Denpasar, dewatanews.com – Dalam menghadapi krisis ketahanan pangan yang semakin mendesak, Dr. I Nengah Muliarta, S.Si., M.Si., akademisi dari Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Sains dan Teknologi, Universitas Warmadewa, menyoroti potensi tepung talas Togog sebagai bahan baku pangan fungsional. Dalam wawancara yang berlangsung di Denpasar, Muliarta menjelaskan bahwa pemanfaatan tepung ini dapat menjadi solusi strategis untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Tepung talas Togog, yang dihasilkan dari umbi talas lokal, kaya akan serat, karbohidrat kompleks, dan berbagai vitamin serta mineral seperti vitamin, kalium, dan magnesium. Selain itu, ia menekankan bahwa tepung talas Togog juga memiliki indeks glikemik yang relatif rendah, menjadikannya pilihan yang baik bagi mereka yang ingin menjaga kadar gula darah.
"Kandungan seratnya yang tinggi membuat tepung ini ideal untuk meningkatkan kesehatan pencernaan, serta membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes," ungkap Muliarta saat dikonfirmasi pada Rabu (25/9).
Salah satu aspek menarik dari tepung talas Togog adalah kemampuannya untuk beradaptasi dalam berbagai produk pangan. Ia berpendapat, tepung ini bisa digunakan dalam pembuatan roti, kue, hingga makanan tradisional seperti bubur dan snack. Dengan diversifikasi produk, diharapkan bisa menarik minat konsumen dan meningkatkan permintaan pasar.
Pemanfaatan tepung talas Togog juga berpotensi memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi petani lokal. "Dengan meningkatnya permintaan terhadap produk berbasis tepung talas, petani akan mendapatkan pasar yang lebih baik dan stabil," kata Muliarta.
Ia menekankan pentingnya program pelatihan bagi petani untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi talas, sekaligus memperkenalkan teknik budidaya yang lebih efisien. Ia mengakui upaya sosialisasi dan pelatihan pengolahan talas togog menjadi tepung sudah dilakukan. Salah satunya dengan melibatkan PKK Desa Batuan, Sukawati, Gianyar. Sosialisasi dan pelatihan pengolahan dilakukan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
Muliarta juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan sektor industri. Ia menyarankan agar ada sinergi dalam penelitian dan pengembangan produk berbasis talas, termasuk dukungan kebijakan dari pemerintah untuk memfasilitasi akses pasar bagi produk ini. "Kerjasama yang baik akan mempercepat adopsi tepung talas Togog dalam industri pangan, sekaligus mendukung keberlanjutan ekonomi lokal," tambahnya.
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, tepung talas Togog tidak hanya berpotensi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi lokal. "Kami optimis bahwa dengan dukungan yang tepat, tepung talas Togog dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan di Indonesia," ujar Muliarta.
Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mengembangkan sumber pangan alternatif yang berkelanjutan dan mendukung kesejahteraan masyarakat.

No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com