Kolaborasi Tari Barong Ket dan Tari Barong Sai Pukau Ribuan Penonton - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

2/21/19

Kolaborasi Tari Barong Ket dan Tari Barong Sai Pukau Ribuan Penonton


Buleleng, Dewata News. Com — Sudah diduga jauh sebelumnya, bahwa tampulnya kolaborasi Tari Barong Ket dan Barong Landung dengan Barong Sai menjadi tontonan menarik masyarakat pada Pagelaran Seni kerjasama Pemkab Buleleng, Bali dengan Kesenian dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Hal ini dibuktikan dengan membludaknya masyarakat memenuhi Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja yang berkapasitas 3.000 penonton pada Pagelaran Seni yang digagas Pemkab Buleleng, Rabu (20/02) malam.

Dari pantauan Dewatanews.com, pelataran Gedung Kesenian Gede Manik di Jalan Udayana Singaraja, sejak pukul 18.00 Wita sudah dipenuhi ratusan unit kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. Bahkan, sampai meluber ke luar gedung di sepanjang jalan Udayana. 

Alhasil, penampilan kolaborasi Tarian Barong Sai yang langsung dari RRT itu dengan Barong Ket, dan Barong Landung berhasil memukau ribuan penonton, setelah diawali dengan Tari Trunajaya massal yang merupakan tarian khas Bali Utara yang diciptakan maestro Gede Manik.

Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa Pagelaran Seni ini merupakan wujud kerja sama di bidang kebudayaan antara Pemkab Buleleng dengan Konsulat Jenderal (Konjen) RRT di Denpasar. 

Pada pagelaran seni budaya yang besar malam itu, langsung hadir Konsul Jenderal RRT di Denpasar Mr. Gou Haodong,  Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Wakil Konsul Jenderal RRT, Wakil Bupati Buleleng, dan seluruh pimpinan SKPD di lingkungan Pemkab Buleleng.

Selain kolaborasi Tari Barongsai dan Barongket, sejumlah kesenian menarik yang berasal dari Fujian Tiongkok yang menampilkan Tarian Masyarakat Minnan merayakan panen raya dibawakan oleh penari-penari dari Sekolah Kesenian Zhang Zhou, Akrobat Jenaka, Permainan Alat Musik Tradisional Tiongkok, Nyanyian Bahasa Daerah Minnan, Pertunjukkan Keterampilan Seni Gunting Kertas, Pertunjukkan Wayang Golek Khas Tiongkok, Permainan Sulap, Pertunjukkan Wayang Golek Tradisional, Permainan Alat Musik Tradisional Tiongkok Hulusi, Manusia dan Boneka Wayang Pentas Dalam Satu Panggung, Nyanyian Diiringi Tarian (dibawakan oleh semua pemain). 

Dipilihnya kolaborasi antara Tari Barongsai, Barongket, dan Barong Landung didasari oleh sejarah masa lalu, dimana eratnya hubungan kebudayaan antara Tiongkok dan Bali. Dikisahkan, bahwa\ Raja Jaya Pangus sendiri pernah ingin mempersunting Kang Cing Wie, seorang putri saudagar kaya dari Tiongkok. Sementara Barong Landung sendiri dianggap sebagai simbol dari Raja Jaya Pangus dan Putri Kang Cing Wie.

Bupati Buleleng Putru Agus Suradnyana dalam sambutannya menyebutkan, bahwa budaya Tionghoa di Buleleng telah menjadi aset budaya lokal yang telah memperkaya multikulturalisme di Buleleng. 

”Salah satu indikator yang mendukung pernyataan tersebut, yaitu orang Bali menganggap orang China sebagai kakak tertua dan memasukkan unsur-unsur budaya China dalam kesenian dan ritual adat", ungkap Bupati Agus.

Bupati PAS juga mengatakan, begitu banyak akulturasi budaya antara Bali dan China. Cerita Sampik Ingtai menjadi salah satunya. Selain itu, penggunaan uang kepeng dalam setiap upacara agama Hindu di Bali juga ditengarai sebagai bagian akulturasi budaya masa lalu.

”Dari keterkaitan di bidang sejarah antara kebudayaan China dan Bali, maka dapat kami jadikan awal kerja sama antara Pemkab Buleleng dengan Konjen RRT dalam bentuk kerja sama ekonomi dan budaya", paparnya.

Sementara itu, Konsul Jenderal Gou Houdong menyambut baik kerja sama di bidang kebudayaan antara Konjen RRT dengan Pemkab Buleleng. Gou Houdong memuji penampilan kesenian dua kebudayaan kali ini. Menurutnya, penampilan dua kebudayaan dalam satu panggung ini menjadi penampilan paling menarik yang pernah disaksikannya.

”Saya tahu, bahwa Pemkab Buleleng telah bekerja sangat keras dan bekerja sama dengan organisasi Tionghoa yang ada di Buleleng untuk mewujudkan acara ini”, ujarnya.

Gou Houdong juga memberikan apresiasi atas kolaborasi Barongsai dan Barongket ini. Karena, menurut Gou Haudong, kedua tari barong itu memiliki kemiripan yang sangat besar. Bahkan, dari kata "barong" yang digunakan pada kedua kesenian itu, dianggapnya telah membuktikan adanya keterkaitan sejarah di masa lalu.

”Warisan kebudayaan Bali memiliki daya tarik yang sangat besar bagi wisatawan Tiongkok. Tapi ini (kebudayaan Bali-red) belum dikenal secara luas oleh masyarakat Tiongkok", ungkapnya.

Untuk itu, Ia berharap agar media massa, baik yang di Bali maupun yang termasuk dalam rombongan Konsulat Jenderal RRT agar mempublikasikan secara lebih luas acara tetsebut. Sehingga akukturasi budaya antara China dan Bali di masa lalu bisa lebih dikenal khusunya oleh wisatawan Tiongkok. (DN ~ TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com