Festival Tepi Sawah Digelar Untuk Hormati Ibu Pertiwi - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

6/25/19

Festival Tepi Sawah Digelar Untuk Hormati Ibu Pertiwi


Gianyar, Dewata News. Com - Digelar untuk ketiga kalinya Festival Tepi Sawah akan kembali hadir di tengah-tengah hati masyarakat Bali. Menjadikan kolektivitas khas Bali sebagai semangat utamanya ini, kian menciptakan lingkungan dinamis dan kreatif  bagi masyarakat modern-individual  dengan menyajikan berbagai kegiatan seni seperti musik, workshop, instalasi seni, dan berbagai cabang seni lainnya untuk berkarya di dalam kebersamaan yang dibalur dengan program-program ramah lingkungan.

Akan berlangsung dari 6 hingga 7 juli mendatang, Festival Tepi Sawah diproyeksikan sebagai sebuah acara kesenian tahunan berorientasi ramah lingkungan, yang akan melibatkan dan menghadirkan seniman-seniman dari berbagai cabang seni, untuk berkolaborasi dan berkarya dalam kebersamaan. 
Di pusat lokasi yang sangat unik di pinggiran desa Pejeng ini, Festival Tepi Sawah merancang Uma Stage yang melatar-depani panorama simbolik tempat aspirasi ini terlahir di Tepi Sawah.  

Adalah penghormatan pada ibu pertiwi ,  ini lahir dari perpaduan passion dan gagasan dari tiga pelaku seni yaitu Nita Aartsen, Anom Darsana, Etha Widiyanto. Ketiga seniman ini akan memberikan kombinasi latar belakang pengalaman di bidang Music Education & Performance, Sound Engineering & Event Management, Architecture & Designs. 

Sebagai bentuk keserisan mereka untuk mengintergrasikan elemen kreatif dari festival ini dengan edukasi dan implementasi tentang environmental sustainability, baik di kalangan anak-anak maupun di kalangan dewasa. Berbagai line up yang merupakan talent-talent yang luar biasa, juga akan ditampilkan di Festival ini. 

Mengusung semangat Nusantara sebagai konsep utamanya. Nita Aarsent, founder Festival ini yang berkecimpung dan bertanggung jawab dalam soal line up yang istimewa. “Tahun ini ada yang sangat special: sinden yang bisa menyanyi jazz dan blues Endah Laras, dan juga membawa talent yang luar biasa umur 17 tahun sinden muda juga dari Solo , ungkap Anom Darsana (25/06).

Dalang cilik Narend yang bisa berkolaborasi dengan Woro,  Highlight yang menarik dari Papua Mania, mereka akan menari dan menggelar kolaborasi yang juga yakini akan membawa daya tarik tersendiri. 

"Tak kalah serunya ada Artis Ibukota Anda Perdana,  tak ketinggalan akan ada duo maut antara Balawan feat Made Ciiiaaattt.” Ujarnya.   Tak hanya sebatas itu, Festival Tepi Sawah juga akan menggelar “Tribute untuk Koesplus” di mana semua artis-artis yang berkontribusi, semuanya akan ikut menyanyi. 

Workshop-workshop sebagai bahan edukasi, seperti workshop film bersama Erick EST, workshop cukil dengan Rumah Kelima, Workshop tari dengan Dayu Ani dan juga workshop dengan Pak Made Bandem. juga tetap akan mengisi festival tahun ini.

Group-group dari generasi muda ISI Denpasar dan juga dari Universitas Udayana juga diberikan kesempatan untuk mengisi acara.

Segi tatanan produksi, Festival Tepi Sawah ini dipersiapkan dengan matang dari tahun ke tahun, baik dari segi stage/ tata panggung, juga dari sound dan lighting, dan kebutuhan produksi lainnya. “Kami mencoba dari tahun ke tahun untuk menyuguhkan sebuah festival yang ramah dengan nada anak-anak, dan keluarga. Untuk itulah kebutuhan sound, lighting yang digarap juga akan mengikuti dan menyamankan anggota keluarga yang hadir, intinya menyamankan semua mata dan telinga.” Ujar Anom Darsana.


Dari sisi environmental, Festival Tepi Sawah ini telah sukses dan melahirkan inovasi-inovasi baru untuk mengedukasi peserta festival termasuk para penampil, maupun audience untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan, sama-sama tidak menghasilkan terlalu banyak atau mengurangi sampah dengan cara menggunakan kembali alat-alat makan dan minum serta asbak. Lalu dari sisi lain workshop yang akan disampaikan oleh Pak Made Taro dan dari Little Talks di Ubud, dan kegiatan art corner untuk anak-anak dari bahan recycle, membuat hal ini menjadi senada dengan mewujudkan festival yang ramah lingkungan yang mampu dilaksanakan atau dipraktekan oleh segenap pengunjung dan segenap penyelenggara.  

“Di sisi venue, kami boleh berbangga sebab sudah tiga tahun ini kita masih menggunakan plang-plang yang sama dari material yang sama untuk signage seperti rundown, dekorasi dan sejenisnya. Dan juga masih dalam rangka mengurangi sampah dan mengutamakan 3R. Tahun ini dan setiap tahun merupakan ide baru, sejalan dengan salah satu highlight yang akan dibawakan yaitu Dalang Cilik Narend, membuat kami terinsiprasi untuk menyiapkan ‘wayang-wayangan’ sebagai bagian dari dekorasi.” Ujar Etha Widyanto, Founder Festival Tepi Sawah.  

Dalam gerakan kesadaran lingkungan ini, Festival Tepi Sawah berkolaborasi dengan Clean Bali Series, sebuah program buku dan pendidikan tentang kesadaran lingkungan untuk anak-anak, yang sudah dimulai sejak tahun 2006, dan yang telah aktif menggalang program bulanan “Bali Bersih” di lokasi festival, Omah Apik, bersama dengan sejumlah organisasi dan aktifis lingkungan, pendidikan, seni dan budaya, untuk memberikan ruang belajar kepada anak-anak setempat tentang kesadaran lingkungan.  

Melalui kebersamaan ini akan menjadikan Festival Tepi Sawah sebagai cerminan dan pembawa pesan kesadaran akan kelestarian lingkungan hidup dengan prinsip reduce, reuse, dan recycle (kurangi, gunakan kembali, dan daur ulang) baik dalam hal produksi, penjualan makanan dan minuman, penanganan sampah, pembuangan limbah dan lain-lain. 

Festival Tepi Sawah menggunakan area di tepi sawah sebagai pusat kegiatan. Kolaborasi antara seniman adalah suatu konsep yang sangat menarik dan akan mengejutkan bagi orang-orang yang akan menghadiri festival ini. Selain itu, Festival Tepi Sawah juga akan mengalirkan beberapa sekuen arsitektur yang menarik. Booth yang akan menyebar di setiap lanskap, dan instalasi seni akan menambah kecantikan festival ini. 

Festival Tepi sawah juga akan mengadakan workshop dari berbagai cabang kesenian, dan food stall serta art market.  Tak khayal, Festival Tepi Sawah ini akan membuat audience yang hadir tersihir melalui pukau yang ditampilkan oleh seniman-seniman yang turut ambil bagian dalam festival ini. (DN - CiN)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com