Undiksha Siap Hadapi Era Revolusi Industri 4.0 - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

3/29/18

Undiksha Siap Hadapi Era Revolusi Industri 4.0


Buleleng, Dewata News. Com — Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) satu-satunya negeri di Singaraja, Buleleng, Bali siap menghadapi Era Revolusi Industri 4.0.

”Karena setiap perguruan tinggi wajib hukumnya untuk menjawab tantangan di Era Revolusi Industri 4.0 itu melalui kegiatan yang nyata. Bagi Undiksha sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya persiapan dan sudah melaksanakan berbagai program, terkait dengan himbauan dan bahkan penegasan Menristek pada rakernas di Medan, beberapa waktu lalu”, kata Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan Undiksha, Prof. Dr. Wayan Lasmawan, M.Pd di ruang kerjanya, Kamis (29/03) siang.

Dengan penegasan Menristek, dijelaskan Prof. Wayan Lasmawan, Undiksha harus mengembangkan sikap reponsif dan inovatif. Karena Revolusi Industri 4.0 ini tidak bisa dijawab dengan wacana, tetapi harus dijawab dengan tindakan-tindakan nyata, berupa kebijakan-kebijakan yang bersifat inovatif, terstruktur dan reponsif.

”Perguruan Tinggi di Indonesia, termasuk Undiksha sebagai ujung tombak integritas dan kedirian sebuah bangsa harus mampu tampil sebagai pembaharu, karena pembaharuan telah terjadi secara global dan telah terjadi dimana-mana. Jika kita tidak mampu beradaptasi atau mengikuti perubahan ini, kita akan redup secara perlahan”, jelas Prof. Lasmawan.  

Sementara Undiksha, menurut Prof. Lasmawan, sebagai salah satu perguruan tinggi negeri terdepan di kawasan Indonesia Tengah, telah mengusung visi sebagai universitas unggul berlandaskan falsafah Tri Hita Karana di Asia pada tahun 2045. Karena itu, kepemilikan dan manajemen SDM merupakan salah satu kunci bagi eksistensi dan kiprah Undiksha dalam kontelasi masyarakat global.

Untuk itulah oleh Prof. Lasmawan selaku Wakil Rektor II Bidang Umum & Keuangan Undiksha terus mendorong pegawai dan dosen untuk meningkatkan jenjang strata dengan studi lanjuut, sebagai langkah peningkatan SDM. Bahkan, mereka sebagai dosen minimal S-2 tidak saja didorong melanjutkan pendidikan di dalam negeri, namun tidak sedikit menempuh S-3 di luar negeri dengan pembiayaan universitas. ”Saat ini setidaknya ada 36 orang dosen Undiksha sedang menempuh pendidikian S-3 dalam rangka memenuhi disiplin keilmuan”, imbuhnya.

Karena salah satu ketinggalan di dunia ke-empat ini, lanjut Prof. Lasmawan, hanya bisa dikejar dengan mengedepankan pembenahan dan menginovasi model-model tentang system pembelajaran. Dengan system pembelajaran yang baik berbasiskan digital atau ilmu pengetahuan dan tekonologi berharap akan lahir SDM yang handal dan siap bersaing berkompetisi di era industry. Selain itu, harus dilakukan rekontruksi kelembagaan dan Undiksha sudah melakukan dengan mengusulkan beberapa prodi yang prospektipnya sangat tinggi, terutama prodi yang non kependidikan.

Sedangkan factor yang lain, yakni pengembangan berbagai system layanan, baik system layanan akademik, maupun system-sistem layanan yang menyangkut masyarakat di luar kampus yang semuanya berbasis digital. Artinya, lanjut Prof. Lasmawan, Undiksha saat ini sedang mengembangkan system layanan terpadu, sehingga semua layanan dengan satu pintu, sebagai salah satu bentuk reponsif Undiksha dalam rangka menjawab Revolusi Industri 4.0.

Menurut Prof. Lasmawan, bahwa pihaknya juga mendorong lahirnya peneliti-peneliti handal dengan mengalokasikan dana penelitian kisaran 12% dari total PNBP yang dikelola. Harapannya, Undiksha akan mampu memberi kontribusi dalam pemikiran-pemikiran dan produk inovatif melalui penelitian.

Prof. Lasmawan juga menyebutkan, bahwa sebenarnya Undiksha yang dipimpin Rektor Dr.Nyoman Jampel telah menekankan pada tiga hal yang harus selalu diterjemahkan di berbagai program maupun kegiatan yang dirancang. Dari tiga hal itu, di antaranya kualitas akademik, dengan peningkatan kapasitas laboratorium praktek kemahasiswaan, melalui pembenahan.

”Era digital hanya bisa dijawab dengan layanan yang bersifat digital”, kata Prof. Lasmawan.

Dengan peningkatan manajemen SDM sivitas akademika, khususnya para pegawai  nantinya mampu memahami dengan benar bagaimana berkinerja di era digital, minimal seorang pegawai mengerti dunia teknologi dan informasi. Karena kalau tidak begitu, maka mereka akan ditinggalkan dan Undiksha juga akan tertinggal.

Khusus bagi dosen yang melakukan riset atau program pengabdian yang mereka lakukan, lanjut Prof. Lasmawan, merujuk pada kelembagaan Undiksha, yang salah satunya adalah agar riset yang dilakukan itu mampu berkontribusi pada upaya penguatan karakter kebangsaan. ”Karena bagi kami di Undiksha sebagai LPTK sehebat apapun sumber daya yang dilahirkan, secerdas apapun tapi manakan kehilangan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia, pendidikan itu gagal”, tegas Wakil Raktor II Undiksha Prof. Dr. Wayan Lasmawan.

Karena itu, melalui Undiksha sebagai LPTK lahir manusia-manusia yang cerdas, yang beretika dan berkarakter. (DN ~ TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com