Cari Zona Nyaman Demi Buleleng, Dewa Sukrawan Nyaleg DPRD Bali lewat Demokrat - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

7/30/18

Cari Zona Nyaman Demi Buleleng, Dewa Sukrawan Nyaleg DPRD Bali lewat Demokrat


Denpasar, Dewata News. Com - Panggung politik pencalonan anggota legislatif (caleg) Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 memang penuh dinamika. Banyak anggota Dewan petahana atau incumbent dan juga politisi yang pernah "mencicipi manisnya" sebagai wakil rakyat tidak berani keluar dari "zona nyaman". Kebanyakan dari mereka memilih kembali nyaleg di tingkatkan yang sama seperti yang pernah dijabat misalnya tetap nyaleg ke DPRD kabupaten/kota dan tidak mau "naik kelas" ke DPRD provinsi.

Namun jalan politik yang berbeda dilakoni politisi kawakan asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Buleleng yakni Dewa Nyoman Sukrawan. Setelah tiga kali duduk sebagai wakil rakyat di DPRD Buleleng (periode 1999-2004, lalu periode 2004-2009, terakhir periode 2009-2014 sebagai Ketua DPRD Buleleng, Dewa Sukrawan yang juga mantan Calon Bupati Buleleng dalam Pilkada Buleleng 2017 ini tidak memilih ke "rumah" yang sama. Melainkan ia membulatkan tekad maju ke DPRD Bali daerah pemilihan (dapil) Buleleng dari Partai Demokrat.

"Kalau mau nyaman dan terpilih lagi dengan mudah bisa saja saya kembali nyaleg ke DPRD Kabupaten Buleleng. Apalagi saya sudah sempat tiga periode di sana. Tapi saya ingin tinggalkan zona nyaman dan berjuang lebih luas untuk Buleleng," kata Dewa Sukrawan saat ditemui di Denpasar, Minggu (29/7).

Dewa Sukrawan yang juga mantan Calon Wakil Gubernur Bali dalam Pilgub Bali 2013 itu mengatakan jika dirinya kembali maju ke DPRD Kabupaten Buleleng maka tentu hal itu juga menutup peluang adanya regenerasi dalam komposisi wakil rakyat di "Bumi Panji Sakti" itu Hal itu tentu tidak sehat untuk dinamika demokrasi dan juga bisa berekses negatif dalam perjuangan membangun Buleleng.

"Kalau mau maju lagi ke DPRD Buleleng maka tidak ada regenerasi. Seolah-olah hanya saya yang punya peluang menjadi anggota Dewan,"  ujar politisi yang menjunjung tinggi adanya regenerasi dan "darah segar" dalam partai politik dan kursi legislatif itu. Keyakinan itu juga yang membuat Dewa Sukrawan meninggalkan Golkar yang "memaksa"  dirinya untuk maju ke DPRD Kabupaten Buleleng dan menutup peluangnya maju ke DPRD Bali.

Di sisi lain ada visi besar yang ingin diperjuangkan Dewa Sukrawan dengan nyaleg ke DPRD Bali. Baginya pembangunan Buleleng harus lebih banyak disuarakan juga di tingkat provinsi khususnya di level legislatif. Selain itu juga tentu ada keterbatasan ruang gerak perjuangan baik dari sisi legislasi (pembuatan peraturan daerah), budgeting (penganggaran) maupun controlling (pengawasan) jika dirinya tetap di DPRD Kabupaten Buleleng 

"Kalau saya hanya duduk di DPRD Kabupaten Buleleng,  anggaran yang bisa saya perjuangkan tentu kecil. Saya juga tidak bisa banyak bersuara ke Gubernur untuk lebih memperhatikan pembangunan Buleleng," katanya lantas menambahkan selama ini perjuangan para wakil rakyat asal Buleleng yang duduk di DPRD Bali memang sudah ada namun belum bisa berbuat maksimal.

Saat ditanya bagaimana peluangnya untuk terpilih mendapat  "kursi" di Renon, Dewa Sukrawan mengaku sangat optimis. Dengan demikian Demokrat bisa mendapatkan dua kursi wakil rakyat dari Buleleng di DPRD Bali. Hasil Pileg 2014 lalu Demokrat hanya punya satu wakil dari Buleleng yakni I Komang Nova Sewi Putra yang duduk di Komisi I DPRD Bali.

Optimisme ini tentu sangat beralasan. Jika dilihat rekam jejak dan karir politik Dewa Sukrawan, ia sudah punya modal elektabilitas yang tinggi. Pertama, sudah tiga periode di DPRD Buleleng. Terakhir periode 2009-2014 bahkan ia menjabat Ketua DPRD Buleleng. Lalu pada 2013, ia dipercaya sebagai Calon Wakil Gubernur Bali mendampingi AA Ngurah Puspayoga yang diusung PDI P. Namun memang pasangan yang disebut PAS (Puspayoga-Sukrawan) ini kalah tipis dari pasangan I Made Mangku Pastikadan I Ketut Sudikerta (Pasti-Kerta) dengan selisih 996 suara atau 0.05 persen.

Tidak ciut nyali di panggung politik  calon kepala daerah, Dewa Sukrawan kembali bertarung sebagai Calon Bupati Buleleng periode 2017-2022 berpasangan dengan Gede Dharma Wijaya (Paket Surya) dari jalur independen (perorangan). Namun "Dewi Fortuna" lebih memihak pasangan petahana Putu Agus Suradnyana dan I Nyoman Sutjidra  (Paket PASS) untuk terpilih kembali dua periode.

Maka tentu Dewa Sukrawan sudah punya basis massa yang jelas di Buleleng dan modal sosial yang kuat serta bukti perjuangan nyata. "Jadi kami sangat optimis Demokrat dapat dua kursi dari Buleleng. Apalagi tokoh-tokoh yang maju juga sangat potensial mendongkrak suara Demokrat seperti incumbent Nova. Lalu ada Arga Pinatih, Budi Hartawan (mantan anggota DPRD Bali periode 2009-2014-red). Untuk dua kursi, suara 50 ribu di titik aman. Dan itu bisa tercapai jika 12 caleg Demokrat ini bekerja bersama," ujar Dewa Sukrawan.

Di sisi lain ia juga sudah memetakan kekuatan caleg incumbent dan caleg yang dipasang parpol lain baik PAN, Hanura, NasDem, Gerindra yang masing-masing dapat satu kursi DPRD Bali hasil Pileg 2014. Lalu dua kursi milik Golkar dan lima kursi milik PDI P. "Untuk PDI P peluang kursinya berkurang sangat besar. Apalagi salah satu incumbent Kariyasa Adnyana maju ke DPR RI," tandas Dewa Sukrawan yang juga mantan kader PDI P itu. (DN - BdI)

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com