Bu Sagung : Jadi Caleg Perempuan Harus Memiliki Komitmen

Denpasar, Dewata News. Com - Apa yang menjadi amanat UU Pemilu bahwa minimal harus ada 30 persen kuota calon anggota legiskatif (caleg) perempuan yang diajukan partai politik (parpol) dalam Pemilu Legislatif (Pileg) memang sudah terpenuhi. "Namun dibalik itu, tingkat pergerakan perempuan dalam berpolitik prakatis masih minim yang di sebab masih terkendala waktu, materi, dan lainya," ujar A.A. Sagung Rat Mudiani, SE yang akrab disapa Bu Sagung, Rabu (6/2) di Denpasar.

Bu Sagung calon legeslatif (caleg) DPRD Kota Denpasar dapil Denpasar Barat dari Partai NasDem nomor urut 3 ini mengatakan selama ini dilihat dari realitanya, caleg perempuan yang akhirnya terpilih menjadi anggota legeslatif tidak mencapai 30 persen. Sebagian besar caleg perempuan berguguran dalam kontestasi Pileg dan kalah bersaing dengan caleg laki-laki. 

"Sekarang ini yang musti diperjuangkan, jangan lagi caleg perempuan banyak yang berguguran di Pileg, maka itu dengan waktu yang tidak banyak ini mari berjuang bersama-sama walau dirasakan tantanganya cukup berat," terang Dewan Penasehat Serikat Pekerja Mandiri Regional Bali ini.

Bu Sagung yang merupakan mantan Sekretaris Material Grand Hyatt, Nusa Dua ini menjelaskan, walau dirasakan dinamika politik banyak terdapat tantangan, namun bagaimanapun juga kita sebagai perempuan harus memiliki komitmen yakni bagaimana untuk terus bisa melahirkan banyak anggota legeslatif dari kalangan perempuan. 

"Salah satunya upaya yang dilakukan  adalah menjadi tim relawan pemenangan Jokowi dalam bentu Doakan Jokowi Menang (DJM) Satu Kali Lagi yang sudah sempat dilaksakan baru-baru ini di Denpasar dengan menggandengan berbagai elemen, baik mahasiswa, masyarakat, dan lainya," ucap perempuan yang usianya kini sudah  57 tahun.

Bu Sagung menambahkan, ikut berpolitik praktis adalah untuk bisa mengukur sejauh mana kemampuan caleg perempuan ini menyampaikan visi misi dan program yang menjadi bekal penting ketika terpilih sebagai wakil rakyat di legislatif. Semoga dengan program pemberdayaan perempuan dari sisi politik melalui pendidikan politik ini diharapkan mampu mendongkrak semangat  caleg perempuan mencapai keterwakilan 30 persen di parlemen. (DN - Bdi)