Terdampak Pandemi, Ratusan Warga Desa Tembok Ikuti Kegiatan Padat Karya Non-Fisik - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

9/3/20

Terdampak Pandemi, Ratusan Warga Desa Tembok Ikuti Kegiatan Padat Karya Non-Fisik

 

Buleleng, dewatanews.com - Kondisi Pandemi Covid-19 ini , menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan khususnya bagi mereka yang bekerja di sektor pariwisata. Kondisi ini menyebabkan banyak warga desa yang merantau, memilih untuk kembali kedesa karena banyak yang tak mempunyai pekerjaan dan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.  

Untuk itu, Pemerintah Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, Buleleng, akhirnya merancang kegiatan padat karya, yang bersifat non-fisik. Padat karya ini bertujuan untuk memberdayakan warga desa yang terdampak langsung pandemic Covid-19. 

Desa tidak melakukan pembangunan fisik sehingga pemerintah desa menyiapkan lebih dari 20 jenis pekerjaan, seperti pendataan, kesehatan, kebersihan lingkungan, hingga pertanian.  

Program padat karya non-fisik ini dilakukan sejak pertengahan bulan Mei 2020 lalu. Ketika dewatanews.com meninjau lokasi, nampak warga sedang melakukan aktifitas sesuai dengan pekerjaanyang dipilihnya. Di gedung serba guna desa, nampak warga sedang menbuat kursi dari ecobrick. Ecobrick yang digunakan untuk membuat kursi, berasal dari sampahbotol dan pembukus makanan plastik yang dihasilkan oleh warga desa. 

 

Selain itu, terdapat juga warga yang sedang bekerja di kebun. Saat ini ada enam kebun yang dikelola oleh desa. kebun-kebun ini merupakan lahan kosong milik warga yangdisewa oleh desa. Kebun-kebun ini, diantaranya digunakan untuk pembibitan pohon yang akan di tanam di hutan desa, digunakan untuk menanam sayur-sayuran, untukkebutuhan pangan masyarakat dan untuk menanam tanaman buah. selain itu, desajuga menyewa tanaman mangga warga untuk di kelola oleh desa. seluruh hasilpanen pertanian, selain dibagikan kepada warga juga di beli oleh BUMDesa Tembok.  

Dewa Tomi Wahyudi (35), salah satu warga yang ikut dalam program pemberdayaan masyarakat, padat karyadesa . Dewa Tomi merupakan warga Desa Tembok yang terkena PHK, dampak dari pandemi. Sebelumnya dia bekerja di sebagai suverfisi di salah satu restoranternama di Denpasar. Kini dia, ikut dalam program padat karya desa bidangpertanian, untuk menunjang kebutuhan perekonomian kelurganya.  

“Saya sudah dirumahkan sejak setelah Nyepi. Bingung mau cari kerja apa untuk bertahan hidup. Saat itu,aparat desa keliling mengumumkan bahwa desa menyipakan pekerjaan untuk yang terdampak pandemi. Saya daftar langsung, mumpung ada pekerjaan, dari pada diamsaja dirumah” ungkapnya saat ditemui di sela-sela mengerjakan kebun desa, pada Kamis (3/9.

Ia juga mengatakan, dirinya telah terlibat dalam dua jenis pekerjaan yang disipakan oleh desa. Diawal sebagai validasi data penerima bantuan langsung tunai dan yang kedua program revitalisasi lahan pertanian. 

“Saya sudah ikut di dua jenis pekerjaaan. Saya pertama ikut validasi data penerima BLT, upahnya Rp.10rb/KK. Sekarang saya ikut dipengerjaan lahan pertanian. Untuk jasa, saya sempat dibayar dengan sembako dan sedikit uang tunai, untuk sekarang sudah dibayar dengan uang tunai” ucapnya. 

Kepala Desa Tembok, Dewa Komang Yudi, menyampaikan program padat karya ini telah dilakukan sejak tiga setengah bulan yang lalu. Program ini telah melibatkan sebanyak 171 warga desa yang terdampak. Dana yang dihabiskan untuk program padat karya ini, sekitar Rp.140jt, yang bersumber dari dana desa. Pemberian jasa bagi warga yang bekerja dalampadat karya desa ini, dapat berupa sembako maupun uang tunai, sesuai kebutuhan warga. 

“Kita memilih untuk tidak melakukan padat karya fisik, karena kita dipandang kurang berdampak langsung kepada warga. Biaya padat karya fisik 75%, hanya untuk pembelian bahan baku yang tidak tersedia di desa. Hanya 25% yang dirasakan warga. Dengan program padat karya non fisik ini, dana desa lebih banyak dirasakan langsung oleh warga,” ungkapnya

Seluruh program pekerjaan yang dirancang, menyesuaikan dengan rencana pengembangan desa. Pekerjaan yang ditawarkan kepada warga yang terdampak pandemi, merupakan pekerjaan yang menjadi proritas yang ingin diselesaikan oleh desa. Program pertanian menjadi salah satu yang harus diwujudkan untuk menjaga ketahanan pangan di desa 

“Semuanya kami lakukan secara bertahap menyesuaikan dengan kemampuan warga. Untuk bidang pertanian itu untuk menjaga ketahanan pangan di desa. Kami memanfaatkan lahan-lahan kosong milik warga. Sistemnya bisa sewa atau bagi hasil, yang mengerjakan nanti warga yang lain yang saat ini kita berlimpah sumberdaya manusia akibat PHK. Nantinya bumdesa kami siapkan sebagai penampung hasil panen dari kebun-kebun desa," tegasnya. (DN - KrS)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com