Konservasi Kunang-Kunang, Pilihan Wisata Baru di Desa Taro - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

8/25/20

Konservasi Kunang-Kunang, Pilihan Wisata Baru di Desa Taro

 

Gianyar, dewatanews.com - Obyek Wisata konservasi atau penangkaran kunang-kunang ini menjadi pilihan wisata baru di Desa Taro, Kecamatan Tegallalang.
The Fire Flies Garden sebutan lain lokasi ini selain konservasi  Kunang-Kunang yang bercahaya di malam hari ini, di buat penagkaran khusus tercipta berkat kolaborasi apik dari pemilik lahan Nyoman Tunjung dan anaknya I Komang Petak, dengan konseptor I Wayan Wardika.

I Wayan Wardika membuat konsep objek wisata kekinian dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistem alam semesta. “Ini adalah sebuah konservasi alam dan lingkungan. Ingin menciptakan keseimbangan semesta, ekosistem terjaga dan semua makhluk hidup bisa berdampingan. Salah satunya kunang-kunang,” jelasnya, Selasa (25/8) kemarin.

Untuk menjaga keseimbangan alam, area persawahan yang ada di sekitar tempat penangkaran dikelola dengan konsep pertanian organik. “Sejak dulu memang tata kelolanya tanpa menggunakan pestisida dan bahan sintetis lain, itu dipertahankan sehingga kami bisa menciptakan pertanian organik. Semua habitat di sawah ini terjaga,” terang Wardika.

Tidak hanya itu, pihaknya juga menggunakan pupuk organik yang berasal dari hasil pengolahan sampah organik diperkaya dengan biomasa hewan. "Terutama kotoran Lembu Putih. Hewan yang disakralkan oleh masyarakat setempat," imbuhnya.

Dengan melakukan penangkaran kunang-kunang, Wayan Wardika ingin memperdalam penelitiannya kembali. "Penangkaran ini juga dibantu pihak Fakultas MIPA, Universitas Udayana. Merekalah yang mendampingi sisi ilmiah dan biologis Kunang-kunang tersebut," jelasnya.


Hanya saja, melihat kelipan cahaya kunang-kunang hanya bisa dinikmati pada malam hari. Sehingga untuk mengisi waktu kunjungan, area konservasi disulap menjadi taman dengan beberapa spot selfie. Selain itu, di area ini terdapat restoran yang menyajikan menu lokal. Salah satunya ubi singkong goreng crispy disajikan dengan lelehan gula aren. 

 

“Pemandangan alam disini bisa dinikmati 360 derajat, karena sekeliling masih sangat asri. Pengunjung bisa jalan di pematang sawah, ada lembah, bisa juga berkebun. Dan sedang kami rancang atraksi matekap membajak sawah yang bisa dicoba,” ujarnya.

Komang Petak, The Fire Flies Garden sejatinya rencana dibuka sejak bulan April 2020 lalu. Namun karena pandemic Covid-19, tempat ini baru resmi dibuka untuk umum 8 Agustus 2020 lalu. “Kami berproses sejak Januari 2020. Rencana buka bulan April, tapi karena pandemi, terpaksa ditunda,” jelasnya. (DN - CiN)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com