Jelang Galungan, Dinas Pertanian Buleleng Lakukan Antisipasi Isu Virus Babi - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

2/5/20

Jelang Galungan, Dinas Pertanian Buleleng Lakukan Antisipasi Isu Virus Babi


Buleleng, Dewata News. Com - Isu virus babi yang menyebabkan penyakit demam babi afrika atau disebut juga African Swine Fever (ASF), terus berkembang di Bali. Hingga saat ini, diperkirakan virus babi ini telah menyerang empat kabupaten di Bali. Lima kabupaten sementara ini dinyatakan Masih aman dari virus babi ini, kabupaten Buleleng menjadi salah satu kabupaten yang aman dari virus babi. Dari pantauan dinas pertanian kabupaten Buleleng, belum ditemukan dan belum ada peternak babi yang melaporkan terkait serangan virus babi. 

Isu virus babi ini, cukup mengkhawatirkan pasalnya, konsumsi daging babi akan meningkat, saat galungan dan kuningan. Meningkatnya permintaan daging babi saat hari raya, peternak babi di Kabupaten Buleleng diharapkan untuk menjaga hygiene sanitasi  baik itu kandang babi maupun babi peliharannya. Ini dilakukan agar isu virus babi yang menyebabkan penyakit demam babi afrika atau disebut juga African Swine Fever (ASF) pada babi tak tersebar di wilayah Kabupaten Buleleng.

Mengantisipasi merebaknya virus babi ke Buleleng, Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, telah melakukan langkah seperti biosecurity, menerapkan sitem informasi, komunikasi dan edukasi terkait dengan penyebaran virus babi tersebut agar tidak menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat.

"Kami juga sudah melakukan sosialisasi dan pengadaan disinfektan untuk mencegah perkembangan mikroorganisme,” kata Kadis Pertanian Kabupaten Buleleng, Ir. Made Sumiarta saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (5/2).

Sumiarta juga menjelaskan, bahwa hal terkecil yang dapat dilakukan untuk pencegahan yakni dengan membersihkan kandang babi sesering mungkin. Selain disemprot dengan air biasa, penyemprotan kandang dapat dilakukan dengan menambahkan disinfektan pada air. Pola pakan yang higenis juga penting untuk menjaga kesehatan babi. 


Populasi babi di Buleleng berjumlah 86.519 ekor babi bali, 66.246 ekor saddle back, dan 31.977 ekor babi jenis landrace. Dinas pertanian kabupaten Buleleng, juga akan melakukan pemeriksaan daging babi dengan melibatkan dokter hewan di tiap-tiap Kecamatan di Buleleng guna menghilangkan keresahan warga terhadap ancaman penyakit ASF pada babi. Penyakit ASF pada babi ini tidak berpengaruh jika pengolahan daging babi dilakukan dengan teori yang benar. 

Merabaknya isu virus babi yang terjadi di Bali, juga menimbulkan keresahan terhadap pelaku usaha babi hitam (celeng Bali) seperti yang dilakukan open koperasi sektor riil, koperasi Pemasaran Pangan Bali Utara (Kopabara). Ketua Kopabara, Tobing Crysnanjaya mengatakan, cukup khawatir dengan adanya isu babi ini, namun iya meyakinkan bahwa babi yang akan digunakan saat program mepatung, yuks! dan kesetiakawanan pangan, pasti dalam kondisi sehat, karena sudah di seleksi dari proses pemeliharaan. 

"Kami sempat was-was, namun kami yakin babi kami sehat, karena babi yang kita akan potong adalah babi yang dipelihara secara tradisional dengan hanya diberi pakan tradisional seperti dag-dag, oot, gedobong yang telah didirebus terlebih dahulu", ujarnya.

Menurut tobing, jika isu virus ini tidak ditangani serius akan mengancam populasi celeng Bali yang saat ini populasi ya terus berkurang. (DN - KOP)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com