Sanggar Seni Sunari Bajra Kian Memuncak - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

7/22/18

Sanggar Seni Sunari Bajra Kian Memuncak


Keberadaan Sanggar Seni Sunari Bajra dibawah polesan tangan seniman serba bisa, baik seni topeng, seni teater kontemporer maupun seni bondres ini makin puncak pentas dengan semakin redupnya sanggar seni lainnya.

Karena itu pula, Sanggar Seni Sunari Bajra yang dibangun dan dibina oleh Wayan Sujana yang juga Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng ini mendapat kehormatan menjadi duta Kabupaten Buleleng dalam Lomba Bondres Modern serangkaian PKB ke-40 yang berlangsung di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, beberapa waktu lalu.

Selaku pembina seni Bondres, Wayan Sujana menyimak, seni Bondres yang mampu menggugah penonton di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya, Denpasar, mengingat pesan yang disampaikan sesuai denga tema PKB ”Teja Dharmaning Kauripan” yang menggambarkan api semangat untuk berjuang perlu dihidupkan.

”Didalamnya terkandung pesan hidup penuh perjuangan. Dua arus ketemu, yakni arus positif dan negatif,” jelas Wayan Sujana.

Menurutnya, Bondres modern ini merupakan pementasan kesenian dengan pola baru. Walaupun demikian, Buleleng tetap tampil dengan menampilkan gaya khas Buleleng.

Terlebih lagi ada harapan, bahwa Duta dari masing-masing Kabupaten harus menyampaikan dan menggali potensi yang ada di daerahnya dan bukan meniru. Karena memang menurutnya, PKB ini walaupun formatnya modern, dibaliknya tetap ada upaya untuk pelestarian.

”Khas Buleleng dari segi dialeknya, kami tetap bertahan, karena disamping melestarikan gaya Buleleng, kebetulan gaya Buleleng ini disenangi di Bali.

Dengan gaya Buleleng yang lugas itu menjadi trend untuk bondres Buleleng, sehingga Bondres Buleleng itu sangat eksis di seluruh Bali,” ujar Sujana.

Dalam pementasan itu, Tut Warta dan kawan-kawan membawakan lawakan yang kental dengan pesan perjuangan menjalani hidup.

Dalam pementasan yang berlabgsung di gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar itu, dipaparkan Sujana, diceritakan tiga orang tokoh pemeran utama, yakni Tut Warta dan Kipli sebagai saudara yang hidup Yatim Piatu. Kehidupannya jauh dari layak, karena penuh dengan penderitaan serta hidup miskin.

Sementara satu lagi Cimcim yang memerankan tokoh sebagai orang kaya. Kehidupan keduanya sangat jauh berbeda

Namun, kemudian jalan hidup keduanya berbanding terbalik. Tut Warta dan Kipli yang tidak pernah menyerah akhirnya menjadi orang yang berhasil. Terlebih lagi Kipli mendapatkan ”paica” hingga kemudian menjadi dukun sakti.

Sebagai dukun sakti yang dikenal, sehingga banyak pasien yang datang untuk berobat kepadanya dan sembuh. Sementara itu berbeda dengan Cimcim. Hidup bergelimangan harta, justru membuatnya gelap mata. Hidupnya hanya berfoya-foya, hingga kemudian, ia pun jatuh miskin.

Jalan cerita yang menggambarkan perjuangan dalam menjalani hidup itu dibawakan dengan apik oleh mereka. Ditambah lawakan dengan menggunakan bahasa dan logat khas Buleleng, membuat penampilan mereka berhasil mengocok perut penonton.

Tak ayal, penampilan mereka pun mendapatkan apresiasi dari penonton. Melalui penampilan lomba bondres tersebut. Bondres Sunari Bajra pun berharap agar pesan yang mereka sampaikan bisa diserap oleh penonton. 

Ketika diselenggarakan acara kegiatan Pemerintah Kabupaten Buleleng memberikan Piagam Penghargaan dan Cinderamata kepada wajib pajak daerah terbaik serta mitra pendukung pengelolaan perpajakan daerah tahun 2017, beberapa waktu lalu di gedung Pahlawan Mr.Ketut Pudja dimeriahkan oleh Bondres Sunari Bajra. ~ Made Tirthayasa ~

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com