Nyujukang Penjor, Sambut Puja Wali Ngepitu " Nadi" Di Desa Pakraman Patas, Gianyar - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

10/21/18

Nyujukang Penjor, Sambut Puja Wali Ngepitu " Nadi" Di Desa Pakraman Patas, Gianyar


Gianyar, Dewata News. Com - Pada 24  hingga 27 Oktober mendatang, warga Desa Pakraman Patas, Desa Taro, Tegallalang, Gianyar, akan menggelar puja wali Ngepitu.

Merupakan upacara yang digelar  rutin setiap datang Purnama sasih kelima di Pura Puseh Bale Agung Desa pakraman setempat, sebagai upacara yang terkait dengan tanaman padi milik warga.

Untuk puja wali / upacara tahun inipun menjadi berbeda ketika datangnya waktu upacara bertepatan  dengan bulan purnama dan tanaman padi milik warga telah memasuki masa hamil, disebutnya dengan puja wali ngepitu "nadi".

Perbedaan ini, karena pelaksanaan puja wali ngepitu juga ada yang disebut "elantasan" atau hanya digelar sehari jika bertepan dengan upacara ini, umur padi warga belum memasuki masa hamil, dan atau tidak bertepatan dengan bulan purnama.

Sedangkan untuk menyambut upacara inipun, pada minggu (21/10), warga menggelar upacara mekale hyang, sebagai bentuk pembersihan seluruh komponen yang terkait dengan upacara mendatang.

Diawali dengan nyujukang penjor pada pada sabtu malam,  dipenjor setinggi kurang lebih sepuluh meter ini, tradisi "mekincang-kincung", oleh kelompok pemuda akan digelar saat puncak puja wali mendatang.


I Ketut Wija, Penyarikan Desa Pakraman Patas, puja wali ini dilaksakan oleh seluruh warga diawali dengan pembuatan prasarana upacara," seluruh warga ikut terlibat dalam upacara ngepitu nadi tahun ini", ungkapnya.

Kelompok pemuda akan berlomba untuk naik penjor dan pada putaran tertentu, harus mencapai puncaknya untuk mendapatkan sesajen yamg disebut sampian, sebagai lambang kesejahteraan.

Sampian inipula yang nantinya akan kembali disertakan dalam ritual memutar mengelilingi penjor yang dibawa oleh pemangku pura setempat diikuti prajuru adat dan pemuda desa.

Sebelumnya secara bergotong royong seluruh komponen masyarakat adat setempat, ikut dalam kegiatan menghias, seluruh bagian pura menggunakan ambu atau daun enau muda serta pemasangan umbul-umbul, kober hingga kain di masing-masing pelinggih pura setempat. (DN - CiN)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com