, beras ketan, jajan uli abug, kain dan uang kepeng dengan dua ratus kepeng,” ya semua ini wajib disertakan oleh semua warga untuk membuat banten tegenan di puja upacra nyacen, imbuhnya. (DN - CiN)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com