Buleleng, Dewata News.com - Memasuki hari kedua pelaksanaan Ujian Sekolah Terkoordinasi Tingkat SD
(UST-SD), Selasa (19/05) tercatat 22 pelajar gagal ikut ujian.
Dari 22 pelajar yang tidak ikut ujian ini 16 diantaranya merupakan pelajar drop out
(DO), dan lima anak memutuskan pindah sekolah sebelum ujian berlangsung dan
satu anak tidak ikut ujian karena dalam keadaan sakit. Anak itu bernama
Maulid Maulana dari Madrasah Iftidaiah (MI) Maya Seririt.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Buleleng Wayan Lugraheni ketika
dihubungi di Singaraja mengatakan, pelaksanaan UST-SD di Buleleng diikuti
oleh 12.568 anak. Dari jumlah itu anak yang ikut ujian hingga hari kedua
tercatat sebanyak 12.546 anak. Dengan demikian ada 22 anak tidak
mengikuti ujian.
Menyusul munculnya anak yang tidak ikut ujian itu, Disdik Buleleng telah
melakukan klarifikasi ke masing-amsing sekolah. Hasilnya, ditemukan 16
anak tidak mengikuti ujian karena siswa itu masuk data drop out (DO).
Lantaran berhenti di tengah jalan, anak ini pun tidak masuk dalam daftar
nominatif siswa (DNS) peserta ujian. Sedangkan lima anak yang juga
tidak ikut ujian karena anak ini memutuskan pindah sekolah ke luar
Buleleng sebelum ujian sudah.
Sementara satu siswa MI Maya Seririrt
tidak ikut ujian di hari kedua karena dalam kondisi sakit. Pihak sekolah
sudah menemui orang tua dan dan memutuskan akalau anak ini tidak ikut
ujian. Khusus untuk siswa yang sakit, Disdik Buleleng akan memberikan
kesmepatan untuk mengikuti ujian susulan yang akan digelar dalam waktu
dekat ini.
“Kalau pelaksanaanya lancar dan tidak ada masalah. Cuma ada
22 anak yang tidak ikut ujian dan karena ini sudah tidak masuk DNS jadi
mereka itu tidak masuk peserta dan tetap kami harapkan bisa mengikuti
ujian melalui program kejar paket,” katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng Nyoman
Sutjidra melakukan monitoring ke seumlah SD di Buleleng timur. Dalam
monitoring itu, Sutjidra mengingatkan, agar guru dan pengawas bisa
mengawasi peserta ujian dengan baik dan sesuai petunjuk yang sudah ada.
Hal ini penting untuk mencegah terjadinya indikasi kecurangan yang akan
merugikan anak itu sendiri dan merusak nama baik sekolah. (DN~*).-

No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com