Tanam Mangrove di Buleleng, Hasto Kristiyanto Gelorakan Semangat Berpolitik Merawat Lingkungan - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

1/23/22

Tanam Mangrove di Buleleng, Hasto Kristiyanto Gelorakan Semangat Berpolitik Merawat Lingkungan


Buleleng, dewatanews.com - Seluruh kader PDI Perjuangan di Provinsi Bali yang dipimpin secara langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto dan didampingi Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali yang sekaligus menjadi Gubernur Bali, Wayan Koster melakukan penanaman mangrove di Pantai Banyuwedang, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng dan diikuti secara serentak pada Minggu (Redite Wage, Uye) 23 Januari 2022 dengan total mangrove yang ditanam sebanyak 21 ribu.


Penanaman mangrove di Pantai Banyuwedang turut juga dihadiri oleh Ny. Putri Suastini Koster, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Ketua DPRD Bali, I Nyoman Adi Wiryatama, Anggota DPR-RI, Nyoman Parta, Ketua DPC PDIP Kabupaten Buleleng, Putu Agus Suradnyana, Ketua DPC PDIP Kabupaten Karangasem, I Gede Dana, Ketua DPC PDIP Kabupaten Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta, Ketua DPC PDIP Kabupaten Gianyar,  Made Agus Mahayastra, Anggota Legislatif, Struktural Partai dari DPP, DPD, DPC, PAC, Ranting, Anak Ranting, hingga Satgas PDI Perjuangan, dan Forum Peduli Mangrove dengan protokol kesehatan. 


Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto dalam sambutannya mengatakan hari ini bertepatan dengan HUT Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang merupakan Putri Bung Karno dan Presiden Ke-5 Republik Indonesia. 


“Kita doakan beliau, agar Ibu Megawati Soekarnoputri terus diberikan karunia kesehatan, umur panjang, dan juga kepemimpinannya terus menginspirasi Kita, termasuk apa yang Kita lakukan pagi ini penuh dengan semangat,” kata Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.


Ia menegaskan jika Megawati Soekarnoputri dalam merawat pertiwi, di dalam mencintai lingkungan hidup, di dalam menjabarkan konsepsi Tri Hita Karana sangatlah serius, karena disana ada makna manusia akan bahagia dalam keseimbangan dengan Sang Pencipta hingga seluruh isi alam raya-nya.


“Jadi dari Bali, Kita belajar merawat pertiwi. Dari Bali, Kita pula belajar bagaimana pohon-pohon itu dirawat, yang mana Kita punya tradisi leluhur, ketika Kita mau memotong pohon pun, itu ada upacaranya. Karena menghilangkan satu pohon, sama dengan menghilangkan sumber oksigen. Maka keseimbangan pemahaman terhadap lingkungan yang digelorakan oleh PDI Perjuangan telah menjadi kultur partai, karena Bung Karno serta Ibu Megawati Soekarnoputri juga memiliki jiwa mencintai tanaman,” ujarnya yang disambut tepuk tangan seraya menceritakan bahwa Ia pernah jalan dan ditunjukkan oleh Megawati Soekarnoputri tentang tanaman kesukaannya, yang mana tiba-tiba tanaman kesukaan beliau dahannya patah, lalu apa yang dilakukan oleh Ibu Mega? Demi rasa cintanya, beliau sepertinya berdialog dengan tanaman itu dan mencari semacam gips untuk menyambung dahan tanaman yang patah tersebut. Kemudian diikat, diberikan gips, sehingga tanaman ini bisa tersambung kembali. 


Hasto Kristiyanto juga menceritakan Megawati Soekarnoputri sangat peduli dengan laut, sehingga ketika ada botol air minum kemasan tidak terpakai, Mega memanfaatkannya untuk pembenihan pohon, alasannya karena Mega tidak ingin laut sebagai tempat pembuangan sampah raksasa.


Karena itulah, bagi Kita berpartai bukan sekedar mengejar kekuasaan, tetapi berpolitik membangun peradaban, termasuk bagaimana menjadi tradisi merawat lingkungan, membersihkan sungai, menyelamatkan mata air dengan penghijauan di hulu sungai. 


“Itu wajib dilakukan oleh setiap kader partai. Bahkan begitu penting, bagaimana partai memiliki kultur untuk merawat pertiwi ini, maka tolak ukur setiap kader partai nantinya juga akan ditentukan oleh berapa banyak pohon yang ditanam oleh kader partai. Karena itulah seluruh Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, Anggota Legislatif, Struktural Partai dari DPP, DPD, DPC, PAC, Ranting, Anak Ranting, hingga Satgas PDI Perjuangan mari Kita jadikan merawat pertiwi sebagai kultur dari PDI Perjuangan. Jadi mulai hari ini, tiada hari tanpa menanam pohon. Jadi Pak Agus Suradnyana (Bupati Buleleng, red) akan diukur dari prestasi dan kemampuannya untuk menjaga, agar mangrove yang Kita tanam pada hari ini betul-betul dia memiliki hak untuk hidup, dirawat, sehingga nantinya 20 tahun lagi Kita bisa melihat daerah-daerah sekitar ini menjadi hijau, karena Mangrove yang Kita pelopori tanam hari ini,” tegasnya.


Mengakhiri sambutannya, Hasto Kristiyanto menyambung pidato Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, Wayan Koster yang sudah menegaskan bahwa pohon yang ditanam berupa mangrove ini berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh Bapak Presiden RI, Joko Widodo, dimana Indonesia telah menerima kepercayaan Presidensi G20. 


“Untuk itu, sebagai partai politik yang mengusung pemerintahan Bapak Jokowi dan K.H. Ma'ruf Amin, Kita ikut merasa terhomat dan Kita ikut melakukan hal-hal yang positif, sebelum peristiwa G20 itu terjadi puncaknya pada Tahun 2022 di Bali, dimana partai telah bergerak dan mengambil sikap proaktif dengan menanam mangrove yang menjadi isu central bagi negara-negara maju dan berkembang, bagaimana dunia memerlukan suatu kebijakan pembangunan yang pro terhadap lingkungan. Semoga penanaman mangrove ini terus mengerakan seluruh warga bangsa di Republik ini untuk bergerak mencintai lingkungan, merawat pertiwi, dan bergerak menanam pohon agar kebahagiaan sejati itu tercapai sesuai konsepsi Tri Hita Karana,” pungkasnya.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com