Kepala Desa Kalibukbuk, Ketut Suka mengatakan, lomba ogoh-ogoh ini bertujuan untuk mengapresiasi karya seni anak-anak muda di desanya. Sekaligus juga sebagai edukasi kepada generasi muda agar dapat memaknai cerita dari atraksi ogoh-ogoh yang dibawakannya.
“Diharpkan melalui lomba ini mereka bisa menyuguhkan ogoh-ogoh yang berkualitas. Jangan hanya sekadar membuat tanpa mengerti filosofinya. Sehingga mereka pahami cerita yang dibawakan, termasuk warga masyarakat,” ujar Suka, Selasa (08/03).
Ogoh-ogoh yang diperlombakan sebanyak enam buah, dengan peserta tiga Sekaa Teruna Teruni (STT) yang ada di tiga banjar Desa Kalibukbuk. Setiap peserta diwajibkan melampirkan sinopsis cerita dari atraksi ogoh-ogoh yang dibawakannya.
“Kami minta mereka membuat sinopsi dari cerita itu, dari panitia membacakan sinopsisnya saat penampilan atraksi ogoh-ogohnya,” katanya.
“Sampai di tengah jalan mereka kehabisan tenaga dan ogoh-ogohnya diseret begitu saja di jalan, karena yang mengusung sedikit. Kalau begini kan yang mengusung bisa bergantian,” ucapnya.
Pawai ogoh-ogoh ini dimulai pada Selasa (08/03) sekitar pukul 16.00 Wita. Setiap peserta diberikan kesempatan untuk beratraksi di depan juri lomba yang dipusatkan di simpang lima Lovina.
Para wisatawan yang sedang berlibur di Lovina juga sangat menikmati pawai ogoh-ogoh ini sebagai hiburan. Mereka menyaksikannya dari pinggir jalan dan sesekali mengabadikannya menggunakan kamera telepon seluler.
Seorang saksi, Gede Sumberta mengatakan, sekitar pukul 20.00 Wita pada malam pengerupukan Nyepi Caka 1938 rombongan pawai pengusung ogoh-ogoh sudah ada yang selesai. Namun ogoh-ogoh yang usai diusung itu bukannya diletakkan di setra (kuburan) sesuai mestinya, tetapi diletakkan di areal Pura Dalem.
“Biasanya kan dibawa ke setra setelah pawai, ini dibawa ke areal Pura Dalem. Mungkin ini yang buat dia kerauhan,” katanya.
Sejumlah krama lantas mengupacarai wanita itu dengan pecaruan gurupiduka. Wanita itu kemudian kembali sadar.
Tidak itu saja, seorang pria tiba-tiba tersungkur saat berada di areal Pura Dalem. Ia merasa ada yang menampar wajahnya dengan keras, tetapi sesungguhnya tidak ada seorangpun yang menamparnya.
Sejumlah krama mengupacarai wanita yang kerauhan di Banjar Dinas Celukbuluh, Desa Kalibukbuk, Lovina, Buleleng. (DN ~TiR) .—

Terima kasih Dewata News, cq. Bapk Made Tithayasa telah memberitakan Acara Lomba Ogoh-ogoh di Desa Kalibukbuk yang pertama kali. Pemberitaan adalah penting untuk pengetahuan masyarakat apa yang telah terjadi dan mungkin terjadi di lingkungannya, untuk dipetik yang berguna dan memperbaiki yang perlu.
ReplyDelete