Lebih Dekat dengan Pura Taman Yeh Obat, Buleleng - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

10/4/14

Lebih Dekat dengan Pura Taman Yeh Obat, Buleleng


                                                                         
                                                              Diantara sesajen upacara       
Buleleng, Dewata News.Com  Pura yang satu ini namanya sangat unik. Sangat langka ada pura yang bernama “Yeh Obat” dan sesuai dengan namanya ternyata diyakini memberikan manfaat multifungsi bagi warga yang meyakininnya. Anehnya, berdirinya pura ini berdasarkan pawisik yang diterima jro mangkunya. Padahal awalnya berupa turus lumbung dengan kondisi sangat memprihatinkan. Kini sudah cukup megah.

      Berdasarkan pawisik yang diterima salah satu warga. Kemudian menyulap turus lumbung reot tersebut menjadi pura yang cukup megah. Di pura ini terdapat mata air yang diyakini mengandung kekuatan magis untuk berbagai keperluan. Mulai untuk tirta hingga sarana obat. Di samping itu, banyak krama dari berbagai daerah permohonannya dikabulkan.

    Tidak ada kata tak mungkin, jika Beliau sudah menghendaki. Sesuatu yang dianggap mustahil bisa menjadi kenyataan. Demikian juga terwujudnya Pura Taman Yeh Obat yang berlokasi di Lingkungan Bhuana Sari, RT 01, Kelurahan Penarukan, Buleleng, tepatnya di Jl. Pulau Samosir II, Singaraja. Pura ini berjarak kurang lebih 5 km, arah timur dari pusat Kota Singaraja.

    Wilayah ini terkenal dengan nama Yeh Taluh. Pasalnya, konon di tempat ini terdapat sumber air berwarna, berbau serta rasa airnya seperti putih telur. Air tersebut diyakini mengandung kekuatan magis multifungsi. Diantaranya untuk pengobatan, panglukatan, dan fungsi lainnya. Di samping itu, di sepanjang aliran sungai ini dikenal sangat angker, sebab di sepanjang aliran sungai dari hulu hingga hilir diyakini dihuni berbagai makhluk gaib. 
                                                       Sesajen aturan warga pemedek

   Wajar jika tempat ini memiliki aura magis cukup kuat. Sehingga, tak sembarang orang berani datang ke tempat ini, terutama pada hari dan waktu-waktu tertentu. Konon sumber air berkasiat tersebut terdapat di bawah pohon Ea yang berada tak jauh dari lokasi pura sekarang. Karena tempat tersebut cemer (kotor), Ida Bhatara berpindah-pindah tempat, namun tak ada yang cocok sebagai linggihnya.
 
    Mengetahui akan dilangsungkan upacara Piodalan pada Sabtu (04/10) malam Saniscara Umanis Wuyku Watugungung, Dewata News seperti ada yang menuntun tangkil, guna mengetahui langsung misteri dan proses terwujudnya pura ini, sekaligus untuk menghaturkan sujud bakti kepada Ida Bhatara yang bersthana di Pura Taman Yeh Obat, yang bertepatan  hari raya Dewi Saraswati.

    Dengan rasa kekeluargaan, malam itu diterima oleh mantan Kelian Pemaksan Gede Artawan dan lanjut dipertemukan dengan Jro Mangku Ketut Kesiar, maupun sulinggih dan pengurus pengempon Pura Taman Yeh Obat. "Klian Pemaksan saat ini, adalah Gede Sujana, karena tyang sudah dua kali  menjadi Klian Pemaksan," kata Gede Artawan mengawali ceritanya malam itu.

    Sementara itu, Jro Mangku Ketut Kesiar dengan senyum bermakna mengatakan, dirinya tidak berpikir ngiring menjadi juru sapuh (pemangku) karena merasa jadma belog dan tak pernah belajar kepemangkuan. "Maklum basic tiang sebagai TNI AD dan bertugas di bagian perhubungan,” imbuhnya.
                                   Juru sapuh Pura Taman Yeh Obat, Jro Mangku Ketut Kesiar

     Lanjut Jro Mangku, pura ini terwujud melalui pawisik yang diterima sebelumnya. Lokasi Pura Taman Yeh Obat ini, dulunya merupakan tanah timbul dan digunakan tempat pembuangan sampah serta masih berupa semak. Sehingga, sedikit orang berani datang ke tempat ini. Di pojok selatan terdapat turus lumbung dengan kondisi memprihatinkan.

