Denpasar, dewatanews.com - Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya menyampaikan perkembangan Inflasi Bali pada Februari 2024, secara bulanan Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 0,61% (mtm), lebih tinggi jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar -0,09% (mtm). Hal ini disampaikannya saat mengikuti Rapat Koordinasi Inflasi Daerah secara daring di Ruang Vidcon Gubernur, Kantor Gubernur Bali, Rabu (13/3).
Ditambahkannya secara tahunan, inflasi Provinsi Bali sebesar 2,98% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,75% (yoy). Inflasi ini terutama disumbang oleh kenaikan harga beras, tomat, cabai merah, daging ayam ras, dan daging babi. Sementara itu, laju inflasi yang lebih tinggi masih tertahan oleh penurunan harga bawang merah, cabai rawit, dan ikan tongkol.
Hal ini disebabkan juga oleh semakin menurunnya produksi beras dan mundurnya panen raya dari Maret ke April 2024, sehingga menyebabkan potensi berlanjutnya tren kenaikan harga beras hingga Maret 2024. Disamping itu, pasokan cabai rawit dan cabai merah diperkirakan terbatas karena panen yang kurang optimal.
Ketersediaan pasokan gas LPG perlu menjadi perhatian, mengingat secara historis terjadi kenaikan konsumsi pada saat perayaan hari raya Galungan, Kuningan dan Nyepi pada tahun-tahun sebelumnya.
Rangkaian perayaan Hari Raya Galungan, Kuningan, dan Nyepi mendorong kenaikan permintaan komoditas yang berkaitan dengan persembahyangan dan kegiatan saling mengunjungi sanak saudara, terutama komoditas canang sari, cabai, telur ayam ras, daging babi, kacang panjang, buah-buahan dan pakaian.
Kenaikan harga bawang putih di China juga memiliki potensi menyebabkan kenaikan harga bawang putih di tingkat konsumen. Oleh sebab itu, untuk memastikan ketersediaan stok dan melakukan analisis prediksi kenaikan/ penurunan harga tertentu khususnya menjelang Ramadhan, wajib dilakukan upaya pemantauan, pendataan dan analisis stok/ ketersediaan bahan pokok di tingkat distributor, sub distributor dan pengecer sesuai dengan komoditas yang menjadi urusannya.
Data harga bahan pokok pada 60 pasar di Bali serta data kebutuhan dan ketersediaan bahan pokok dalam laporan neraca pangan dapat dilihat pada aplikasi SiGapura (Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis).
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com