Golkar Buleleng Memanas, 9 PK Sepakat Melawan Keputusan DPD I - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

7/9/18

Golkar Buleleng Memanas, 9 PK Sepakat Melawan Keputusan DPD I


Buleleng, Dewata News.Com —Pencopotan Putu Singyen sebagai Ketua DPD II Golkar Buleleng, membuat situasi di internal Golkar Buleleng memanas. Keputusan mencopot Singyen sebagai Ketua Golkar di Buleleng, dinilai kontraproduktif dan mengancam elektabilitas Partai Golkar, terutama jelang Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) di tahun 2019 nanti. Bahkan, kondisi ini dinilai akan mengancam kesolidan partai.

Hal ini memicu sejumlah kader Golkar mulai melakukan perlawanan dan menolak pemberhentian Singyen. Perlawanan penolakan ini menguat, karena Pengurus Kecamatan (PK) se-kabupaten Buleleng sepakat “mendobrak” atas putusan tersebut dan bersurat ke DPD I Golkar Bali, mempertanyakan keputusan yang dinilai tidak masuk akal.

Ketua PK Golkar Kecamatan Seririt, Komang Sutama mengatakan, pihaknya bersama Ketua-Ketua PK lainnya sudah sepakat melawan keputusan itu dan bakal bersurat ke Ketua DPD I Golkar Bali mempertegas sikap penolakan atas keputusan itu. "Keputusan itu sangat merugikan partai, terlebih jelang Pileg. Kami tau siapa bermain dibalik ini, tapi jangan membuat kebijakan yang justru merugikan partai," kata Sutama, Senin (09/07).

Menurut Sutama, jika kekalahan di Pilgub Bali yang dijadikan acuan untuk mencopot Singyen, hal itu tidak wajar. Sebab, di TPS Ketut Sudikerta, pasangan Mantra-Kerta kalah. Bahkan di kampung Gede Sumarjaya Linggih selaku Korwil Bali dan NTB perolehan suara Mantra-Kerta hanya 10 persen. "Waktu rapat di Sekretariat DPD I Golkar Bali membahas kepemimpinan Singyen, kami dari PK se-Buleleng hadir. Dan kami minta putusan itu dipertimbangkan," ungkap Sutama.

Surat keputusan pencopotan hanya ditandtangani oleh Wakil Sekretaris DPD I Golkar dan Sumarjaya Linggih selaku Korwil Bali-NTB, baginya tidak sah. Seharusnya kata dia, yang tanda tangan adalah Ketua Umum DPD I Golkar Bali dan bukan sekelas Wakil Sekretaris. "Cara-cara seperti ini yang menghancurkan solidaritas partai," sindir Sutama.
Bukan itu saja, jika melihat Singyen tidak aktif selama 4 bulan, mestinya DPD I Golkar Bali melihat Golkar Buleleng dibawah kendali Putu Singyen, dimana banyak tokoh tenar di Buleleng masuk ke Partai Golkar. Diantaranya, mantan Ketua DPC PDIP Buleleng Dewa Nyoman Sukrawan, Made Arga Pynatih tokoh senior PDIP, Gede Dharma Wijaya mantan Ketua DPC Partai Demokrat Buleleng.

Kemudian, ada juga mantan Ketua DPD Partai Berkarya Buleleng, Dewa Gede Radhea Prana Prabawa masuk ke Partai Golkar. "Ini hasil kerja keras Singyen dalam membesarkan Golkar di Buleleng. Dengan melihat perkembangan Golkar yang bagus itu harus ada penghargaan atas kepemimpinan Singyen. Berbeda pandangan boleh, tapi jangan pendek melihat persoalan ini," pungkas Sutama.

Sebelumnya, Putu Singyen dicopot sebagai Ketua Golkar Buleleng karena dinilai merugikan Partai Golkar lantaran tidak aktif selama 4 bulan. Terlebih, Singyen tidak terlibat selama masa kampanye Pilgub Bali 2018. Singyen menjabat sebagai Ketua DPD II Golkar Buleleng periode 2016 sampai 2021 dipecat berdasarkan hasil rapat DPD I Golkar Bali beberapa waktu lalu.
Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta saat itu yang memimpin langsung rapat saat pemecatan tersebut diputuskan. Sebelum pencopotan, DPP Golkar sudah menerbitkan surat No. B-1850/GOLKAR/VII/2018 tertanggal 4 Juli 2018, prihal penyampaian hasil rapat Korbid PP Wilayah Timur (Bali, NTB, NTT) tentang permasalahan DPD II Golkar Buleleng. (DN ~ TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com