Angka Kematian Ibu Melahirkan Turun di RSUD Buleleng - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

8/16/18

Angka Kematian Ibu Melahirkan Turun di RSUD Buleleng


Buleleng, Dewata News. Com — Angka kematian ibu melahirkan masih menjadi fokus pemerintah untuk diturunkan, dengan berbagai upaya telah diambil untuk mendukung penurunan angka kematian ibu melahirkan. Alhasil, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng, mencatat angka kematian ibu melahirkan cenderung turun dari tahun 2016.

Penurunan angka tersebut diakui Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng, dr. Gede Wiartana, M.Kes saat ditemui usai penilaian Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (GRSSIB) di Aula Wijaya Kusuma RSUD Buleleng, Rabu (15/08).

Pria yang akrab disapa Dokter Awi ini menjelaskan, ada kecenderungan menurunnya angka kematian ibu melahirkan di RSUD Buleleng. Sembari menunjuk data, dr.Awi menyebut pada tahun 2016 ada 10 orang ibu melahirkan meninggal. Untuk tahun 2017 sebanyak tujuh orang dan tahun 2018 sampai dengan bulan Agustus sebanyak empat orang. 

”Ini menunjukkan kualitas pelayanan di RSUD Buleleng semakin meningkat dan akan terus ditingkatkan. Sebagai bukti, angka kematian ibu melahirkan yang tercatat disini jumlahnya cenderung menurun,” jelasnya.

Menurut dr.Awi, faktor angka kematian ibu melahirkan tidak hanya dipengaruhi dari pelayanan kesehatan di rumah sakit. Selain itu, dipengaruhi oleh kondisi ibu hamil, ketaatan kontrol ibu hamil dan kontrolnya tidak berkala. Sehingga jika ada kelainan-kelainan saat kehamilan seperti hipertensi ataupun kehamilan kembar dan penyulit-penyulit kelahiran tidak terdeteksi kalau kontrolnya tidak berkala. ”Disamping itu ada juga sistem rujukan yang belum optimal,” ujar Dokter Awi.

Dokter Awi juga mengungkapkan, untuk menghadapi penilaian GRSSIB ini, pihaknya sudah membentuk tim yang terdiri dari beberapa kelompok kerja (pokja). Mengoptimalkan aktivitas di rumah sakit, seperti di poliklinik, bidan, tempat melahirkan, ruang nipas dan juga kamar operasi. Peran dari tim ini ada di semua lini pelayanan. “Tim ini harus memiliki pedoman, standar pelayanan dengan baik,” ungkapnya.

Selain itu, health promotion dan juga health education dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan. Salah satunya melalui stasiun radio milik pemerintah di Singaraja untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Brosur juga dibuat, terkait dengan ibu hamil dan ibu menyusui. Semua itu dilakukan sebagai upaya health promotion dan health education. ”Kami juga sebar brosur yang berisi tentang apa yang harus dilakukan ibu hamil dan ibu menyusui,” imbuh Dokter Awi. 

Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG yang juga hadir dalam penilaian GRSSIB mengatakan, bahwa Pemkab Buleleng sangat mendukung RSUD Buleleng dalam penurunan angka kematian ibu melahirkan. Dukungan tersebut berupa penyediaan fasilitas yang diperlukan RSUD Buleleng dan juga Puskesmas. Sistem juga disiapkan untuk melayani masyarakatemergency, termasuk ibu melahirkan.
”Kami juga siapkan system, yaitu melalui Buleleng Emergency Service,” katanya.

Wakil Bupati yang juga dokter spesialis kandungan ini pun menambahkan, bahwa Buleleng Emergency Service dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kegawatdaruratan, termasuk kegawatdaruratan di bidang ibu-ibu bersalin.

Sistem ini, menurut Wabup Sutjidra, sudah berjalan dan dengan upaya ini dari tahun ke tahun angka kematian ibu melahirkan jumlahnya turun. ”Mudah-mudahan posisi ini bisa kami pertahankan, sehingga angka kematian ibu dan bayi bisa di bawah angka rata-rata provinsi dan nasional,” kata Wabup Sutjidra berharap. (DN ~ TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com