Membangkitkan Endek dan Songket Buleleng - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

4/1/19

Membangkitkan Endek dan Songket Buleleng


Buleleng, Dewata News. Com — Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (APD) Kabupaten.Buleleng secara khusus mencetak dan menerbitkan sebuah buku yang berjudul ”Membangkitkan Endek dan Songket Buleleng”, untukmembangkitkan kerajinan kain tradisional tersebut.

Menelusuri isi buku yang diterbitkan Dinas APD Buleleng itu, Senin (01/04) di Gedung Wanita Laksmi Graha Singaraja dihadirkan narasumber, seperti I Gusti Ayu Aries Sujati Suradnyana sebagai Ketua Dekranasda Kabupaten.Buleleng. Selain itu, Ketut Rajin sebagai perajin Endek dari Desa Sinabun serta Kadek Sonia Piscayanti dari unsur akademik turut memberikan pemikirannya dalam membangkitkan dua kerajinan tradisonal yang saat ini semakin diminati masyarakat.

Sebagai Ketua Dekranasda Buleleng, Aries Sujati mengulas tentang pentingnya melestarikan kerajinan tenun ikat, yang di Buleleng dikenal sebagai kain Endek dan Songket. Dalam sejarah perkembangannya, Aries Sujati melihat dua kerajinan dengan tingkat kerumitan tinggi ini mengalami pasang surut. ”Dulu, beberapa kain Songket bahkan menggunakan benang serat emas dan perak dalam coraknya. Namun, seiring perkembangan jaman corak itu tidak begitu banyak lagi ditemukan saat ini”, ujar istri Bupati Putu Agus Suradnyana ini.

Menurut Mas Aries Sujati, masing-masing desa yang menjadi sentra perkembangan Endek dan Songket memiliki motif dan corak yang berbeda-beda. Desa-desa yang dinilainya masih melestarikan pertenunan Endek atau Songket saat ini antara lain di Kelurahan Beratan, Desa Tejakula, Desa Sinabun, Desa Sawan, Desa Jinengdalem, dan Desa Kalianget. 

Oleh karena itu, Mas Aries Sujati sangat mengapresiasi usaha para perajin yang sampai saat ini masih konsisten dalam melestarikan kain warisan leluhur Buleleng tersebut.

Ketika giliran penekun kerajinan Endek dan Songket, Ketut Rajin mengungkapkan sejumlah kesulitan yang dihadapinya dalam mengembangkan motif atau corak Endek dan Songket. 

Pemilik sentra tenun terbesar di Buleleng ini menjelaskan, awalnya mengalami kesulitan dalam menciptakan desain yang lebih inovatif dan bernuansa modern. Saat awal merintis usahanya, Rajin masih menggunakan desain dengan corak tradisional. Namun, seiring usaha yang tak pernah surut saat ini sudah menghasilkan banyak motif endek yang berbeda.

Meskipun mampu menciptakan desain baru yang modern, pemilik pertenunan Arta Dharma ini mengatakan, bahwa sampai sekarang masih mempertahankan ciri khas motif Endek dan Songket Buleleng. ”Dengan ekspolarasi desain-desain lama itu, maka warisan motif tradisonal tersebut tidak akan punah”, imbuhnya..

Selain itu, Rajin juga menekankan pentingnya hak paten dalam melindungi desain para perajin saat ini. Menurutnya, di Indonesia sendiri hak paten belum begitu dihargai, berbeda dengan kondisi kondisi di luar negeri.

Sementara itu, Kadek Sonia Piscayanti menyoroti pentingnya literasi tentang Endek dan Songket Buleleng dalam upaya membangkitkan kerajinan itu. Literasi itu penting,menurut Dosen FBS Undiksha ini, untuk memberikan pengetahuan bagi masyarakat luas tentang apa itu Endek dan Songket. Sebab, melalui literasi yang dibangun itu juga akan muncul ide-ide dalam pengembangan Endek dan Songket Bulelelng nantinya.

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST menyatakan, bahwa bedah buku kali ini sebagai salah satu langkah awal dalam membangkitkan kerajinan Endek dan Songket di Buleleng. Selaku Kepala Daerah, PAS sapaan akrab Putu Agus Suradnyana meminta agar seluruh kerajinan yang ada di Buleleng dibuatkan literasinya, sehingga hal itu akan dapat mengenalkan secara lebih luas potensi kerajinan yang ada di Buleleng.  

”Selama ini di Buleleng dianggap tidak ada kerajinan, padahal kerajinan kami ada berbagai macam, dan itu luar biasa. Mulai dari tenun Endek dan Songket, Lukisan Di atas Kaca, Bokor, Gong, Ukiran juga ada”, jelasnya.

Bupati PAS selama ini juga telah mengambil berbagai upaya Dalam upaya membangkitkan kerajinan Endek dan Songket ini, lanjut Bupati PAS, Pemkab Buleleng tidak saja penggunaan baju Endek pada satu hari kerja, tetapi dalam berbusana adat Bali-pun sudah menginstruksikan kepada jajaran ASN di lingkungan Pemkab Buleleng untuk menggunakan baju endek. (DN ~ TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com