Imlek dan Peranan Masyarakat Tionghoa dalam Sejarah Bangsa - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

2/5/19

Imlek dan Peranan Masyarakat Tionghoa dalam Sejarah Bangsa


Sekitar 3 juta lebih Warganegara Indonesia keturunan Tionghoa hari ini memperingati Tahun Baru Cina ke 2570, yang di Indonesia lebih dikenal dengan Hari Imlek.

Banyak ucapan yang disampaikan orang dalam memperingati Tahun Baru Cina. namun yang paling terkenal dan paling familier adalah uacapan Gong Xi Pa Cai yang berati selamat berbahagia dan sejahetra atau juga berarti semoga kekayaan makin bertambah.

Selain itu, dalam memperingati tahun baru Imlek kita juga identik dengan bagi bagi ampau, maknanya merupakan bentuk rasa peduli untuk saling membantu, terutama terhadap orang orang yang dianggap tidak mampu dan lebih muda atau lebih rendah status sosialnya dengan harapan orang yang memberi ampau lebih bertambah rizkinya.

Berbicara Masyarakat Tionghoa di Indonesia, termasuk di Kabupaten Buleleng, Bali, tentu kita tidak bisa melupakan peranan dan Kontribusinya dalam membangun bangsa dan Negeri ini. Tentu kita kenal Tokoh Tokoh perjuangan yang berasal keturunan Tionghoa Lien Koen Hian, Oy Tiang Tjoen, Ou Thoi Haw dan MR. Tan Enghoa yang merupakan Anggota Badan Penyelidik Usaha Usaha Kemerdekaan Republik Indonesia.

Kemudian di zaman Agresi Belanda kedua, kita juga mengenal sosok Lie Tjeing Tjoa yang lebih dikenal dengan Mayor AL Jon Lie yang menjadi Nakhoda, yang ditugaskan pemerintah Indonesia untuk menjual komoditas Indonesia untuk ditukar dengan persenjataan yang dibutuhkan saat melawan Belanda.

Berkat jasanya yang besar dalam perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan, Jhon Li akhirnya diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2009 oleh Presiden SBY.

Selain itu, masyarakat Tionghoa juga banyak berjasa dalam bidang pertanian penyediaan makanan, pakaian, kuliner dan pembangunan di bidang energi pertambangan dan banyak prestasi lainnya yang diraih oleh masyarakat Tionghoa dalam mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia.

Sebut saja Rudi Hartono, Liem Swiking, Alan Budi Kusuma dan Ratu Bulutangkis dunia Susi Susanti.
Jika kita melihat kiprah dan pernan mereka.dalam membangun bangsa dan negeri ini, rasanya sudah tidak tepat lagi kalau saat ini masih ada dikotomi WNI asli atau WNI keturunan, karena kita memang hidup di negeri yang penuh kebhinekaan, keberagama adat suku.bangsa dan Agama.

Yang terpenting adalah, bagaimana kita merajut keberagaman tersebut dalam satu tujuan, yaitu Indonesia yang bersatu dan sejahtera. Tentu perbedaan itu tidak bisa dihindari, pilihan juga tidak mungkin sama tapi bicara tujuan untuk Negeri dan Bangsa Tercinta, yakni Indonesia.  ~ Made Tirthayasa ~ 

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com