Jakarta, dewatanews.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pembangunan dan
pengembangan industri pakan alami yang menggunakan zooplankton domestik
sebagai upaya memicu tingkat pembesaran komoditas ikan dan udang.
"Teknologi dan produksi pakan alami telah banyak dikuasai dan dikembangkan oleh anak bangsa, bahkan sudah ditemukan strain
baru dari zooplankton yang dapat digunakan sebagai pakan ikan maupun
udang. Oleh sebab itu, target kemandirian pakan alami yang tidak
tergantung dari impor tidak mustahil untuk diwujudkan," kata Dirjen
Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam siaran pers di Jakarta,
Sabtu (22/8).
Khusus untuk pembenihan, kata Slamet, kebutuhan pakan
alami menjadi esensial untuk menghasilkan benih yang baik dan
berkualitas.
Ia mengingatkan bahwa fenomena meningkatnya
kebutuhan pakan alami berbanding lurus dengan produksi perikanan budi
daya yang terus mengalami peningkatan setiap tahun.
"Kebutuhan yang besar ini menjadi sebuah peluang yang harus
dimaksimalkan oleh produsen dalam negeri untuk dapat membangun industri
pakan alami agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut," jelas Slamet.
Terkait pengembangan industri, Slamet berkata bahwa KKP telah
menyiapkan lokasi di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT),
untuk mewujudkan industrialisasi pakan alami dalam negeri.
Ia
mengharapkan dengan industrialisasi maka pakan alami dapat tersedia
secara kontinyu dengan kuantitas dan kualitas yang terjaga.
Direktur Pakan dan Obat Ikan KKP Mimid Abdul Hamid menyatakan bahwa
pakan alami mutlak diperlukan sebagai pondasi bagi ikan dan udang di
masa awal kehidupannya untuk dapat tumbuh kuat.
"Beberapa
kelebihan pakan alami di antaranya memiliki kandungan protein yang
tinggi, mengandung asam lemak tidak jenuh, mengandung vitamin C dan
mineral, serta di beberapa jenis pakan mengandung enzim dan pigmen yang
bagus untuk ikan hias," papar Mimid.
Mimid juga menyoroti
kebutuhan benih berkualitas yang meningkat seiring peningkatan produksi
berimbas langsung kepada kebutuhan akan pakan alami. Dengan tingginya
kebutuhan pakan alami tersebut, maka potensi pasar juga turut meningkat.
"Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan produksi 550 ribu ton
diperlukan benih sekitar 90 miliar ekor. Dari kebutuhan 90 miliar ekor
benih tersebut apabila menggunakan pakan alami jenis artemia dibutuhkan
sebanyak 450 ton, di mana produksi dalam negeri baru dapat memenuhi 50
persennya, sehingga potensi pasar masih sangat besar," ucap Mimid.
Mimid menilai bahwa selain pangsa pasar, budi daya pakan alami di
Indonesia memiliki beberapa keuntungan seperti dukungan iklim yang
memadai serta potensi lahan yang baik, sehingga dapat dijadikan sebagai
mata pencaharian alternatif bagi masyarakat.
Peneliti Balai
Riset Ikan Hias Depok, Sri Cahyaningsih menyebut kunci utama
keberhasilan mengembangkan zooplankton adalah biosekuritas baik media
kulturnya maupun lingkungan sekitar media kultur.
Cahya
menambahkan larva ikan untuk menjadi sehat kita harus bisa meniru
makanannya yang di alam artinya sesuai dengan bukaan mulut larva ikan.
Larva ikan dan udang dominan karnivora dikarenakan larva ikan dan udang
masih belum sempurna organ pencernaannya dan belum lengkap enzim yang
dihasilkan sehingga diperlukan zooplankton sebagai makanannya.
Ia memgemukakan zooplankton ketika dimakan oleh larva ikan dan udang
akan terurai sendiri. Dengan pemenuhan ketersediaan stok zooplankton
bagi larva ikan, maka kita bisa menghasilkan benih ikan yang sehat dan
pertumbuhan ikan optimal.
8/22/20
KKP Dorong Pembangunan Industri Pakan Alami Zooplanton Domestik
Tags
# Breaking News
# Kabar Nasional
Share This
About Dewata News
Dewata News [dot] Com merupakan salah satu media online yang ada di Bali. Bukan yang pertama dalam pemberitaan online, namun kami berusaha menyajikan informasi yang sebenarnya dan enak dinikmati. Seiring waktu, perlu ada informasi yang benar, cepat, tepat, akurat, dan bisa dipertanggungjawabkan. Dengan hadirnya Dewata News [dot] Com, kami berharap dapat menjadi Media Partner Informasi Anda.
Kabar Nasional
Label:
Breaking News,
Kabar Nasional
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com