Gianya, dewatanews.com – Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, menyoroti persoalan kemacetan yang masih menjadi masalah klasik di kawasan pariwisata Ubud. Ia menegaskan bahwa penyebab kemacetan tidak bisa dibebankan hanya pada satu sektor, melainkan karena kombinasi berbagai faktor, salah satunya adalah kondisi jalan yang sempit tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah kendaraan.
“Kemacetan tidak bisa kita vonis berasal dari satu sektor saja. Jujur, kondisi jalan kita kecil, sementara peningkatan kendaraan, baik milik masyarakat maupun untuk transportasi umum, luar biasa,” tegas Mahayastra usai menghadiri Rapat Paripurna DPRD Gianyar di Kantor DPRD Gianyar, Senin (28/7).
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Pemkab Gianyar telah mengalokasikan anggaran besar dalam APBD 2025 guna mendukung pelebaran jalan dan penataan lalu lintas, khususnya di Ubud dan sekitarnya. Mahayastra menyebut, anggaran pembebasan lahan sudah disiapkan dan proses eksekusi pun mulai dilakukan.
“Kita sudah anggarkan pembebasan lahan dari wilayah Peliatan Ubud ke utara sampai ke timur. Nilainya puluhan miliar. Sudah mulai kita eksekusi, bahkan ada rumah yang kita akan bongkar untuk pelebaran jalan,” ungkapnya.
Salah satu titik yang menjadi perhatian utama adalah simpang depan Patung Arjuna, Peliatan Ubud. Saat ini jalur tersebut hanya satu arah, namun setelah pelebaran rampung, akan dibuka menjadi dua arah untuk mengurai kepadatan lalu lintas yang kerap terjadi.
“Kita ingin Ubud tetap nyaman bagi wisatawan maupun masyarakat. Pelebaran ini penting, terutama di titik-titik yang rawan macet seperti simpang Patung Arjuna,” jelasnya.
Tak hanya itu, Pemkab juga menargetkan perbaikan infrastruktur secara masif di 80 titik jalan, dengan alokasi anggaran mencapai Rp220 miliar, naik signifikan dari Rp140 miliar tahun sebelumnya. Jalan raya Ambengan Ubud menjadi salah satu ruas strategis yang turut ditata, termasuk relokasi bangunan warga yang terdampak.
“Dari hasil inventarisasi, sudah jelas ada rumah-rumah yang akan terdampak. Bahkan ada bangunan warga di jalan raya Ambengan Ubud yang digeser ke lahan milik Pemkab di sisi utara untuk membuka ruang pelebaran jalan,” tambah Mahayastra.
Ia berharap langkah-langkah ini bisa memberikan dampak nyata, setidaknya mampu menurunkan tingkat kemacetan hingga 30 persen.
“Kalau tidak bisa mengurangi seluruhnya, setidaknya bisa menurunkan kepadatan 10 sampai 30 persen. Ini langkah berkelanjutan,” tutup Mahayastra. (DN - Sty)

No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com