Festival Kuliner PDIP Buleleng Sajikan Olahan Makanan Khas Buleleng - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

2/24/20

Festival Kuliner PDIP Buleleng Sajikan Olahan Makanan Khas Buleleng


Buleleng, Dewata News. Com - Berbagai menu makanan tradisional khas Buleleng tersaji dalam Festival Kuliner yang digelar oleh DPC PDI Perjuangan Kab.Buleleng, Minggu (23/2). Beberapa menu makanan khas Gumi Den Bukit yang barhasil diolah tersebut antara lain Jukut Buangit, Jukut Ares, Palem, Sate Pusuh, Sudang Lepet, Jukut Daun Kelor, hingga Jukut Daun Intaran. Selain menu makanan, dalam festival kuliner yang digelar serangkaian dengan HUT Ke-47 PDI Perjuangan itu, peserta juga menyajikan minuman tradisional Bali yaitu Loloh, yang dibuat dari bahan-bahan tradisional.

Sebanyak 18 tim dari sembilan Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan yang ada di Buleleng ikut serta pada festival yang dilaksanakan di Lapangan Ngurah Rai Singaraja itu. Masing-masing PAC mengirim dua tim, yang di dalamnya ada unsur PKK, Karang Taruna, dan praktisi kuliner Bali seperti tukang Patus. 

Ketua DPC PDI Perjuangan Kab.Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST menjelaskan, kegiatan festival kuliner tradisional ini digelar sebagai salah satu implementasi dari ajaran Tri Sakti Bung Karno, yaitu Berdikari di Bidang Ekonomi. Dikatakan, salah satu bentuk berdikari dalam ekonomi itu adalah terwujudnya ketahanan pangan. 

Melalui ajang festival kuliner tradisional,  Suradnyana yang juga Bupati Buleleng ini mengajak seluruh masyarakat untuk mencintai dan melestarikan bahan makanan tradisional yang sangat beraneka ragam. Selain itu, Suradnyana juga mengharapkan masyarakat, khususnya kaum milenial agar lebih banyak mengkonsumsi menu kuliner tradisional, dan mengurangi fast food.

"Banyak sekali tumbuh-tumbuhan dan bumbu-bumbu tradisional kita yang berkasiat. Tumbuhan dan rempah-rempah itu memberikan manfaat bagi kesehatan kita," kata Suradnyana. 

Lebih lanjut Suradnyana mengharapkan, pelestarian kuliner tradisional khas Bali, khususnya Buleleng ini tidak hanya berhenti pada even festival semacam ini. Dirinya menginginkan kecintaan akan kekayaan kuliner daerah ini harus tetap dilestarikan dan dibumikan di setiap desa.

"Saya yakin di masing-masing desa ada tumbuhan, ternak, atau hewan sawah seperti Blauk, Capung, Lindung (Belut) yang belum ditampilkan (dalam festival), tapi ke depannya akan kita gali," tambahnya. 


Selain berbicara tentang kuliner tardisional, Suradnyana juga menyinggung tentang minuman tradisonal Arak Bali. Katanya, Pergub Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali yang baru saja diterbitkan oleh Gubernur Bali Wayan Koster memberikan alas legalitas bagi peredaran Arak Bali nantinya. Dirinya menginginkan adanya standar mutu untuk setiap produksi Arak Bali. 

"Sehingga nanti kalau Arak Bali keluar jenis minumannya, bisa benar-benar diberikan nama (merk), agar tidak berubah-ubah namanya. Sehingga orang-orang bisa memesan dengan citarasa yang sama, bila memesan dalam jumlah yang besar," harapnya.

Sementara, ketua Panitia Festival Kuliner Ketut Ngurah Arya mengatakan,  tujuan kegiatan ini adalah untuk menggali dan melestarikan kuliner tradisional khas Bali, khususnya Buleleng. 

Ngurah Arya yang juga Bendahara DPC PDIP Buleleng ini menyebut, dilibatkannya generasi milenial pada even kali ini adalah sebagai bagian dari regenerasi pengenalan kuliner tradisional. 

"Kalau jenis masakan kami tidak mengatur. Yang penting bagaimana cara mengolah bahan menu itu. Sehingga daerah satu belum tentu sama dengan daerah lain," kata Ngurah Arya.

Masih kata Ngurah Arya, bahan makanan wajib yang harus diolah oleh masing-masing tim antara ikan laut/tawar, unggas, daging Babi, Tempe dan Tahu, Telor, dan sayuran. Selain itu, peserta juga wajib menyajikan Loloh Bali.

Masing-masing tim yang terdiri dari 7 orang itu diberikan waktu selama 2 jam untuk mengolah bahan makanan yang sudah ditentukan panitia. Kegiatan mengolah bahan makanan selesai tepat pukul 12.00 wita. Selain untuk penilaian, peserta juga wajib menyajikan makanan untuk masyarakat umum yang hadir.

Pada festival ini, panitia menyediakan hadiah berupa uang pembinaan dengan jumlah total sebesar 13,5 juta rupiah. Sedangkan kategori juara yang dicari yaitu Best of The Best, Rasa Terbaik, Penyajian Terbaik, dan Pelayanan Terbaik.

Adapun dewan juri yang terlibat dalam penilaian ini berasal dari Indonesia Chef Association Kab.Buleleng. Menurut Ketua Dewan Juri, Ketut Tangkas Adnyana, kriteria penilaian yang digunakan pada festival ini yaitu kebersihan, team work (kekompakan), presentasi peserta, serta rasa dan tekstur hasil olahan.

Berdasarkan hasil penilaian juri, tim PAC Banjar 1 berhasil meraih kategori Best of The Best. Sedangkan tim PAC Banjar 2 merebut kategori Rasa Terbaik. Sementara Penyajian Terbaik berhasil jatuh kepada tim PAC Buleleng 1, dan tim PAC Buleleng 2 berhak atas kategori Pelayanan Terbaik.

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com