Keberadaan PWI Buleleng Tak Bisa Dipisahkan Dari KWS - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

8/29/18

Keberadaan PWI Buleleng Tak Bisa Dipisahkan Dari KWS


Keberadaan pers – yakni Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Kabupaten Buleleng tidak bisa dilpisahkan dari kiprahnya organisasi Korps Wartawan Singaraja (KWS) yang dipimpin Pak Harun Daeng Malino di era 1969-1970an.

Melalui Harun Daeng Malino yang pensiunan Kantor Keuangan terbesar di Singaraja yang sudah almarhum ini, mampu menghimpun para pegiat penulis di Koran, lebih keren sebaga disebut media cetak maupun tukang foto sebagai fotografer berita.

Kiprah almarhum yang bertempat tinggal di kawasan Jalan Gunung Agung, Lingkungan Tegal Sari, Kelurahan Banjar Tegal ini melalui Korps Wartawan Singaraja (KWS) mampu menjembatani informasi dari pemerintah kepada masyarakat dan sebaliknya, ketika ”Buleleng Membangun” mengikuti tahapan Repelita yang digelindingkan pemerintah pusat dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto.

Bupati Hartawan Mataram almarhum di kabupaten belahan Utara ini mengelindingkan program jali-jali (jalan, listrik dan air) ke seluruh pelosok desa yang ada di Buleleng. Sudah semestinya masyarakat Buleleng kekinian menyampaikan rasa salut dan bangga atas kerja keras Bupati Hartawan Mataram dan yang meresmikan Tugu Singa Ambara Raja di tahun 1970, sebagai lambang kabupaten Buleleng.

Harun Daeng Malino beserta jajarannya, seperti A.Gafar Makaramah (alm), Thamrin Makaramah (alm). M. Syabibi (alm) dengan fotografer A.Kadir (alm) dikenal dengan studio Ridaka, dan Jin Lee, memperkuat media Harian Angkatan Bersenjata (AB) milik Kodam IX/Udayana. Sementara dua andalan media RRI, yakni Gede Mardika Wijaya (alm) dan Made Tirthayasa memperkuat media Bali Post sebagai kontributor bersama-sama Putu Mangku (alm) maupun Gede Sukari (alm) yang keduanya pensiunan Kantor Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buleleng.

Kekuatan pers di Buleleng juga tidak bisa terlepas dari keberadaan wartawan senior Mahar Effendi (alm) maupun Adi Riyadi (alm).

Setelah mereka almarhum, KWS dilebur menjadi PWI (Persiapan) Buleleng di era 1977 dengan mendapat dukungan Pemkab Buleleng yang memberikan pinjam pakai sekretariat, berpindah-pindah.

Bahkan, kiprah keberadaan Korps Wartawan Singaraja (KWS) yang sudah mampu menjembatani arus komunikasi dan informasi itu mendapat apresiasi Bupati Hartawan Mataram dengan memberikan pinjam pakai gedung untuk secretariat.

Berawal diberikan menempati bekas gedung PNI di Jalan Dewi Sartika Singaraja bersama-sama Radio Khusus Pemerintah Daerah (RKPD) Buleleng. Kemudian sempat menempati bangunan sebelah timur Museum Buleleng, kini gedung Sekretariat PHDI Kabupaten Buleleng.

Selanjutnya sempat menempati sebuah bangunan gedung bersama-sama Mawil Hansip Buleleng dijadikan sekretariat sebagai Balai Wartawan PWI Perwakilan (Persiapan) Buleleng hingga resmi dikukuhkan PWI Perwakilan Buleleng.

Ketua PWI Perwakilan (Persiapan) Made Tirthayasa didampinggi Ida Putu Karmaya sebagai Sekretaris terus berjuang, selain ke PWI Pusat melalui PWI Cabang Bali, juga untuk sekretariat sebagai sarana berkumpul para “kuli tinta”. Sebab, untuk menjadikan PWI Perwakilan Buleleng sudah sangat memenuhi syarat, dengan adanya 5 orang anggota Biasa PWI dan sebuah media, yakni RRI.

