Lagu Merah Putih Gemuruhkan Pentas Puisi Teater Rupa - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

8/8/15

Lagu Merah Putih Gemuruhkan Pentas Puisi Teater Rupa


Buleleng, Dewata News. Com — Lagu ”Merah Putih” ciptaan budayawan Gede Darna gemuruhkan Pentas Puisi Musik Teater Rupa di Puri Seni Sasana Budaya Singaraja, Jumat (07/08) malam memperkuat tema Buleleng Festival (Bulfest) III-2015 yang dikemas Komunitas Mahima pimpinan Kadek Sonia Priscayanti.

    Setelah gemuruhnya lagu ”Merah Putih” yang langsung dinyanyikan seniman budayawan serba bisa Gede Darna yang setia berkesenian hingga kini bersama-sama seniman sastra lainnya, Ketut Sindu dan Made Tirthayasa, Made Hardika, Gede Mardika, Gede Artawan hingga generasi tengah Wayan Artika, Sumarni Astuti, Made Adnyana Ole, Satria Kusuma. Kemudian berlanjut ke generasi muda, diantaranya Kadek Sonia Priscayanti, Astika, Arik Sariadi, Wayan Sumahardika, Gita Wiastra, baik dari Komunitas Mahima serta Komunitas Sastra lainnya.

    Ditengah keramaian masyarakat menikmati gemuruhnya Pentas Puisi Teater Rupa malam itu, Tirthayasa melalui Sepotong Puisi Untuk Putu Agus Suradnyana “Ajak lan Duwenang” yang telah mampu menatat fonadi pembangunan dengan filosofi Tri Hita Karana. Dan seiring Gemuruhnya Suara Music Den Bukit tahun 2015 ini, apapun yang belum terealisir pada tatanan realita dari Program 12 PAS ”Ngiring Ajak lan Duwenang.”

   Pertamakali pentas puisi ditengah masyarakat yang cukup ramai memenuhi Sasana Budaya malam itu, menurut Kadek Sonia Priscayanti, sebagai bukti masyarakat telah mengapresiasi. ”Karena seni tanpa masyarakat pecinanya tak mungkin hidup. Begitupula sebaliknya, masyarakat tanpa seni bagaikan hidup tanpa cermin,” ungkap Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Undiksha Singaraja ini.

    Ia menilai, Buleleng kaya akan berbagai potensi seni budaya. Bahkan, keunikan dan dinamika seni budaya Bali Utara telah menjadi inspirasi bagi daerah lain di Bali. Di bidang sastra modern, kata Kadek Sonia, salah satu pelopor sastra modern Indonesia adalah AA Panji Tisna dari Buleleng.

   Sebagai pimpinan Komunitas Mahima, Kadek Sonia mengatakan, yang bisa dipentaskan mala mini hanya sebagian kecil dari upaya mengapresiasi dunia seni yang terus berninamika. ”Puisi, music, rupa dan teater adalah seni yang melebur dan tanpa batas,” imbuhnya.  

”Kami patut berbangga memiliki jejak-jejak yang jelas untuk melanjutkan perjuangan beliau, dan secara realita dengan menyajikan pentas inovasi yang menggabungkan kekuatan di bidang sastra, musik, teater dan rupa dalam Pentas Puisi Musik Teater Rupa,” imbuhnya.

   Pendamping setia Adnyana Ole ini, malam itu menampilkan puisi Aku adalah Perempuan berkolaborasi dengan perupa Made Hardika. (DN ~ TiR).

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com