    Hanya saja, hingga kini si pembuat turus lumbung tersebut masih misteri. Oleh Jro Mangku dan warga lainnya, biasanya turus lumbung ini digunakan sebagai tempat ngaturang canang saat rerahinan. Pada suatu hari, tepatnya saat penampahan Galungan, ketika Jro Mangku bermaksud maturan canang, mendadak tulus lumbung tersebut macelos (roboh), karena memang kondisinya sudah rapuh dimakan usia. Akhirnya, terpaksa Jro Mangku mengikat dengan sarana seadanya agar bisa digunakan.
                                                                     
                               Tetabuhan gong mengiringi upacara piodalan di Pura Taman Yeh Obat. 
     Merasa prihatin, kemudian Jro Mangku bersama beberapa orang warga memperbaiki turus lumbung tersebut dengan bahan yang lebih bagus. Berselang satu minggunya, lagi-lagi seperti ada kekuatan magis mengetuk hatinya, dan tercetus ide, untuk mengganti tulus lumbung tersebut dengan palinggih Padma Cetakan. Kebetulan di Lingkungan Bhuana Sari ada sebuah sekaa suka duka bernama Dharma Yadnya y yang beranggotakan 42 KK.

   Selanjutnya pada saat rapat, Jro Mangku mengutarakan keinginan dan niat sucinya tersebut kepada anggota sekaa. Mungkin sudah kehendak Ida Bhatara, semua anggota sekaa secara spontanitas menyetujui keinginan Jro Mangku mendirikan Padma lebih besar. Selanjutnya warga yang terdiri dari 84 KK, pada tahun 2007 berhasil mendirikan Padma berukuran 4x5 dengan tinggi 2,7 meter, diatas lahan seluas 6 are.

     Dr. Gde Artawan, M.Pd, dipercaya selaku Ketua panitia pembangunan Pura Taman Yeh Obat tahap I dan II, yang selanjutnya menjadi Klian Pemaksan yang pertama menambahkan, setiap KK saat proses pembangunan dikenakan iuran wajib sebesar sepuluh ribu rupiah. Proses pembangunan dilakukan murni dengan swadaya. Keinginan warga memiliki tempat suci sangat tinggi. Semua warga tanpa terkecuali bahu-membahu bergotong royong mewujudkan pura tersebut.

   “Saat itu persatuan warga sangat terlihat, semua warga tanpa membedakan latar belakang perbedaan status ekonomi, ras, dan agama, semuanya bersatu mewujudkan pura dengan segala kemampuan,” ujar pria kelahiran Klungkung yang dosen Fakultas Bahasa dan Seni Undiksha Singaraja  ini dengan nada datar.

     Di areal pura terdapat empat titik mata air/kelebutan dan di sekitar areal pura terdapat dua kelebutan. Selaku juru sapuh Pura Taman Yeh Obat, Jro Mangku Ketut Kesiar yang. mantan Danramil Sawan mengatakan, sumber mara air itu dipercaya masyarakat sekitar, bahkan luar kabupaten Buleleng memiliki daya pengobatan dan dijadikan salah satu sarana pelukatan diri.

    Tirta Pingit Dijaga Naga Putih
      Seperti kahyangan pada umumnya, pura ini juga dijaga berbagai ancangan yang bertugas menjaga kesucian, kesakralan, dan keamanan kawasan pura dari orang-orang yang berniat tidak baik. Ancangan tersebut diantaranya berupa macan putih berada di palinggih Pura Beji. Sementara ancangan Naga Putih bertugas menjaga kawasan tirta pingit. Sedangkan ancangan Buaya Putih bertugas menjaga kawasan kolam dan sekitarnya.
                               
    
Ancangan Buaya Putih bertugas menjaga kawasan kolam dan sekitarnya.                 

     . Menurut pantauan Dewata News pada upacara piodalan di Pura Taman Yeh Obat malam itu berjalan khusuk dan labda karya yang secara ritual dipimpin oleh tiga jero mangku setempat. Warga krama pemedek yang datang tidak saja dari warga pengempon, namun dari warga krama lainnya dari luar wilayah, kawasan Jalan Pulau Samosir yang berjejal ngaturang bakti. Karena piodalan kali ini alit, sehingga Sabtu (04/10) tengah malam nanti dilaksanakan upacara nyineb. (DN~TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com