Melasti Desa Pakraman Buleleng Sebelum Nyepi, Ini Penjelasan Kelian Desa Pakraman - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

3/4/19

Melasti Desa Pakraman Buleleng Sebelum Nyepi, Ini Penjelasan Kelian Desa Pakraman


Buleleng, Dewata News. Com — Serangkaian dengan Panca Wali Krama di Pura Besakih, Desa Pakraman Buleleng memutuskan untuk memajukan upacara Melasti serangkaian Hari Raya Nyepi, Tahun Baru Saka 1941. Pelaksanaan Upacara Melasti tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang biasanya dilaksanakan paa POurnama Kedasa atau 15 hari setelah Tilem Kesanga (sehari sebelum Nyepi).

Upacara  Melasti yang dilaksanakan Desa Pakraman Buleleng pada hari Minggu (03/03) diikuti 14 Banjar Adat Pakraman dalam wilayah Desa Pakraman Buleleng dari Pura Desa Bale Agung di Jalan Mayor Metra Singaraja.

Sebanyak84 sarad dan 16 Kotak Ampilan dari sejumlah Pura Dadia dan Panti dengan berisi Pralingga dan Pratime diusung masing-masing karma banjar sekitar pukul 13.00 Wita mendatangi Pura Desa Bale Agung untuk selanjutnya menuju Pura Segara Buleleng. Sementara mereka yang ada di wilayah Banjar Adat Penatara, Petak, Peguyangan,Banjar Jawa menunggu di pinggir jalan, depan dadiua atau Panti masing-masing.

Sebelum proses upacara Melasti di Pura Segara Buleleng, para pemilet menjalani prosesi mekekobok (menyusuri pantai) dan berakhir di timur Monumen Yuda Mandala Tama, eks Pelabuhan Buleleng.

Kelian Desa Adat Pakraman Buleleng,Ir.Nyoman Sutrisna,MM menjelaskan, bahwa pelaksanaan upacara Melasti untuk kali ini  berbeda dari biasanya yang dilaksanakan pada Purnama Kedasa. Hal ini tidak terlepas dari pelaksanaan Panca Wali Krama di Pura Besakih.

Dalamawig-awig  Desa Pakraman, lanjut Sutrisna, pada pasal 80 ayat 1 beserta penjelasannya menyatakan, jika melasti bersamaan dengan rangkaian pelaksanaan  Panca Walikrama di Pura Besakih,maka pelaksanaan melasti yang biasanya diselenggarakan  pada Purnama Kedasa dimajukan pada sasih Kesanga.

Mengacu pada Lontas Sundarigama dan Lontar Aji Swamandala, bahwa melasti merupakan pembersihan alam melalui prosesi Anganyutaking malaning bum, ngamet tirta amerta  atau menghanyutkan kekotoran alam menggunakan air kehidupan.

Tujuan Melasti, menurut Sutrisna, adalah Ngiring Prawatek Dewata atau mengingatkan umat untuk meningkatkan bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, anganyut aken laraning jagat atau membangun kepedulian untuk mengentaskan  penderitaan masyarakat, anganyut aken papa kiesa atau menguatkan diri dengan membersihkan diri dari kekotoran rohani serta anganyut aken letuhan bhuwana atau bersama-sama menjaga kelestarian alam.

”Tujuan daripada kita melaksanakan Melasti sekarang adalah untuk membersihkan Bhuwana Alit maupun Bhuwana Agung yang ada di masing-masing desa pakraman”, jelas Nyoman Sutrisna.

Selanjutnya dilaksanakan agemet tirta amerta,yakni mengambil air suci dari tengah laut yang dilakukan oleh karma Tridatu Desa Pakraman Buleleng. Setelah nunas tirta,ribuan umat kembali ke tempat masing-masing dengan berjalan kaki penuh semangat yadnya. (DN ~ TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com