Pelepasan Ribuan Tukik di Pantai Saba, Bukti Nyata Komitmen Bali Lindungi Penyu Langka - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

10/27/25

Pelepasan Ribuan Tukik di Pantai Saba, Bukti Nyata Komitmen Bali Lindungi Penyu Langka


Gianyar, dewatanews.com - Sebanyak delapan ekor penyu dewasa dan ribuan tukik dilepasliarkan ke laut lepas Pantai Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Senin (27/10/2025) sore. Kegiatan ini menjadi simbol kuat komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga kelestarian satwa laut langka, khususnya penyu yang dilindungi undang-undang.

Pelepasan dilakukan oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni bersama Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto, disaksikan jajaran Pemerintah Kabupaten Gianyar, TNI-Polri, serta masyarakat setempat. Turut berperan aktif Kelompok Konservasi Penyu Saba Asri, lembaga pelestari lokal yang selama satu dekade terakhir konsisten menjaga keberlangsungan populasi penyu di kawasan pesisir Saba.

Upaya Nyata Jaga Ekosistem Laut

Dalam kegiatan tersebut, delapan penyu dewasa dan ribuan tukik hasil penangkaran dilepaskan langsung ke laut. Telur-telur penyu yang dikumpulkan dari pesisir Pantai Saba sebelumnya ditetaskan di fasilitas penangkaran Saba Asri, lalu dirawat selama sekitar dua bulan hingga cukup kuat untuk kembali ke habitat alaminya.
Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto menegaskan pentingnya memperluas jaringan konservasi di berbagai wilayah Indonesia agar populasi penyu tetap terjaga.

“Perlindungan penyu tidak bisa dilakukan di satu titik saja. Kita butuh lebih banyak penangkaran di seluruh Nusantara agar populasi penyu tidak terus menurun,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menilai penyu bukan hanya bernilai ekologis tinggi, namun juga memiliki nilai kultural penting di Bali.

“Penyu adalah bagian penting dari ekosistem laut sekaligus warisan budaya Bali. Karena itu, pengawasan terhadap perburuan dan perdagangan ilegal harus semakin diperketat,” tegasnya.

Saba Asri, Dari Kepedulian Warga Jadi Pusat Konservasi Penyu Gianyar

Penangkaran Saba Asri yang terletak di pesisir Desa Saba, Blahbatuh, berdiri sejak tahun 2015. Gagasan pendirian konservasi ini muncul dari kekhawatiran warga setempat yang sering menemukan telur penyu dimakan anjing liar. Atas inisiatif masyarakat bersama Desa Adat Saba, kemudian dibentuklah kelompok pelestari yang kini menjadi satu-satunya pusat penangkaran penyu resmi di Kabupaten Gianyar.

Ketua Kelompok Pelestari Penyu Saba Asri, I Ketut Rahmadiana, mengungkapkan bahwa pihaknya terus menjaga keberlanjutan program konservasi berbasis masyarakat ini.

“Dulu banyak telur penyu yang tidak sempat menetas karena dimangsa hewan liar. Sekarang kami bisa menetaskan ribuan tukik setiap tahun dan melepasnya kembali ke laut,” tuturnya.

Dari data Saba Asri, setiap tahun lebih dari 13.000 tukik berhasil ditetaskan dan dilepasliarkan. Penyu-penyu tersebut merupakan jenis Lekang (Olive Ridley) dan Hijau (Chelonia mydas) yang masuk dalam daftar satwa dilindungi.
 
Upaya konservasi ini menunjukkan bentuk sinergi nyata antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga konservasi dalam melestarikan satwa laut. Program pelepasan tukik juga menjadi ajang edukasi bagi generasi muda untuk mengenal pentingnya menjaga ekosistem pesisir.

Menteri Raja Juli Antoni menambahkan, menjaga penyu berarti menjaga keberlanjutan kehidupan laut itu sendiri.

“Penyu akan kembali ke pantai tempat mereka menetas untuk bertelur. Jadi, apa yang kita lakukan hari ini akan menentukan masa depan ekosistem laut kita,” ujarnya.

Dengan semangat konservasi yang tumbuh dari akar masyarakat, Saba Asri kini menjadi contoh sukses pengelolaan konservasi berbasis desa adat di Bali. Diharapkan upaya ini terus berlanjut, menjadi inspirasi bagi daerah pesisir lain di Indonesia untuk ikut menjaga kelestarian penyu—warisan alam dan budaya yang tak ternilai.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com