Apakah Reformasi Sudah pada Jalurnya? - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

5/22/18

Apakah Reformasi Sudah pada Jalurnya?


BANYAK masyarakat yang ingat ketika Presiden ketika itu Soeharto menyerahkan kekuasaanya kepada Wakil Presiden BJ Habibie. Tanggal 21 Mei 1998 adalah akhir rezim yang berkuasa selama 32 tahun. Rezim yang sangat kuat karena menguasai seluruh sendi kehidupan, baik sipil, militer hingga bisnis. Tidak ada satupun partai politik yang mampu bersuara saat itu untuk menentang kekuasaannya.

Namun, semuanya berakhir ketika momen krisis ekonomi atau yang dikenal sebagai Krismon, bergerak sangat cepat. Nilai US dollar pernah mencapai 17 ribu rupiah dan bunga bank hingga 54 persen. Kekacauan ekonomi itu menjadi salah satu pemicu pergerakan mahasiswa di Universitas Trisakti Jakarta. Eskalasi meningkat sejak 12 Mei hingga kerusuhan 15 Mei dengan korban tidak terkira dan pelarian orang Tionghoa ke luar negeri.

Memang, Indonesia sangat hancur ketila itu. Rakyat berharap agar rezim orde Baru segera berganti. Dan memang akhirnya berganti.

Bagaimana keadaannya kini setelah 20 tahun?

Yang jelas, sejak reformasi satu provinsi lepas yakni Timor Timur, akibat dikerjai PBB dan Australia. Sejak itu, otonomi juga bergerak keras. Politik berubah pendulum, dari Presidensial ke arah pola Parlementer dengan kekuasaan sangat besar di DPR. MPR menjadi tidak berarti apa apa. DPD dimunculkan, namun setengah hati. Syukurnya kita Punya KPK dan MK, walau sayang yang terakhir citranya senpat buruk karena skandal putusan. Presiden hingga gubernur, walikota dan bupati dipilih langsung.

Inginnya demokratis, akan tetapi yang terjadi politik dinasti, dari bapak ke Ibu, lalu ke anak. Korupsi menjadi budaya baru, karena dulu dipikir pemain lama segera berakhir. Ternyata perilaku korup diwariskan. Pelakunya muda-muda. Bisa jadi saat reformasi umumnya masih sekolah SMP atau SMA atau sedang kuliah. Dan yang lebih mengerikan adalah masuk dan berkembangnya ideologi trans nasional. Sebelumnya mungkin sudah ada, ideologi trans nasional, namun berkembang sangat cepat saat ini tanpa dapat dibendung. Korbannya sudah banyak.

Ini adalah salah satu titik lemah pemerintahan pasca reformasi. Tentu ada juga yang sukses. Salah satunya adalah sukses menaikkan utang hingga lebih dari 4 ribu trilyun. Tujuannya pasti baik, yakni untuk infrastruktur. Pembangunan di daerah juga semarak. Indonesia masuk dalam 20 negara paling besar ekonominya.


Dan prestasi politik paling besar adalah melakukan reformasi di tubuh TNI. TNI kembali ke barak, dan mereka sangat konsisten untuk itu. Salut untuk TNI. ASN juga bertransformasi, walau belum kencang.  Intinya, ada capaian signifikan pasca reformasi. Sedangkan kelemahan yang ada harus segera diperbaiki.   ~ Pemred Dewata News.com ~ 

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com