Melalui nusyawarah kerja PWI Buleleng, Ketua PWI Cabang Bali, Djesna Winada waktu itu menetapkan Putu Sudana, karena Tirthayasa ditengarai sudah dua kali periode memimpin PWI Perwakilan (Persiapan).

Ditangan Sudana almarhum, Balai Wartawan sirna yang kini menjadi Kantor Kelurahan Banjar Bali, tanpa pengganti untuk gedung sekretariat, hingga kepemimpinan PWI Perwakilan Buleleng digantikan Nyoman Suasthawan.

Dibawah kepemimpinan Suasthawan yang pindah tugas sebagai karyawan RRI Singaraja ke RRI Makassar menjadikan organisasi profesi ini fakum hampir tiga tahun. Karena harapan kepada Kepsta RRI Singaraja waktu itu dijabat Bagus Rai yang notabene Ketua PWI Cabang Bali tidak ada langkah nyata.

Setelah kepemimpinan PWI Provinsi Bali dijabat Dwikora Putra, rekonsiliasi ditubuh PWI Buleleng dilaksanakan, dan melalui Rakerkab PWI Buleleng menetapkan Putu Ngurah Aswibawan sebagai Ketua didampingi Ketut Wiratmaja selaku Sekretaris untuk periode 2015-2018.

Dari proses Rakerkab di kawasan Pantai Penimbangan, pengurus PWI Kabupaten Buleleng diharapkan mampu melaksanakan amanah Rakerkab, selain menjalankan program kerja, juga memperjuangkan gedung secretariat ke Pemkab Buleleng.

Namun, dalam perjalanan organisasi profesi yang dikomandani Nguirah Aswibawan selaku Ketua dengan Sekretaris Ketut Wiratmaja hingga berakhir masa tugasnya, ternyata amanah Rakerkab PWI Buleleng tidak mampu dilaksanakan. Memprihatinkan? 

Dengan berakhirnya masa bakti kepengurusan dibawah kendali Ketua Ngurah Aswibawan, melalui Panitia yang diketuai Ida Putu Karmaya berkenan menyelenggarakan Konferensi Kabupaten PWI Buleleng pada hari Jumat – tanggal 31 Agustus 2018 di Gedung Unit IV Kantor Bupati Buleleng.

Melalui surat undangan yang diterima, hari Rabu (29/08), sesuai dengan pasal 23 Peraturan Dasar PWI ayat (2), Konferensi Kabupaten PWI Buleleng Tahun 2018 melakukan tugas Mendengar dan menilai laporan pertanggungjawaban Pengurus Kabupaten PWI Buleleng pewriode 2015-2018.

Selain itu, Konferkab PWI Buleleng melaksanakan kewajiban Konstitusional menetapkan Program Kerja PWI Buleleng periode 2018-2021, Ketua PWI Kabupaten Buleleng periode 2018-2021 serta Membentuk Formatur untuk menyusun Pengurus PWI Kabupaten Buleleng periode 2018-2021.

Tirthayasa selaku salah seorang pejuang yang membidani kelahiran PWI Buleleng sangat menaruh harapan terhadap organisasi profesi kewartawanan yang diatur oleh Peraturan Dasar Peraturan Rumah Tangga dan Kode Etik Jurnalistik PWI dibawah Undang-Undang Pokok Pers No.40 Tahun 1999.

Selaku Penasehat PWI Buleleng tiga periode kepengurusan, baik saat diketuai oleh Putu Sudana almarhum, Nyoman Suasthawan maupun terakhir Putu Ngurah Aswibawan yang ketiganya itu adalah ASN di LPP RRI Singaraja menggarisbawahi, dengan segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, ke dalam agar PWI Kabupaten Buleleng khususnya, menegakkan ketaatan wartawan pada Kode Etik Jurnalistik serta menjaga citra, kredibilitas dan integritas wartawan dan PWI.

Artinya, persoalan pribadi yang mungkin ada jangan dibawa dalam tubuh organisasi sebagai suatu lembaga yang mengemban tugas profesionalisme.

Dengan memupuk kesadaran dan Komitmen Wartawan Indonesia untuk lebih berperan serta di dalam pembangunan bangsa dan Negara, khususnya Kabupaten Buleleng, Bali. Astungkara.  ~   Made Tirthayasa ~          

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com