Buleleng, dewatanews.com - Pemerintah Kabupaten Buleleng, berencana akan memproduksi sebanyak 165.000 masker kain. Rencananya produski ratusan ribuan masker kain ini akan melibatkan pelaku UMKM di Buleleng. Pemkab Buleleng telah menyiapkan anggaran produksi tersebut sebesar Rp. 990 Juta. Masker kain yang diproduksi akan disebar ke masyarakat. Sesuai dengan perhitungan, yang menggunakan masker adalah masyarakat yang keluar rumah.
Klasifikasinya adalah penduduk Buleleng 823.000 jiwa. Dari jumlah tersebut yang berusia 17 tahun ke atas yang berpotensi keluar rumah ada 600.000. Berpotensi keluar rumah karena jika 17 tahun ke bawah itu rata-rata siswa. Siswa tidak akan keluar karena tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dari pemerintah pusat diharapkan 20 persen masyarakat yang keluar rumah disiapkan masker. Proses pengadaan masker kain untuk masyarakat akan difasilitasi oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Buleleng.
Terkait dengan adanya program Pemkab Buleleng untuk memperoduksi ratusan ribu masker kain untuk masyarakat, disambut baik oleh para pelaku UMKM di Buleleng. Saat ini banyak pelaku UMKM di Buleleng yang telah mengalihkan produksinya untuk membuat masker kain. Pengalihan produksi banyak dilakukan oleh para pelaku UMKM di bidang tekstil dan fasion.
Seperti yang dilakukan oleh Yanti Pusparini pemilik Diah Mode yang berlokasi di Kelurahan Banyuning dan Dina Widiawan pemilik Dinz Handmade di Desa Baktiseraga, Buleleng. Kedua pelaku UMKM ini telah memproduksi masker sejak wabah virus Corona melanda Buleleng yang berdampak pada kelangkaan masker. Harga masker pun menjadi melonjak tinggi.
Yanti Pusparini, saat ditemui di tempat kerjanya, pada kamis (09/04) mengatakan bahwa hingga saat ini telah memproduksi sebanyak sembilan ribu masker dengan melibatkan sebanyak 20 tukang jahit yang tersebar di desa-desa.
"Saya sudan produksi ini sejak tanggal 19 maret lalu. Mendengar ada kelangkaan masker dan harganya mahal, saya tergerak untuk membuatnya. Awalnya di minta oleh ibu Niken, dari Dinas Sosial Buleleng. Awalnya, saya membuat dengan sistem bayar seiklasnya, tapi para pemesan memaksa saya menentukan harga karena ini terkait dengan para tukang jahit yang saya berdayakan di desa-desa, akhirnya saya hanya minta biaya bahan dan upah jarit untuk tukang jarit yang ada di desa, sekaligus membantu ekomoni mereka” ungkapnya.
Saat ditanya tentang kesiapannya untuk berkerjasama dengan Pemkab Buleleng untuk memproduksi masker kain, Yanti dengen tegas menyatakan kesiapannya.
“Saya siap untuk membantu Pemkab untuk pengadaan masker, saya ada 20 tukang jahit, setiap tukang jahit bisa menyelesaikan 80-100 masker perhari” tengasnya
Hal yang sama juga disampaikan oleh Dina Widiawan, saat dihubungi via whatsapp. Dina menyampaikan bahwa dirinya siap untuk membantu menyukseskan Gerakan Masker Untuk Semua yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Pusat dan ditindak lanjuti oleh Pemkab Buleleng.
“Saya siap untuk terlibat dalam memproduksi masker kain. Sekarang saya memang sudah memproduksi kain, dengan cara donasi. Bagi yang ingin berdonasi masker saya akan buatkan maskernya. Saya tidak bisa memproduksi banyak saat ini karena saya hanya kerjakan sendiri, paling hanya maksimal 80 buah. Nah ini karena terkait dengan aturan pengadaan di Pemkab, harus ada ijin usahanya, saya akan segera lengkapi dan tidak menutup kemungkinan juga akan bermitra dengan tukang jahit lainnya” ucapnya. (DN - KOP)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com