Sesuai
hasil rakor lintas lembaga keagamaan tingkat Kabupaten Buleleng, 17 Februari
2016 di Kantor FKUB Kabupaten Buleleng, bagi umat Hindu agar melaksanakan Catur
Brata Penyepian dengan sebaik-baiknya.
Hal itu sesuai pula dengan Surat Edaran PHDI Pusat dan PHDI Provinsi Bali,
perihal Pedoman Pelasanaan Hari Suci Nyepi, Tahun Baru Caka 1938.
Bagi umat selain umat Hindu dimohon pengertian dan saling
menghormati/menghargao, sehingga pelaksanaan/perayaan Hari Suci Nyepi Tahun
Baru Caka 1938 dapat berjalan dengan aman, tertib dan sukses.
Kendati demikian, umat muslim pada Hari Suci Nyepi ini, melaksanakan
sholat gerhana matahari ke masjid. Untuk tetap terjalinnya kerukunan antar umat
beragama, pecalang (polisi adat) yang bertugas menjaga kekhidmatan pelaksanaan
Catur Brata Penyepian, justru mengijinkan umat muslim melaksanakan sholat
dengan berjalan kaki ke masjid.
![]() |
Foto (c) by : Edo |
Seperti terpantau di wilayah Banjar Bali maupun Kampung Kajanan,
Singaraja, umat muslim dengan jalan kaki ke Masjid Jamik maupun masjid terdekat
lainnya. Diperkenankan umat muslim
keluar rumah dengan berjalan kaki ke masjid untuk sholat, terkait terjadinya
gerhana matahari ini semata-mata sebagai wujud toleransi umat beragama saat
Nyepi. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com