Gianyar, dewatanews.com - ARMA atau Agung Rai Museum of Art merupakan satu dari sembilan museum yang berada di kawasan ubud, tepatnya berlokasi di Jalan Raya Pengosekan. Museum ARMA tidak hanya dikenal secara nasional, namun juga international. Hal ini dibuktikan dengan sederet kunjungan tokoh-tokoh besar seperti, Alm. Gus Dur, tokoh perdamaian dunia Desmond Tutu, Mantan Presiden AS, Barack Obama dan masih banyak lagi yang lainnya.
Sebagai sebuah museum seni, ARMA berkomitmen untuk memberi ruang belajar bagi para calon seniman muda. Pada 2 Desember lalu, ARMA Museum kedatangan 170 orang mahasiswa/mahasiswi dari prodi S1 Pendidikan Seni Rupa dan S1 Pendidikan Seni Rupa Murni dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Dalam kunjungan ini, para mahasiswa mengunjungi Bale Daja, Bale Dauh dan Veranda Art Space guna melihat karya-karya para maestro seni tradisional hingga modern. Selain melihat karya, mereka juga nampak menikmati permainan musik rindik secara langsung dan kegiatan wood carving di Bale Patok.
“Kunjungan kali ini, merupakan bagian dari program kuliah bagi mahasiswa semester 2. Sebagai dosen saya berharap melalui kunjungan ini, para mahasiswa bisa melihat langsung karya seniman secara langsung dan mendalaminya. Dan, saya sangat tertarik mengadakan kerjasama untuk menjadikan ARMA Museum ini sebagai lokasi pameran dari para mahasiswa jurusan seni rupa, dalam setahun pameran bisa berlangsung hingga 4 kali”, imbuh Syam.
Sebelum bertolak dari ARMA Museum, para mahasiswa, dosen dan beberapa staff dari Manajemen ikut mengabadikan momen special ini di ARMA Open Stage. Perlu diketahui, ARMA Open Stage ini adalah salah satu iconic dari ARMA Museum yang juga merupakan venue dari setiap pementasan regular tari Bali yang dipentaskan 6 kali dalam seminggu dengan melibatkan sanggar-sanggar lokal di Ubud. (DN - Sty)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com