Pembangunan Bali Pincang Menuai Protes Peguyuban Merah Putih - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

10/3/14

Pembangunan Bali Pincang Menuai Protes Peguyuban Merah Putih


  I Gusti Made Putera Astaman ketika menjabat Deputi Kapolri Bidang Operasi (Deops) 
tahun 1991 dengan pangkat Mayjen (sekarang Irjen).
                                                                         
Denpasar, Dewata News.Com – ”Pembangunan Bali sudah pincang,,,melenceng dan akan berakibat fatal karena tidak lagi dibangun dengan asas pemerataan”. Protes keras untuk pertamakalinya itu datang dari seorang tokoh masyarakat Bali, seorang pensiunan jenderal polisi, yakni Mayjen Pol (Purn) I Gusti Made Putera Astaman yang menkritisi situasi Bali kini.

      Dia bersama kawan-kawannya yang sudah berusia lanjut tergabung dalam Peguyuban Merah Putih ke media nasional yang terbit di Denpasar, Bali. ”Saya dan kawan-kawan yang sudah uzur ini tidak pamrih politik kekuasaan, ekonomi maupun lainnya. Ini murni untuk menyelamatkan Bali dari kehancuran. Kasihan anak-cucu kita,” ucap pensiunan jenderal polisi ini dengan suara keras dan mata berkaca-kaca.

     Diapun menyampaikan untuk menyelamatkan Bali dengan membentuk Paguyuban Merah Putih dengan tujuan menyeimbangkan pembangunan Bali.  Anggota forum ini melibatkan banyak kelompok yang menginginkan pemimpin di Jakarta dan Bali mengubah sikap yang mengekploitasi Bali yang menyebabkan terjadinya kehancuran Bali ketidakseimbangan pembangunan di bumi Bali ini.

     Forum yang diketuai Putera Astaman itu akan mengajak semua pihak merapatykan barisan untuk menyelamatkan Bali dan memberikan sumbangan pemiklran rencana pembangunan Bali 25-50 tahun mendatang.

     Ditengah keinginan investor dan kongkalikong dengan pemimpin di Jakarta dan Bali untuk percepatan pembangunan di kawasan Bali Selatan rupanya membuat para pensiunan jenderal dan tokoh masyarakat Bali mulai bersatu, dan turun tangan menyelamatkan Bali.

     Azas Pemerataan
     ”Bali tidak lagi dibangun dengan azas pemerataan. Sehingga terjadi kepincangan secara ekonomi dan demografi antara Bali Selatan dengan Bali Utara, Bali Timur dan Barat. Akibatnya, terjadi ketidakadilan ekonomi, karena perilaku pimpinan nasional dan daerah yang tak lagi memihak rakyat,” ucapnya.

      Perintis Paguyuban Merah Putih Bali ini menambahkan, diperlukan terobosan strategis menuju keseimbangan baru gumi Bali yang makin mendesak. Di antaranya, pembangunan bandara internasional di Buleleng. Pembangunan proyek penangkapan ikan laut dan pembangunan Bali harus diarahkan pada berbagai keunggulan. Misalnya, wilayah utara dan timur Bali (Buleleng dan Karangasem) dijadikan pusat industri padat karya dan perikanan. Wilayah barat (Tabanan dan Jembrana) ditetapkan sebagai wilayah sentra pertanian, perkebunan dan perikanan serta wilayah Bangli, Gianyar dan Klungkung diarahkan menjadi pusat kerajinan khas Bali.

     Putera Astaman menegaskan, Paguyuban Merah Putih Bali mempunyai anggota mitra koordinasi, yaitu Forum Gerakan Buleleng Bangkit, GPP Bali, Sabha Yowana Sekar, Bangli Bergerak,dan Jembrana Maju. (DN~*).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com