Kasus Demam Berdarah di Buleleng Meningkat Sejak Awal Februari - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

2/26/20

Kasus Demam Berdarah di Buleleng Meningkat Sejak Awal Februari

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Buleleng, dr. Gede Suaryawan

Buleleng, Dewata News. Com - Kasus Demam Berdarah (DB) di Buleleng meningkat  cukup pesat. Tercatat sejak 3 Februari hingga 25 Februari kemarin, sebanyak 392 orang didiagnosa terserang DB. Data ini berdasarkan laporan yang diterima oleh Dinas Kesehatan Buleleng dari puskemas, rumah sakit milik pemerintah serta rumah sakit swasta yang ada di Buleleng.  Sejak Januari sampai 25 Februari ini, jumlah penderita DB di Buleleng sudah sebanyak 774 orang.

Ditemui di ruang kerjanya Rabu (26/2), Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Buleleng, dr. Gede Suaryawan membenarkan  atas meningkatnya jumlah pasien yang didiagnosa DB yang terjadi di Buleleng. Hal ini terjadi lantaran kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M (Menguras, Mengubur dan Menutup) Plus (menanam tanaman pengusir nyamuk seperti sereh dan pohon liligundi). Masyarakat juga masih mengandalkan fogging atau pengasapan menggunakan pestisida. Padahal fogging bukan menjadi solusi yang tepat. Fogging bisa membuat nyamuk lebih kebal. Dinkes Buleleng telah menghapus petugas Juru Pemantau Jentik Nyamuk (Jumantik) sejak dua tahun belakangan, dengan alasan keterbatasan anggaran. 

"Masing-masing KK wajib memantau jentik di rumahnya sendiri. Dicatat, lalu dilaporkan ke desa atau ke puskemas. Kami sudah berulang kali  melalukan penyeluhan. Masyarakat harus ikut peran serta untuk memutus rantai DB ini. Kalau hanya mengandalkan pemerintah tidak bisa. Minimal masing-masing KK bisa mengeliminasi jentik nyamuk sendiri agar tidak berkembang biak," ucapnya. 

Kecamatan Tejakula masih tercatat sebagai wilayah zona merah DB. Sebab warga di kecamatan tersebut banyak membangun bak penampungan air.  Suaryawan pun mengimbau kepada warga untuk memanfaatkan Abate (obat pembunuh jentik nyamuk) yang sudah disediakan oleh pemerintah di masing-masing puskemas secara gratis. "Abate selalu didistribusikan,tergantung kebutuhan di masing-masing puskemas, kalau permintaannya banyak segitu yang kami minta di provinsi." tutupnya. (DN - KOP)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com