Dari Hulu ke Hilir ”Berperang” Melawan Sampah, Ini Pitutur Pengamat Sosial Gede Made Metera - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

12/15/18

Dari Hulu ke Hilir ”Berperang” Melawan Sampah, Ini Pitutur Pengamat Sosial Gede Made Metera


SAMPAH masih menjadi persoalan di berbagai negara sedang berkembang, masalah di banyak kota, juga menjadi soal pelik di Kota Singaraja, Ibukota Kabupaten Buleleng, Bali.

Pemerintah Kabupaten Buleleng telah berupaya keras memerangi sampah, juga telah mencanangkan tahun 2015 bebas sampah plastik.
Peraturan Daerah yang mengatur tentang sampah sudah dibuat.

"Pasukan Hijau" yang membersihkan sampah setiap pagi mulai pukul 05 pagi sudah disiapkan dan telah bekerja dengan cukup baik. Mereka bekerja di berbagai sudut kota, di taman-taman kota, di obyek-obyek wisata, termasuk di Obyek Wisata Ex Pelabuhan Buleleng.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang beraktivitas menangani sampah sudah bekerja dengan giat. Mereka menginisiasi Bank sampah, memotivasi anak-anak sekolah, berbagai kelompok masyarakat untuk ikut memerangi sampah. Permasalahan sampah, lebih-lebih sampah plastik belum juga dapat diatasi.

Peliknya masalah sampah, terutama akan terlihat setelah ada hujan dan air sungai mulai surut, tumpukan sampah, termasuk sampah plastik akan nampak di hilir Tukad Buleleng dan di pesisir pantai di sekitarnya yang berdampingan dengan lokasi Obyek Wisata Ex Pelabuhan Buleleng.

Usaha keras "Pasukan Hijau" yang membersihkan tempat itu setiap pagi menjadi sia-sia, karena sampah dan sampah plastik dibawa oleh aliran sungai dari hulu ke hilir dan ke pesisir pantai di sekitar hilir sungai.

Masalah sampah juga dengan mudah dapat disaksikan di taman-taman kota, di Obyek Wisata, termasuk Obyek Wisata Ex Pelabuhan Buleleng setiap pagi.

Para pengunjung tempat-tempat itu di sore sampai malam hari yang menghasilkan sampah, termasuk sampah plastik, rupanya enggan membuang sampah dari bungkus makanan ke tempat sampah yang sudah disediakan.

Mereka lebih suka membiarkan sampah yang mereka hasilkan berserakan di samping mereka duduk. Padahal sudah tersedia tempat sampah warna hijau, kuning, dan merah yang dimaksud untuk pemilahan sampah sejak di hulu di penghasil sampah.

Peliknya masalah sampah bukanlah karena kurangnya perhatian dan penanganan sampah oleh pemerintah. Tetapi lebih disebabkan oleh sikap dan perilaku masyarakat terhadap sampah dan menangani sampah.

Andaikan masyarakat yang tinggal di pinggir sungai mulai dari hulu sungai tidak membuang sampah ke sungai, maka tidak akan ada masalah sampah di hilir sungai dan di pesisir pantai di sekitarnya.

Kalau saja masyarakat pengunjung taman-taman kota dan obyek-obyek wisata mau membuang sampah yang mereka hasilkan ke tempat sampah yang telah di sediakan, maka masalah sampah di tempat-tempat itu akan berkurang.


Pemerintah Kabupaten Buleleng yang sudah bekerja keras menangani masalah sampah melalui Dinas Lingkungan Hidup dan LSM yang ada di kabupaten Buleleng yang juga sudah bekerja keras menangani sampah. Mungkin perlu reorientasi metode penanganan sampah dengan memulai dari hulu.

Mulai dari masyarakat yang ada di sekitar hulu sampai hilir sungai agar tidak membuang sampah ke sungai.

Mulai dari semua penghasil sampah agar menangani terlebih dahulu sampah yang dihasilkan agar semakin sedikit sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Tegakkan Perda yang sudah ada. Berikan sanksi bagi pelanggar. Berikan penghargaan bagi yang taat.

Kalau masih perlu belajar, mungkin tidak jauh-jauh. Tukad Badung di tengah kota Denpasar bisa ditangani dengan baik. Bisa jadi ada yang bisa dipelajari dari cara penanganan Tukad Badung yang bisa bersih dari sampah.

Untuk masyarakat Buleleng, mari bersama-sama menangani sendiri terlebih dahulu sampah yang dihasilkan dengan mentaati peraturan yang ada.

Pitutur pengamat social yang juga Rektor Universitas Panji Sakti ini disampaikan ketika terenyuh menyaksikan sampah dan Pasukan Hijau bekerja keras membersihkan sampah di hilir Tukad Buleleng. ~ Made Tirthayasa ~

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com