Tari Legong Tepak Dara Menghiasi Pembukaan Groundwater Summit 2022 di Paris - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

12/11/22

Tari Legong Tepak Dara Menghiasi Pembukaan Groundwater Summit 2022 di Paris


Paris, dewatanews.com - Tari Legong Tepak Dara yang diiringi oleh para penabuh yang sebagian besar beranggotakan WNA menghiasi pembukaan Groundwater Summit 2022 bertempat di markas besar UNESCO di Paris, Perancis pada Rabu (7/12) siang waktu setempat. Penampilan tari Bali dan penabuhnya mampu menyihir para delegasi, terlebih hiasan panggung pun sangat kental nuansa Balinya antara lain lengkap menampilkan seperangkat gamelan (Gong) Bali, Barong, dan beberapa rangkaian hiasan buah (pajegan-red). Para delegasi saat memasuki ruangan sidang pun diiringi ilustrasi tabuh gamelan Bali.

Gubernur Bali, Wayan Koster, diundang hadir secara langsung karena Bali akan menjadi tuan rumah even internasional World Water Forum (WWF) ke-10 tahun 2024 mendatang. Sebagaimana diketahui, pada pertemuan Dewan Gubernur World Water Council (WWC) ke-9 di Dakar, Senegal pada 19 Maret 2022, secara bulat telah menetapkan WWF ke-10 Tahun 2024 akan dilaksanakan di Indonesia / Bali. Dalam pemilihan ini, Bali bersaing dengan Roma, Italia. Untuk terpilih, kandidat harus memperoleh dukungan simple majority (minimal 19 dari 36 suara). Bali saat itu dinyatakan terpilih setelah memperoleh 30 suara dalam pemilihan tersebut, 1 suara abstain.

Pada Acara Pembukaan Groundwater Summit 2022, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Siti Nurbaya, dalam sambutannya mewakili Pemerintah RI mengundang PBB dan para delegasi untuk menghadiri acara WWF ke-10 Tahun 2024 mendatang di Bali. Menurutnya, Bali sebagai representasi dari kehidupan harmonis antara manusia dan lingkungan.

“Anda bisa merasakan suasana Bali yang masih alami selama pertemuan nanti dan melihat bagaimana masyarakatnya hidup harmonis dan berdampingan dengan lingkungan,” jelasnya sembari mempromosikan daerah Bali di depan para delegasi dari berbagai negara.

Lebih lanjut, ia pun mengapresiasi pertemuan tingkat tinggi tersebut sebagai salah satu upaya kita untuk menyelamatkan lingkungan dan air tanah untuk keberlangsungan hidup kita. Berbagai upaya yang harus dilakukan untuk melindungi sumber-sumber mata air seperti penanaman pohon secara massif, bersinergi dengan infrastruktur lingkungan serta mengembangkan infiltrasi. 

“Hal tersebut telah dilakukan di beberapa wilayah di Indonesia seperti di Jawa Tengah serta Maluku,” imbuhnya.

Selain itu, pengembangan teknologi juga diperlukan untuk membantu efisiensi penggunaan air serta menyediakan air bersih di beberapa area terpencil seperti di daerah Nusa Tenggara, dimana hal tersebut sangat sejalan dengan pencegahan isu perubahan iklim dewasa ini. 

“Dalam kesempatan yang baik ini, saya mendorong anda semua untuk menciptakan berbagai upaya untuk menjaga air tanah dan sumber mata air lainnya demi keberlangsungan hidup kita,” tutupnya.

Dalam kesempatan terpisah, saat diwawancarai media, Menteri LHK RI, Siti Nurbaya, menyampaikan, bahwa WWF ke-10 Tahun 2024 di Bali akan mengangkat tema 

“Water for Shared Prosperity" yang sangat relevan dengan kondisi global saat ini, di mana ketersediaan air bersih masih menjadi tantangan bagi banyak negara. Indonesia berkomitmen memperkuat kolaborasi berbagai pemangku kepentingan dalam mencapai target SDG 6, yaitu terkait hak atas air bersih dan sanitasi. Menurut Siti Nurbaya, WWF merupakan kegiatan pertemuan internasional terbesar di bidang air yang membahas pengelolaan sumber daya air melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

”Diprakarsai oleh World Water Council (WWC), WWF diselenggarakan setiap tiga tahun dan telah berlangsung secara rutin sejak 1997. Indonesia merupakan negara Asia Tenggara pertama yang terpilih sebagai tuan rumah WWF. Hal ini memperkuat posisi Indonesia di bidang manajemen sumber daya air”, ungkap Siti Nurbaya.

Dalam penayangan tari Bali pada Acara Pembukaan World Water Summit on Groundwater 2022, juga dijelaskan oleh pembawa acara beberapa budaya Bali yang sudah masuk warisan budaya dunia oleh Unesco, yaitu: Subak sebagai Warisan Budaya Tak Benda dengan nilai-nilai sosial dan semangat gotong royong oleh Unesco pada tahun 2012, selain Subak juga ada Gamelan yang masuk dalam daftar UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan pada tahun 2021, serta genre tarian Bali yang juga masuk dalam daftar UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan.

Ditampilkannya tarian Bali serta ornamen khas Bali lainnya, sebagai latar belakang pementasan pada pembukaan Groundwater Summit 2022, mendapat applaus luar biasa dari para delegasi dari berbagai negara, sekaligus menjadi penanda pelaksanaan WWF 2024 di Bali.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com