Pemerintah Sangat Mendukung Budaya Gemitir - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

11/18/13

Pemerintah Sangat Mendukung Budaya Gemitir

gemitir2


Memperkenalkan Budaya Gemitir di ajang Festival Agribisnis yang digelar di lapangan Renon, Denpasar Sabtu 16 November 2013.

Budaya Gemitir yang berada di Desa Mayungan Tabanan, mengembangkan berbagai macam jenis bunga gemitir. Dan di Budaya Gemitir ini, Tami yang selaku konsultan mengajak petani-petani muda memahami cara menanam gemitir yang baik.

Di Festival Agribisnis ini Budaya Gemitir menjadi transfer informasi agar lebih dikenal dan bisa diikuti petani lainnya. Ia juga mengakui respon yang didapat disini sangat luar biasa, “Tadinya banyak yang mengira bibit gemitir datangnya dari luar Bali, ternyata baru ketemu disini mereka bilang ternyata bibit ini ada di Bali,” ujarnya.

Tami mengatakan, Budaya Gemitir sudah sering mengikuti berbagai ajang festival yang berkaitan dengan pertanian dan budaya. Bahkan Budaya Gemitir ini, kata Tami telah mendapat gelar yang terbaik di Pekan Festival Flowers National yang di gelar di Jogja dan juga di ajang AFEC, Budaya Gemitir mensupport 50 ribu bunga selama 5 hari.

Ia menerangkan disini pihaknya tidak hanya membudidayakan gemitir tetapi juga membuat teh, sabun, dan minyak yang berasal dari bunga gemitir. “Kalau ada yang ngambil bibit disini, kita tidak selesai pasca jual itu berhenti, melainkan kita ada servis, apabila ada kendala di lapangan, serangan hama atau ada kesulitan pemasaran kita tetap akan mendapingi dan membantu,” terangnya.

Ia juga mengatakan, Pemerintah sangat mendukung Budaya Gemitir ini, “Sampai saat ini kami difasilitasi tentang promosi, dikenalkan juga dengan segala sesuatu tentang bunga dan rencananya akan difasilitasi 1 unit green house dengan ukuran 5×30 meter,” katanya.

Tami mengatakan kesulitan yang dihadapi lebih pada cuaca, karena menurutnya gemitir memerlukan perhatian khusus. “Penanaman di dataran rendah dan tinggi memang berbeda caranya, tapi kalau untuk hasil itu sama,” kata Tami yang berasal dari Tabanan ini.

Tami juga mengharapkan agar petani-petani bali lebih mencintai produk lokal, “Sekalipun banyak yang menilai produk import bagus tapi menurut saya itu belum tentu  karena kajian-kajian dari beberapa pihak yang terkait, ternyata tidak semua produk import terbaik yang dikirim ke Bali,” tegasnya. (Suluh Bali)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com