Camping Ground WEST Tukadaya Menjadi Lokasi Layar Tancap Road To Bali Makãrya Film Festival - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

9/30/22

Camping Ground WEST Tukadaya Menjadi Lokasi Layar Tancap Road To Bali Makãrya Film Festival


Denpasar, dewatanews.com - Festival Film Bali Makãrya akan diselenggarakan pada 16 - 21 Oktober 2022. Menjelang puncak acara, diadakan acara Road To Bali Makãrya Film Festival, dengan agenda layar tancap. Layar tancap pertama mengunjungi Desa Tukadaya di Kabupaten Jembrana, dengan mengambil tempat di Pangkung Jaka Camping Ground yang dikelola oleh Pokdarwis WEST Desa Tukadaya.

Dalam acara Road To Bali Makãrya Film Festival, akan diputar film cerita panjang berjudul “Cita-citaku Setinggi Tanah” (CCST) karya Eugene Panji. Film CCST adalah film  Indonesia bergenre drama yang diproduksi tahun 2012. Film ini dibintangi oleh Muhammad Syihab, Dewi Wulandari, Iqbal Zuhda, Nina Tamam, Agus Kuncoro, dan Donny Alamsyah.

Film dengan durasi 82 menit ini, bercerita tentang anak-anak desa yang tiba-tiba harus memikirkan apa cita-cita mereka, karena mendapat tugas untuk menulis karangan tentang cita-cita mereka di masa depan. Latar film ini adalah kehidupan masyarakat desa di Jawa tengah, yang asri dengan sawah, sungai dan aktifitas masyarakatnya.

Road To Bali Makãrya Film Festival di Jembrana akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Oktober 2022. Kegiatan akan diawali dengan sesi bercerita bersama anak-anak dan remaja setempat, dengan tema Cita-citaku, yang dilanjutkan dengan pemutaran film mulai pukul 18:30 Wita. Sebelum pemutaran film CCST, akan diputar terlebih dahulu film pendek @ItsDekRaaa, yang merupakan film produksi Desa Tukadaya - Jembrana.

Layar Tancap Road To Bali Makarya Film Festival di Jembrana ini, merupakan kerjasama Festival Bali Makarya dengan Sanggar Bali Tersenyum, yang menggandeng Pokdarwis WEST.

“Kami sangat terbuka untuk bekerjasama dengan berbagai pihak untuk kegiatan positif, guna mendukung usaha kami dalam gerakan literasi secara luas. Film adalah salah satu media yang sangat kuat untuk menginspirasi dan membangun masyarakat”. ungkap Komang Sutirtayasa selaku pengasuh sanggar Bali Tersenyum.

Tirtayasa juga mengungkapkan, kegiatan-kegiatan serupa ini menjadi jalan kami juga untuk mempromosikan potensi desa, sekaligus mendapat masukan dari pihak luar yang datang dan terlibat dalam agenda acara ini.

“Desa kami sudah pernah dijadikan tempat pembuatan film pendek, tapi siapa tau ada sineas lain yang melirik desa kami menjadi sebuah tempat pembuatan film bioskop. Tentu kami akan sangat senang dan mendukung sepenuhnya.” Kata Komang penuh harap.

Festival Film Bali Makãrya bertujuan mengembangkan apresiasi dan juga melahirkan profesional-profesional di bidang film. Pertukaran budaya dengan negara-negara lain dan berjejaring secara profesional.

Bali Makãrya juga ingin menjadikan Bali sebagai sentra yang ideal untuk festival terpenting khususnya di Asia Tenggara. Menurut pendiri Bali Makãrya Tommy F Awuy, bahwa sebutan Bali dalam hal ini bukan saja bermakna sebagai teritori administratif Provinsi Bali dan bukan pula representasi dari suku bangsa Bali saja, tetapi Bali adalah perwakilan dari satu ‘kesatuan rasa’ berkebangsaan Indonesia dan warga dunia. Memasuki masa pascapandemi Covid-19, sudah saatnya Bali sebagai satu ‘kesatuan rasa’ mulai melangkah bergerak untuk menghasilkan karya yang dipersembahkan untuk kemanusiaan dan lingkungan.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com