Melejit dari Lapas, Melejit dari Lapas, Napa’s Band Hebohkan Medsos - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

10/29/18

Melejit dari Lapas, Melejit dari Lapas, Napa’s Band Hebohkan Medsos


Buleleng, Dewata News. Com - Dunia jagad maya (dumay) social media facebook, twitter dan instagram dihebohkan kehadiran Napa’s Band yang baru saja menyelesaikansyuting video clip untuk persiapan lounching album pertama melejit dari dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II.B Singaraja.

Semangat Sumpah Pemuda, memicu inspirasi pemuda sebagai pilar bangsa dalam menyalurkan bakat dan minat untuk berkreativitas. Sepertinya tempat bukan halangan mewujudkan impian dalam visi misi yang sama, sehingga lima warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-B Singaraja berhasil membentuk Napa’s Band.

Lima orang narapidana (napi) menamakan Napa’s  Band yang artinya Napi Anak Singaraja, seperti dipaparkan Bobby Yudana saat mengawali perbincangan di studio music Lapas Kelas II.B Singaraja, Senin (29/10) siang.

”Ini pembentukan manajemen dulu. Kebetulan Kepala Lapas, Pak Rismanto sangat mendukung dan memberikan apresiasi penuh terhadap pembentukan Napa’s Band ini”, kata manajer Napa’s Band Bobby Yudana.

Kepala Lapas Kelas II.B Singaraja Rismanto ketika ditemui Dewatanews.com di ruang kerjanya memberikan apresiasi terhadap warga binaan yang telah dilakukan dan diperjuangkan. Bahwa memang, secara konsep Lapas berkewajiban mempersiapkan mereka melalui pembinaan, baik pembinaan kepribadian maupun pembinaan kemandirian untuk nantinya mereka kembali ketengah-tengah masyarakat.

Didampingi Kabid Pembinaan Ketut Sukendra, mantan Kepala Lapas Sukabumi yang belum seumur jagung ini menilai, bahwa seni salah satu pembinaan yang sifatnya kemandirian, karena ada life skill.

 ”Seni bisa menghaluskan seseorang dan bisa membuat sebagai mata pencaharian, sehingga pada saatnya nanti, setelah selesai menjalani masa hukuman bisa bersaing dengan musisi lain. Syukur-syukur bisa menjadi berkembang dan menjadi icon music kita, sehingga nanti bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat”, kata Risman. 
Selaku Kalapas Singaraja, Risman tak menampik, bahwa sarana dan prasarana musisi warga binaan ini mendapatkan bantuan pihak ketiga yang peduli dengan bakat dan minat mereka.

Kenapa Napa’s Band?
Bobby Yudana yang mantan pekerja ulet di kapal pesria ini menuturkan, bahwa secara tak disengaja sebagai napi bertemu di dalam Lapas yang sama-sama berasal dari Singaraja, Ibukota Bumi Den Bukit.

Kendati memang, berada di dalam “tembok besar” bukan menjadi impian tapi itulah jalan kehidupan yang dialami dari berbagai kasus, seperti salah satunya narkoba.

Dari suasana tekanan batin dalam kungkungan area terbatas menjadikan pikiran stress dan depresi akan kelanjutan hidup di masa depan.

Namun, terinspirasi juga dengan judul lagu ”Jangan Menyerah”, menyemangati untuk tidak menyerah. Terlebih pada dasarnya punya darah seni yang patut disalurkan untuk mengatasi susah hidup dalam penjara.

”Pada dasarnya,personil Napa’s Band punya darah seni music ketika masih berada di luar tembok besar ini”, ujar Bobb Yudana sembari mengepulkan asap rokok Virginia saat berada di Studio Music Napa’s Band.

Napa’s Band terdiri dari 5 orang napi, seperti Kamarudin alias Ayoen pegang Bass guitar, Putu Mariama alias Bodo si tukang gebug drummer dan Bendera pada Rythem serta yang pegang melodi, Iwan Pratama. Sementara Putu Suciawan adalah vokalis Napa’s Band.

Adalah Putu Suciawan, kata sang manajer Napa’s Band, Bobb Yudana, adalah seorang napi yang sempat kabur ketika berada di Lapas Gianyar, beberapa waktu lalu. Namun, disini (Lapas Singaraja) Suciawan berubah total dan benar-benar mengisi hari-harinya dengan kegiatan positif, sebagai warga binaan.

”Selain vokalis, Putu Suciawan mesin penggerak, sekaligus roh dari Napa’s Band yang telah menciptakan sepuluh lagu”, kata Bobby Yudana.

Ditanya album lagu yang akan di lounching, Putu Suciawan menambahkan, bahwa pembuatan lagu dan video clip dari Napa’s Band menggambarkan keberadaanya di Lapas yang menurut bayangan kalangan masyarakat menyeramkan dan penuh kekerasan. 

”Kami membalikkan kesan itu semua dengan menghasilkan karya seni yang menurut hemat kami adalah suatu hal fantatic. Kami memang sebelumnya di-vonis bersalah oleh Negara yang akan tetap berkarya”, kata personel Napa’s Band ini.

Putu Suciawan menambahkan, bahwa sedari awal Napa’s Band dibentuk tidak ada dalam pikiran untuk mencari keuntungan. ”Jadi, selain menyalurkan minat dan bakat hobi, kami tetap berkarya meski terbelenggu rasa rindu terhadap keluarga”, imbuh sang vokalis.

Selaku manajer Napa’s Band, Bobby Yudana mengatakan, bahwa untuk menggerakkan dan menggairahkan warga binaan pemasyarakatan untuk berkarya. Meskipun di balik terali besi dengan kondisi terbatas, kreativitas tetap tanpa batas dengan penuh semangat. ~ Made Tirthayasa ~

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com