Dewata News - Denpasar
Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis. Kondisi ketertindasan inilah yang kemudian membuat para pemuda gerah dan pada akhirnya membulatkan tekad untuk bersatu mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia.
Pada tanggal 28 Oktober 1928, Pemuda Indonesia berikrar satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Spirit persatuan untuk memerdekakan diri dari belenggu penjajahan, 85 tahun yang lalu kini semakin luntur. Pemuda yang dulunya menyatukan diri, kini justru sering terlibat berbagai macam konflik antar pemuda dan golongan. Belum lagi Konflik tersebut cenderung dipicu permasalahan yang sederhana, namun berpotensi memecah bangsa Indonesia.
Pemuda merupakan penerus Masa depan Bangsa Indonesia. Merekalah yang akan menjadi aktor dan sutradara, menuju Indonesia masa depan. Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Bali, Made Mangku Pastika disela-sela pembukaan Interfaith Youth Forum 2013, Jumat (25/10), Seperti diberitakan Sunari Dewata.
Pastika menilai, peran pendidikan sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai moral anak dan pemuda. Pendidikan tersebut menurutnya lebih baik diawali dari lingkup terkecil yaitu keluarga.
Di lingkup yang lebih luas dari keluarga, pemuda juga memiliki tempat untuk mengembangkan potensinya. Bebebrapa organisasi pemuda yang seharusnya mampu mewadahi peran dan perkembangan pemuda. Namun saat ini organisasi tersebut terkesan monoton. Kurangnya kreatifitas dan inovasi menjadi pemicu stagnansi dan dinamikan dalam kepemudaan. Salah satunya yakni karang taruna.
Kedepan, Pastika berharap pemuda bersama pemerintah mampu menjadi pelopor untuk menciptakan kreativitas baru bagi pemuda. Selain itu, ia berharap spirit sumpah pemuda harus betul-betul diimplementasikan.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com