"Satu Malam Tiga Cinta" di Lovina - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

4/1/18

"Satu Malam Tiga Cinta" di Lovina


Buleleng, Dewata News. Com — Hari jadi Kota Singaraja ke-414, pada hari Jumat – tanggal 30 Maret 2018 benar-benar menjadi suatu moment bersejarah bagi pegiat seni sastra modern di Bumi Den Bukit yang melahirkan budayawan pertama Bali di kancah sastra Indonesia, Anak Agung Panji Tisna, dengan gelaran Bernyanyi & Berpuisi di ”The Little Museum AA Panji Tisna”, Lovina.

Di gelaran Bernyanyi & Berpuisi yang dimotori cucu AA Panji Tisna, yakni AA Brawida yang lebih akrab disapa Agung Brawida ini menjadi kado HUT ke-414 Kota Singaraja, karena malam itu tiga maestro di kancah ”perpuisian” meluncurkan hasil karyanya. 

Tirthayasa yang lahir di kancah sastra 1970-an dengan Cantiryas Boy menyebut peluncuran tiga buku itu sebagai ”Tri Sakti” sastra Indonesia menandai geliat ”Bangunlah Buleleng”, seperti yang tertuang dalam puisinya yang digemakan di panggung acara resepsi HUT ke-414 Kota Singaraja yang diselenggarakan di halaman rumah jabatan Bupati Buleleng. Pun kembali digelorakan pada acara Bernyanyi & Berpuisi di Puri Manggala ”The Little Museum AA Panji Tisna”, Lovina.

Sementara penyair DS Putra yang mempunyai identitas Dharma Santika Putra dari Bumi Mekepung, Negara menyebut kegiatan tiga maestro puisi itu meluncurkan hasil karyanya sebagai ”Satu Malam Tiga Cinta” di Lovina.

Adalah Ni Putu Putri Suastini malam itu datang didampingi mantan kekasihnya, Dr. Wayan Koster,MM meluncurkan buku Antologi Puisi yang diberi judul ”Bunga Merah”, sementara Gede Artawan yang penyair, doctor linguistic dan dosen pascasarjana Undiksha serta Koordinator Dermaga Seni Buleleng mengupas habis ”Menembus Patriarki” sebagai Refleksi Perjuangan Perempuan Bali dalam Novel Indonesia. Sedangkan Yvonne de Fretes yang lahir di Singaraja, Bali 10 Oktober aktif menulis cerpen dan puisi di berbagai media pusat dan daerah saat ini tinggal di Bogor tapi aktivitasnya sebagai dosen STIKOM London School of Public Ralations di Jakarta meluncurkan Kumpulan Puisi  ”Berlayar Malam”.

Kegiatan sastra dalam sunyi dan hening dengan aura AA Panji Tisna dipandu Dr. I Wayan Artika bersama Dr. Gede Artawan yang keduanya dosen di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa danSeni Undiksha Singaraja. Menjadi seru momen peluncuran buku itu adanya berbagai sorotan terhadap buku yang diluncurkan, terutama DS Putra karena apa yang diselenggarakan ini merupakan "Ritus Kebudayaan Bali Utara".

Seperti diketahui, bahwa Ni Putu Putri Suastini menghadirkan dirinya sebagai pembaca puisi yang piawai, khidmat dan sanggup ”menghanyutkan pendengarnya, dan itu dibuktikan malam itu. Istri anggota parlemen di Senayan, Wayan Koster yang juga Calon Gubernur Bali nomor urut 1 ini mudah diundang membaca puisi di mana pun, karena membaca puisi baginya adalah bagian dari yang bisa ya persembahkan kepada khalayak, dan terutama kepada baktinya yang tulus untuk dunia sastra itu sendiri.

Dan kini sempurnalah dedikasi Suastini kepada dunia sastra dengan hadirnya buku antologi puisi yang berjudul Bunga Merah. Buku antologi puisi setebal 206 halaman memuat puisi-puisi Suastini menawarkan ”realitas puitik” dengan daya ungkap yang sahaja, daya rias bahasa yang kadang liris, terutama pada puisi-puisi pendeknya.

Lain Suastini,lain juga Gede Artawan yang dua kali menerima Anugerah Seni Wijaya Kusuma dari pemerintah Kabupaten Buleleng, di samping kumpulan cerpennya ”Petarung Jambul” mendapat Anugerah Seni Widya Pataka dari pemerintah Provinsi Bali. Malam itu dijadikan momen peluncuran buku ”Menembus Patriarki”  Refleksi Perjuangan Perempuan Bali dalam Novel Indonesia.

Melalui bukunya itu, Artawan kelahiran Bumi Serombotan, Klungkung ini memaparkan AA Panji Tisna, Putu Wijaya dan Oka Rusmini melalui tokoh-tokoh perempuannya dalam novel melakukan perbagai upaya menembus kebekuan patriarki yang menghegemoni, di antaranya melakukan perjuangan dalam berbagai ranah, seperti tradisi, kesetaraan gender, dan lain-lain.

Di Singaraja, Gede Artawan, selain coordinator Dermaga Seni Buleleng bersama-sama Gde Dharna alm. dan Made Tirthayasa, sejak tahun 1998 sampai sekarang yang sering menggelar even sastra di antaranya lomba menulis puisi memperebutkan tropy Singa Ambara Raja Award, juga menjadi coordinator Komunitas Api yang telah pentas di beberapa evan.

Terakhir dari ”Satu Malam Tiga Cinta” di Lovina, adalah peluncuran buku Kumpulan Puisi Yvonne De Pretes dengan judul ”Berlayar Malam”. Dalam kumpulan buku puisi ini, Yvonne de Fretes secara jernih mengungkapkan eksplorasi estetiknya atas berbagai pengalaman nyata. Dengan bahasa yang sederhana, penjelajahan romantic yangdilakukan Yvonne menimbulkan kesan yang mendalam pada kita, bahwa Yvonne memiliki kegelisahan tersendiri, namun tidak terjebak pada sentimentalitas yang berlebihan.


Setelah itu, dipandu MC, Dayu satu persatu dipanggil pegiat seni yang hadir, diawali bernyanyi’nya Agung Brawida dan pembacaan puisi dari sang maestro Putu Putri Suastini, Yvonne de Fretes, bahkan Wayan Koster dan Ketut Kariyasa Adnyana, di samping Gede Artawan dengan Komunitas Api serta Teater Selem Putih di bawah komando Putu Satriya Koesuma memainkan dramatisasi puisi "Bunga Merah" karya Ni Putu Putri Suastini. (DN ~ TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com