Obyek Wisata Bunut Bolong di Pekutatan, Jembrana - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

1/30/16

Obyek Wisata Bunut Bolong di Pekutatan, Jembrana


Jembrana, Dewata News.com -  Desa Manggisari, Kecamatan Pekutatan, Jembrana memiliki objek wisata unit. Untuk sampai di tempat ini, pengunjung akan melewati hutan dan perkebunan masyarakat seperti karet, cengkeh, coklat, jagung, singkong dan bunga.

    Di kawasan ini terdapat sebuah pohon raksasa bernama Bunut Bolong. Bunut adalah nama pohon dan Bolong artinya berlubang. Hal ini yang menyebabkan area ini bernama Banjar Bunur Bolong.

    Umur pohon ini sudah sangat tua dan lebih dari ratusan tahun. Tingginya sekitar 60 meter dengan keliling yang cukup besar.  Meskipun berlubang, pohon ini tetap tumbuh kokoh dan kuat . Ajaibnya, di tengah-tengah pohon itu, terdapat jalan raya dimana akses ini bisa menghubungkan jalur Jembrana-Singaraja.

     Sampai sekarang, masyarakat setempat percaya bahwa kawasan dengan aura magis ini terkenal angker. Bahkan sering terjadi hal hal aneh di luar akal sehat.

    Salah satu warga setempat sekaligus rohaniawan, Jero Mangku Ketut Naba menyampaikan, asal muasal lubang pohon ini konon dibuat pada jaman penjajahan Sekutu kira-kira tahun 1928.

     “Berdasarkan cerita leluhur dan para panglingsir, Dulu lubangnya kecil. Lantas Sekutu menyuruh tawanananya untuk kerja rodi dan memperbesar lubangnya untuk memperlancar akses perjalanan,” tuturnya.

    Ketika proyek berlangsung, sambung Mangku Naba, ada kejadian aneh. Saking angkernya, 50 lebih pekerja rodi meninggal setelah menebang beberapa akar dan batang.

   “Pimpinan tawanan yang merupakan masyarakat Bali, saat itu mendapat pawisik. Bahwa, barang siapa yang menebang pohon ini harus matur uning (mengadakan upacara mohon ijin),” ungkapnya.                                                                      

   Keberadaan pohon ini juga suci, terangnya, sehingga dibuatkan pura sebagai penunggu dan juga ancangan (tempat menghaturkan sesaji).

    “Dulu ada yang mengatakan, Rsi Markandya dan Dang Hyang Nirartha sempat mendatangi tempat ini dan bersemedhi. Sehingga aura sacral sangat terasa ketika melintas ditempat ini,” tuturnya.

   Keangkeran dan keajaiban tempat ini, imbuh Mangku Naba, seperti tanda untuk masyarakat setempat agar senantiasa menjaga kawasan ini.  Mereka percaya bagi pasangan yang melangsungkan prosesi pernikahan dilarang melintasi lubang pohon ini.

    “Menurut cetita karena sering kena musibah,  akhirnya kegiatan seperti ini tidak diijinkan masuk kesana,” jelasnya.

    Selain larangan itu, lanjutnya, masyarakat juga dihimbau agar tidak melewati Bunut Polong saat mengusung jenasah ke kuburan. Selain itu, tidak diperkenankan memotong kayu sembarangan dan berbuat yang tidak baik. “Konon, apabila tidak dipatuhi akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti sakit bahkan meninggal,” tegasnya. (DN ~ net).-

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com