Buleleng, Dewata News.com — Semarak kemeriahan Buleleng Festival (Bulfest) III Tahun 2015 yang mengusung tematema "Gurnitaning Denbukit" atau "Gemuruh Musik Buleleng", lebih tren lagi The Sounds Of Buleleng, setelah berlangsung selama lima hari, sejak tanggal 4 Agustus lalu, Sabtu (08/08) malam berakhir.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengungkapkan, Bulfest yang menginjak tahun ketiga digelar dengan tujuan menambah kunjungan pariwisata. Karena kgiatan Bulfest turut menggali potensi kesenian yang dimiliki masyarakat Buleleng. Di mana banyak potensi yang masih belum tergali sehingga melalui Bulfest, potensi dapat dimunculkan kembali dan dilestarikan.
Menjawab pertanyaan terhadap kelangsungan Bulfest, Bupati Putu Agus Suradnyana menegaskan, kegiatan Bulfest yang bernuansa seni dan budaya terus diselenggarakan menjadi Kalender event tahunan. Dengan adanya kegiatan ini, tentu akan mempercepat perkembangan Buleleng, sekaligus meningkatkan pariwisata Buleleng. Sebab, potensi masyarakat Buleleng, sangat baik dan berkualitas, ini harus diimbangi dengan program pemerintah, agar sejalan.
Kepada Kepala Bappeda Buleleng, Bupati Agus Suradnyana meminta agar tahun 2016 mendatang merancang dengan lebih mematangkan dari segi penataandan infrastruktur untuk menjawab sebagai destinasi yang baru yang sarat dengan seni budaya.
”Ketika Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Mancanegara Kementrian Pariwisata RI, Prof. I Gede Pitana membuka Bulfest III-2015 ini meminta kegiatan seperti ini dijadikan kelender event tahunan yang akan dibiayai Kementerian Pariwisata, sehingga nantinya tidak lagi menggunakan dana APBD,” katanya
Disisi lain, Bupati Putu Agus Suradnyana meminta bagi warga yang mungkin segelintir tidak mengerti tentang Bulfest, silakan beri masukan untuk pembangunan Buleleng.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Buleleng selaku Ketua Panitia Bulfest III-2015, Gede Suyasa sebelumnya memaparkan seluruh rangkaian kegiatan Bulfest hingga memasuki hari kelima. ”Bulfest III telah memberikan warna dan daya tarik tersendiri kepada masyarakat luas. Dari model konvensional menuju pada model kreatif penuh kolaboratif dari nuansa tradisional sampai pada modernitas dan kontemporer,” ujarnya.
Menarik dari laporannya itu, Kadisbudpar Gede Suyasa menyentuh para pedagang pada stand kuliner yang setiap harinya kekurangan makanan yang dijual, kewalahan melayani karena ramainya pengunjung menikmati kuliner.
”Menurut catatan kami, jumlah nilai transaksi yang dapat dicatat secara manual sampai jam 17.00 wita tadi, total transaksi mencapai angka Rp1,32 miliar terdiri dari kuliner Rp587.601.300,- pada distro sebesar Rp305.312.700,- dan industri kerajinan menengah Rp421.318.700,- usaha kecil menengah Rp74.924.300 dan transaksi pada stand pertanian, perinkanan, kelautan dan perkebunan mencapai Rp6.870.000,” imbuhnya.
Dengan terjadinya transaksi tersebut, kata Gede Suyasa lanjut, secara kualitatif Bulfest telah memberikan manfaat, disamping penggalian, pengembangan dan pelestarian potensi seni budaya daerah, sekaligus bisa membantu pengembangan ekonomi kreatif di Buleleng.
Kegiatan acara penutupan Bulfest III-2015 diawali dengan pentas Tari kreasi Utara Giri, dan penyerahan hadiah pemenang berbagai lomba, serta pemberian sembako kepada petugas kebersihan Bulfest. Setelah itu dilanjutkan dengan berbagai pentas hiburan, tidak saja di panggung terbuka, depan Tugu Singa Ambara Raja, namun di Sasana Budaya, dan Puri Kanginan. (DN ~ TiR).
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com