![]() |
Ilustrasi |
Fenomena transaksi seks berkedok massage panggilan, menjadi sebuah tren tersendiri. Peminatnya pun beragam, dari pria hidung belang hingga para gay yang menyasar hal ini sebagai sebuah modus operandi tersendiri. Seperti apa operasi mereka dan apa saja layanannya?‘
Massage panggilan khusus
pria oleh wanita muda, on call +628191650xxxx maupun
+628786121xxxx. Begitu disampaikan
pemilik nomor handphone yang menawarkan
layanan kebugaran panggilan yang siap melayani, sebelum jam
21.00 Wita, di mana saja dan kapan saja. Hal ini seperti
iklan yang dapat dengan mudah
ditemui
di salah satu koran khusus iklan yang beredar di Bali, ada
yang dengan leluasa menyertakan jenis-jenis layanannya secara panjang lebar. Seperti di beberapa Spa di Denpasar, mempunyai jasa tarif pijat beerjenjang yang beredar di medsos maupun BBM.
Meski tak semuanya, ternyata banyak di antara para
pemasang iklan melalui
BBM maupun medsos mempunyai ’’kemasan’’ lain yang tak
kalah larisnya. Apalagi kalau bukan bisnis lendir atau esek-esek. Ya, inilah
salah satu modus baru dalam transaksi seks yang semakin beragam saja. Tanpa
harus terbatasi ruang dan waktu, pengelola, mami atau germo, mereka yang
menjajal modus ini semakin leluasa memburu rupiah.
Seperti yang dipaparkan wanita muda, sebut saja namanya Ewik, 25, ini. Setelah menjadi call girl melalui perantara dan semakin kompetitif, akhirnya dia
menambah profesi massage dengan
sasaran bapak-bapak maupun om-om.
Menurut Evik yang sudah berpindah-pindah kos di kawasan
Lovina dan terakhir di wilayah Seririt, dengan
cara ini, dirinya bisa leluasa berpraktik tanpa mesti terikat dengan siapa pun.
“Modalnya juga tidak besar-besar amat, hanya dari pelanggan yang sudah
merasakan pijet plusnya,” papar Ewik ini.
Pengakuan senada juga disampaikan
yang mengaku panggil saja, Kadek dengan nomor
handphone +628533312xxxx yang mengaku tinggal di kawasan wisata Lovina
maupun Kadek yang satu ini + 628786121xxxx yang tinggal di kawasan Sambangan.
Mereka ini suatu ketika, melihat tayangan
tengah malam di sebuah televisi swasta yang menceritakan tentang layanan sex
on call, dia’pun tertarik. Dari sinilah, dia’pun berminat mencoba.
Dari bapak-bapak maupun om-om yang pernah diajak esek-esek yang kemudian menikmati pijetannya, ponsel milik Ewik senantiasa berdering. Seorang pria yang sudah berada di salah satu hotel di kawasan Lovina memintanya untuk datang. Sesampainya di sana, dia pun
diminta untuk memijat. Dengan bekal ilmu dari Spa, tempatnya langganan massage, Ewik’ pun mulai beraksi.
Hasilnya, sang tamu pun mulai panas dingin hingga meminta
yang lebih pada wanita bertubuh montok ini. Merasa pancingannya mulai berhasil,
dia pun mensyaratkan bayaran lebih bagi layanan plus ini. Setelah disanggupi,
bakar-bakaran birahi pun terjadi di kamar hotel ini. Tak sampai satu jam,
transaksi selesai dan Ewiki pulang dengan mengantongi uang Rp300 ribu.
Sejak saat itulah, transaksi birahi dengan modus ini
terus dilakoninya. “Sekarang, seminggu, biasanya saya dapat pesanan
pijet plus dua atau tiga kali,” ujar Ewik.
Hasilnya, hampir tiap hari ada saja order yang
masuk. Karena on call, kadang-kadang
sehari diapun bisa melayani 2-3 tamu. Bila tamu menelepon, paparnya, mereka biasanya akan menanyakan dulu berapa
tarif untuk pijat. Untuk menarik, dia mengatakan bahwa tarifnya hanya Rp100 ribu untuk pijat saja. Dengan begitu, tamu pun langsung
tergoda dengan harga yang rendah. Di atas ranjang, barulah harga yang
sesungguhnya dibuka.
“Biasanya,
pijitnya nggak lebih dari 15 menit. Habis itu sudah nggak kuat,” ujar Ewik sambil terbahak-bahak.
Siapa yang ’’kuat iman’’ bila memang
pijitannya secara khusus menyasar bagian-bagian yang sensitif. Bila sang tamu mulai pegang-pegang dan meminta lebih, Ewik kemudian membuka harganya. Bila birahi sudah memuncak,
biasanya para pelanggan ini tidak punya pilihan lain selain mengiyakan.
Secara khusus, wanita yang sudah setahun lebih bekerja
sebagai pemijat plus ini, tidak mematok tarif. Namun tergantung pada keadaan.
Sementara untuk biaya sewa kamar dan yang lain-lain, harus ditanggung
sepenuhnya oleh sang tamu. Inilah Buleleng smile, yang memang sudah terkenal dengan praktik prostitusi terselubungnya. (DN ~ TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com