![]() |
Ketua PHRI Buleleng Dewa Ketut Suardipa (tengah) merapatkan barisan
sambut Lovina Festival, dihadiri Kadisbudpar Buleleng Gede Suyasa (no.2 dari kiri)
|
Buleleng, Dewata News.com — Lovina Festival yang tinggal menghitung hari digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Buleleng dengan tema ”The Peace and Harmony of Lovina” menjadi bahan pembahasan jajaran Pengurus Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cabang Buleleng melalui pertemuan yang digelar di Spice Dive Club, Kaliasem, Lovina,Kamis (24/09).
Rapat yang dipimpin Ketua BPC PHRI Buleleng Dewa Ketut Suardipa itu
sebagai langkah merapatkan barisan jajaran PHRI Buleleng dalam menunjang
suksesnya event tahunan di kawasan pariwisata Lovina, mulai tanggal 27
September hingga 1 Oktober 2015 nanti.
Kepala Disbudpar Kabupaten Buleleng Gede Suyasa yang secara khusus hadir
di depan rapat PHRI Buleleng itu memaparkan rencana Lovina Festival yang
mengharapkan dukungan semua komponen, khususnya pelaku pariwisata sebagai upaya
promosi pariwisata Bali Utara.
Terlebih lagi, menurut Suyasa, Lovina Festival dirangkaikan dengan ajang
Sail Indonesia 2015 yang dipusatkan di pantai Binaria dan pantai Kaliasem
Lovina. ”Kegiatan Lovina Festival tahun ini dikemas berbeda dengan
penyelenggaraan pada tahun tahun sebelumnya, dengan mementaskan kesenian
tradisional dan modern,” ungkap Suyasa.
Demikian
juga dalam ajang tahunan untuk mempromosikan Bali Utara ini disediakan dua panggung
pementasan dan selama lima hari penuh, digelar beberapa kegiatan termasuk
pameran kerajinan dan kegiatan yang berkaitan dengan wisata.
![]() |
Diantara anggota PHRI Buleleng yang hadir. |
Lovina
Festival tahun ini juga melibatkan 9 desa penyangga kawsan Lovina yang akan
tampil saat pembukaan festival dan berbagai kegiatan parade budaya.
Dari
pemaparan Kepala Disbudpar Buleleng itu, anggota PHRI banyak memberikan masukan,
di antaranya perlunya ke depan dipertimbangkan merencanakan Festival yang lebih
luas, misalnya Festival of North Bali, dan
memasukkan festival-festival yang ada sekarang menjadi satu festival, dengan
merencanakan lebih awal, menetapkan jadwalnya, diselenggarakan waktu musim sepi
(low season) dengan berupaya menarik
wisatawan berkunjung ke Buleleng dan tentu dengan promosi yang luas jauh
sebelumnya.
Selain itu, PHRI melhat masih kurangnya
koordinasi antara satu SKPD dengan SKPD yang lain, sehingga sering terjadi
saling lempar tanggung jawab.
Seperti dicontohkan, adanya bangunan di kawasan
wisata tanpa ijin, yang disoroti Disbudpar, sedangkan itu bukan wewenangnya. Karena
itu, PHRI Buleleng meminta perlunya ada koordinasi yang lebih baik, terutama
dari pihak atasannya seperti Bupati dan Sekda Kabupaten Buleleng.
Terakhir,
kata Ketua PHRI Buleleng Dewa Kertut Suardipa, perlu ada forum dialog antara
Bupati didampingi aparat bawahannya dengan anggota PHRI, sehingga bisa mendapat
persepsi yang sama untuk kemajuan pariwisata di Kabupaten Buleleng.
Hingga Rabu (23/09) sore sudah ada 20 yact (kapal pesiar) berlabuh di pantai Lovina dan masih menunggu lagi kapal-kapal lainnya, hingga 27 September 2015. (DN ~ TiR).—
Hingga Rabu (23/09) sore sudah ada 20 yact (kapal pesiar) berlabuh di pantai Lovina dan masih menunggu lagi kapal-kapal lainnya, hingga 27 September 2015. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com